Chapter 18 :
Under The Moonlight🌸🌸🌸
Selamat pagi untuk hari yang menyegarkan.
Hari ini, hari terakhir Airin berada di Korea. Dan, tentunya ada perasaan yang bergejolak di dalam dadanya. Rasa bahagia, takut dan khawatir mendominasi semua yang ada didalam pikirannya. Ada juga satu rasa aneh yang ada didalam dadanya yang membuat degup jantungnya seakan menyiksa otak.
Airin melirik jam tangannya dan beberapa detik kemudian terdengar suara instruksi untuk masuk ke pesawat. Mata Airin kini terpaku pada satu sosok yang kini berjalan dengan santai di tengah kerumunan orang.
"Jangan berjalan disampingku saat menunggu keberangkatan nanti."
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin kamu dikenali mereka."
"Bukannya urusan kamu sama mereka sudah selesai?"
"Belum sepenuhnya."
Ya, hanya itu percakapan terakhir mereka saat tiba di bandara. Airin hanya ingin menurut saja, lagipula kata Joo Ril ia tak akan jauh-jauh dari pandangan Airin begitupun sebaliknya. Hanya saja mereka tidak duduk berdampingan seperti biasa.
Airin membuang napas panjang saat mendapatkan tempatnya. Sangat nyaman namun entah kenapa respon tubuhnya malah terlihat gelisah. Airin menggigit bibir bawahnya karena rasa gugup yang ia rasakan. Luar biasa menyiksa. Ayolah Airin, ini hanyalah keberangkatanmu ke Indonesia, rumahmu, bukan ke neraka.
Airin memejam matanya dan sekali ia membuang napas panjangnya membuang segala rasa gugup disana.
"Astaga!" Airin menutup mulutnya saat terkejut dengan sosok yang berada disampingnya. Joo Ril, entah sejak kapan cowok itu berada disampingnya dan menatapnya dengan begitu lekat.
"Kamu sedang berdoa?"
Tidak mengubris pertanyaan itu, Airin malah menaikkan maskernya menutupi sebagian wajahnya dan sedikit mendongak memerhatikan orang-orang disekelilingnya memastikan sesuatu.
"Mereka tidak ikut bersamaku. Mereka hanya memastikan agar aku benar-benar masuk kedalam pesawat dan tidak lari lagi." Mendengar yang baru saja dikatakan Joo Ril, lantas pupil mata Airin berhenti menjelajahi orang-orang disekita sana dan kini matanya menatap Joo Ril dengan tatapan heran.
"Lagi?"
"Hmm." Suatu gumaman yang cukup meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Teen FictionSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...