Bab 6

2K 212 49
                                    

Setelah diteriaki oleh harel, sisulung langsung meninggalkan kamar setelah berhasil mencium kembali bibir adiknya dan mendapatkan teriakkan kesal dari sibungsu. Ia tertawa gemas melihat wajah memerah milik adiknya, bahkan ia terlampau bahagia hanya melihat sipemilik wajah datar itu marah

Sisulung berlari kecil menuju pintu depan, meraih susah payah kenop tersebut. Sampai terbukalah dan menampilkan pemuda tampan berdiri tegap didepannya, membuat sisulung melonggo sambil membulatkan matanya lucu. Membuat yang ditatap merasa risih dengan pandangan sisulung

"ekhem!"dehem sipemuda, namun membuat sisulung semakin membulatkan matanya lagi dan memandang takjub

"dimana pemilik rumah ini?"tanyanya lagi, namun masih tak ada jawaban apapun

Sisulung yang merasa seperti melihat pangeran, langsung bergelayut manja dikaki pemuda tersebut. Membuat ia sedikit kaget dan mencoba menjauh sisulung dari jangkauan kakinya

"kamu pangelan aiskan, nanti jadi suami ais iya"ucap sisulung penuh binar, membuat pemuda itu melotot tak percaya atas ucapan bocah yang ada dihadapanya

"hei bocah, tau apa kau tentang suami. Astaga, sekolah yang benar sana!"ucapnya ketus sambil terus berusaha melepaskan tangan sisulung dikakinya

Membuat sisulung memajukan bibir kesal sambil melepaskan tangannya yang bergelayut manja dikaki pemuda tersebut

"huhu sama saja dengan jo, mending ais dengan jo saja. Lagian apa bedanya, ais hanya belwajal datal saja. Tidak pelnah membentak ais, tidak sepeltimu"ucap sisulung membuang muka karena merasa kesal pada pemuda dihadapannya

Memang wajahnya tampan dan berwibawa, namun sikapnya ketus dan datar sekali membuat jiwanya yang ingin menggoda hilang begitu saja dan terlebih tidak mood lagi

"dimana pemilik rumah ini?"tanyanya lagi

Namun sisulung masih dalam mode tidak ingin menanggapi pemuda didepannya, jika ia berbicara maka ia akan seratus persen menjadi marah-marah tidak jelas. Makanya ia memilih diam sambil membuang mukanya saja, menghindari untuk memarahi pemuda tampan dihadapannya. Karena ia tak mau sampai jiwa periang serta ramah lembutnya rusak

Sedangkan harel yang berada didapur telah selesai membereskan belanjaannya, kemudian ia melanjutkan untuk memasak sebentar. Sebelum teringat putra sulungnya yang ia suruh untuk membuka pintu rumahnya

"ais? Siapa yang datang?"teriaknya bertanya dari arah dapur

Sisulung yang disebrang pintu depan mendengar teriakkan harel langsung menyaut, sementara pemuda itu hanya diam sambil mendengarkannya

"tidak kenal, tapi sangat tampan. Dia juga mencali mama, olangnya didepan ais!"teriak sisulung begitu keras membuat harel langsung terdiam dan berpikir

"siapa dia?"tanya harel pada dirinya sendiri, kemudian memutuskan untuk mengahampiri mereka

Harel terus berjalan ke depan, ia terus berpikir sampai matanya menangkap jelas orang yang berada didepan putra sulungnya. Matanya sukses membulat sempurna dengan tidak elitnya, sampai jantungnya terasa ingin lepas

'bagaimana bisa'batin harel langsung mendekati putranya, menarik lembut lalu menatap mata putranya yang kini tengah merajuk

"masuk kekamar lalu kunci, oke"ucap harel, membuat putra sulungnya heran

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hak AsuhWhere stories live. Discover now