Chapter 7

377 46 10
                                    



Betapa Taehyung ingin tersenyum bahagia mendengar kalimat yang baru saja terucap dari bibir Jungkook, betapa ia ingin sekali membalas rengkuhan pemuda itu. Betapa Taehyung ingin menangis karena dia terlampau bahagia.


Namun, dia tidak bisa.


Tidak saat kematian itu berdiri angkuh tepat dihadapannya, tersenyum senang dalam setiap hembus nafasnya. Tertawa dalam setiap tangis yang dia derai bersama harapan yang coba dia rengkuh untuk terakhir kalinya.


"Jung... Kook..." suara Taehyung terbata, terdengar begitu lemah seiring dengan hilangnya rengkuhan Jungkook untuk beralih menatap wajah piasnya.


"Hm, apa yang ingin kau katakan Taehyung-ah?" Begitu halus tuturnya membuat Taehyung sempat goyah. Namun, tidak... ini adalah keputusannya.


"Jimin... aku ingin bertemu dengannya."


Karena bukan tanpa alasan rasa sakit itu singgah dan ada, bukan tanpa alasan Taehyung tersenyum untuk Jungkook dengan segenap sesak yang menyumpal dadanya, bukan tanpa alasan ia melakukan ini semua. Sebab semua yang dia lakukan ini hanya untuk Jungkook, untuknya dan semua rasa cinta yang masih mengukungnya dengan begitu kuat. Untuk itu semua Taehyung melakukannya.


Menjadikan Jimin sekali lagi menjadi sandaran baginya tanpa perduli jika sahabatnya itu terlampau sekarat untuk kembali terluka karenanya.



[][][]



Jeda yang tersimpan itu selalu disana, dalam ruang hampa yang selalu penuh oleh satu nama. Taehyung dan apapun yang tengah pemuda itu pikirkan pasti akan jauh lebih buruk daripada scenario yang Tuhan telah gariskan pada mereka. Dan scenario itu diawali dengan wajah tegang Jungkook yang mencarinya. Mengucap satu nama yang selalu menjadi satu-satunya alarm bagi Jimin untuk sadar dari semua mimpi kosong tentang asanya bersama sang pemilik nama. "Taehyung sudah sadar, dia mencarimu." Ada nada tak suka yang begitu gamblang terlukis disana, nada tak terima yang Jimin pahami lebih dari segalanya. Dia juga selalu tak suka Jungkook menyebut nama sahabatnya, Jimin tak suka namun semua itu tak lantas membuat keadaan Taehyung menjadi lebih baik nantinya.


Lantas, dengan hela nafas ringan Jimin menepuk paha. Berdiri dari kursi taman yang satu minggu ini dia jadikan sandaran untuk lelahnya yang telah mencapai limit. Untuk apapun yang nanti akan Taehyung berikan, Jimin telah lebih siap dari apapun juga. "Hm, aku tahu."


Sebab apa yang selama ini Jimin lakukan hanyalah untuk Taehyung semata, setiap hari, setiap waktu, setiap detik. Kapanpun Taehyung membutuhkannya. Jimin akan selalu ada tak perduli bagaimana keadaan dirinya. Taehyung adalah segalanya, segala yang membuat hidupnya jauh lebih bermakna.


Jungkook masih menatap Jimin dengan wajah tak ramah, dia memang selalu tak menyukai kedekatan Jimin dan Taehyung. Apapun alasan yang Taehyung berikan, Jungkook tetap memandang Jimin sebagai satu-satunya hal yang membuat hubungan keduanya memiliki sehat. Jungkook tak bisa menembus sekat itu, tidak selama Jimin masih ada disana, berdiri tegak dengan senyum yang selalu membuat Taehyung tergelak karenanya. "Aku harus menegaskan satu hal untukmu." Jungkook tiba-tiba bersuara, membawa perhatian Jimin tertuju padanya. "Taehyung adalah milikku."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HUG ME [KookV - MinV]Where stories live. Discover now