Chapter 23

192 39 25
                                    

Chapter 23 :Unexpeted Day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 23 :
Unexpeted Day

🌸🌸🌸

Airin membuka matanya perlahan, dan indra penciumanlah yang pertama merespon. Bau khas obat-obatan bercampur alkohol mendominasi ruangan. Apalagi kalau bukan ruang UKS.

Gadis itu memegang kepalanya, terasa begitu berat. Rasa sakitnya masih saja membuat Airin tak mampu mengangkat tubuhnya. Ia hanya memandang langit-langit ruangan, mungkin jika ia beristirahat sebentar akan membuat rasa sakitnya meredah.

Tapi tunggu, siapa yang membawanya kesini? Airin kini berpikir keras membuat kepalanya malah berdenyut lebih hebat. Gadis itu meringis dan hampir di waktu yang bersamaan seseorang masuk membuka tirai dari bilik ranjang Airin.

"Sudah bangun?"

Airin tertegun, orang itu benar-benar muncul seperti hantu.

"Menurut lo?"

Veno terkekeh lalu mendekat.

"Masih sakit kepalanya?"

Airin berdehem. "Udah mendingan."

Cowok itu mengangguk dan mengulurkan tangannya memberikan ponsel digenggamannya pada sang pemilik. "Jatoh tadi pas lo pingsan."

Setelah memberikan ponsel Airin, cowok itu beranjak. Alis Airin tertaut, tumben cowok itu tidak menyebalkan seperti biasanya. Dan juga, sikapnya tampak sedikit berbeda.

"Vano."

"Ya?"

Airin bergumam sebelum bertanya. "Lo yang bawa gue ke sini?"

Veno mengangkat alisnya. "Menurut lo?" tampaknya cowok itu baru saja menirukan ucapan yang dilontarkan Airin sebelumnya.

Airin menghembuskan napas panjang. "Makasih."

Veno hanya tersenyum dan mengangguk menyambut ucapan Airin. Setelahnya, ia hilang dibalik tirai.

Airin bersandar pada dinding, kepalanya masih terasa berdenyut. Mungkin ia akan menghabiskan waktunya di UKS hari ini. Jangan membuang kesempatan, penyebabnya berada di UKS adalah alasan yang cukup kuat untuk menghabiskan waktu tanpa mendengarkan sang guru berceloteh di kelas.

Jadi, Airin memilih untuk meraih ponselnya dan menelepon Railly. Tak butuh waktu lama, hanya selang beberapa detik panggilannya diangkat.

"Lo dimana sih? Dari tadi gak kelihatan."

Belum juga Airin bersuara, orang yang ada di kejauhan sana sudah menyela.

"UKS." Airin mengambil jeda. "Gue gak sengaja pingsan tadi. Izin-"

Airin berdecak seraya menjauhkan ponsel dari telingahnya, suara Railly terasa begitu menusuk. Jangan heran, gadis itu memang selalu berlebihan.

"Gue nggak apa-apa elah, pusing dikit doang. Lagian males gue ikut pelajarannya Pak Dhatu."

Miracle [Unpublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang