Bab 4

2.1K 227 23
                                    

Harel membuka matanya secara perlahan, cukup terkejut dengan 2 wajah yang melihatnya secara dekat. Membuat kening harel menyergit dengan matanya yang masih enggan terbuka lebar. Membuat kedua putranya langsung mencium pipi harel

Chup!!

"Molning mama"ucap mereka, membuat senyum harel mengembang

Chup!!..

Chup!!..

"Morning too twins boy"ucap harel membalas kedua putranya, mengundang kekehan kecil dari mereka

"Mama tidak bekelja?"tanya yang paling sulung

"Mama skip malam sayang"ucap harel membuat dua putranya mengangguk paham

"Ayo bangun ma, ais lapal"ucapnya bangkit diluan

"Dasal busung tong"ledek sang adik

"Bialin, dasal tuan ili, weeh"ledeknya balik, membuat si bungsu mendengus tidak suka

Harel terkekeh kecil sambil bangkit, lalu mengusak matanya. Paginya selalu begini dipenuhi dengan dua putranya, mereka selalu membuat harel tersenyum dan berakhir terkekeh pelan jika mereka sedang meledek satu sama lain. Namun! Tidak menutup kemungkinan jika kedua putranya akan saling kejar jika tak ingin ada yang mengalah, dan yang paling suka mengalah adalah si bungsu karena terlalu malas untuk mengejar sang kakak. Bahkan ia tak segan-segan membuat sisulung terkadang kesal dan menimpuk adiknya menggunakan tangan mungilnya. Yang hanya mendapatkan putaran bola mata malas adiknya

"Sudah ayo siap-siap dulu, lalu kita sarapan"ucap harel pada kedua putranya

"Mandi dengan mama iya"ucap si bungsu bersemangat, membuat yang sulung memicingkan matanya menatap sang adik

"Ok-"

"Tidak boleh"ucap si sulung menyela ucapan harel, membuat mereka langsung menatap si sulung

"Why?"tanya si bungsu dengan melotot ke arah kakaknya, karena mendapatkan tatapan tajam. Membuat harel menggelengkan kepalanya

"Kenapa kamu bilang?"tanya si sulung menaiki alisnya naik turun, membuat si bungsu mengerti maksud sang kakak dan membuang mukanya kesal

"Sudah-sudah"ucap harel melerai, karena sungguh ia tak tau masalahnya apa. Apalagi dengan senyum genit si sulung pada si bungsu, yang mengundang kekesalan pada adiknya

"Mama mandi sendili saja, ais dan jo akan mandi belsama"ucapnya pada harel, membuat harel memandang putra bungsunya yang menggeleng

"Jangan menolak sayang, nanti kamu akan aku tonjok, mengelti"ucapnya merangkul sang adik membuat yang dirangkul mendengus kesal

"Aku tidak mau mandi denganmu, aku mau mandi dengan mama, mama"ucapnya memeluk lengan harel, membuat sisulung memutar bola matanya malas

"Tidak boleh, kamu nanti akan modus"ucap sisulung, membuat harel melongo sementara si bungsu memandang kakaknya tidak terima

"Aku tidak modus, belapa kali aku halus bilang, kalau aku hanya nyaman saat berada didada mama, lagian dada mama itu lembut dan empuk"ucapnya lantang melotot pada sang kakak, membuat harel makin melongo dengan kedua putranya

"Tapi sama saja, itu kamu modus namanya"ucapnya si sulung tak mau kalah

"Bilang saja kamu ilikan, kalena tak bisa"ucap si bungsu kembali, membuat si sulung mendekat pada adiknya

"Tidak! Itu kamu saja yang tukang ili"ucapnya, membuat sang adik menjadi emosi

"Kau-"

"Oke! Stop anak-anak, ini sudah keterlaluan. Ais jangan terus menggoda adikmu supaya ia kesal, dan jo jagalah emosimu. Kalian mengerti"ucap harel melerai kedua putranya dengan memegang bahu mereka

Hak AsuhWhere stories live. Discover now