Bab 5

2.5K 251 58
                                    

Harel dan kedua putranya sudah berada didepan supermarket, tidak perlu menggunakan ongkos untuk menaiki bus ataupun taksi karena beberapa meter dari rumahnya sangat bisa dijangkau. Harel sudah menjadi pelanggan terbaik selama beberapa bulan disini, karena sikapnya yang ramah dan tentu sering berbelanja. Menjadi sangat terkenal, apalagi bulan lalu dirinya pernah berkerja disini sebagai pengganti yang tidak masuk. Karena memang dirinya butuh uang tambahan untuk keperluan lainnya

Harel tersenyum lebar, sementara putra bungsunya hanya memasang wajab seperti biasa datar dan tak berekspresi berbeda balik dengan sisulung yang sudah memancarkan binar semangat luar biasa

"Semangat belanja anak-anak?"teriak harel sambil bertanya pada kedua putranya

"Yes/Noooo!!"ucap mereka kompak membuat harel langsung terkekeh pelan, apalagi dengan anak bungsunya yang terlihat tak bersemangat

"Jangan banyak belanja, pikilkan mama juga"ucap sibungsu pada kakaknya yang hanya mengangguk patuh

"Jangan mengangguk saja, awas kalau ais banyak belanja. Akan jo jual besoknya"ucap sibungsu mengancam kakaknya, membuat sisulung memajukan bibirnya sambil menggeleng kuat

"Kalau tidak mau, belanja secukupnya. Apa yang ingin dimakan, jangan belebihan. Pikilkan mama"ucapnya sekali lagi

"Iya bawel"ucap sisulung

"Mana tanganmu?"tanya sibungsu pada kakaknya

"Ini"ucapnya pada sibungsu

"Kalau begitu, pegang tangan jo. Jangan lepas selama ais memilih, bial jo bisa mengawasi"ucap sibungsu, membuat decak malas dari sisulung sambil meraih tangan adiknya untuk digenggam

"Sebenalnya aku atau dilimu sih kakaknya, helan aku tuh sama kamu"celotehnya pada sang adik, yang hanya memutar bola mata malas

"Kau akan menjadi kakakku selamanya, tapi tugasku melindungimu juga mengawasimu gendut. Kalena bial pun aku kulus sepelti ini, aku lebih kuat dalimu. Bukan begitu ma"ucapnya melirik harel yang hanya mengangguk dengan wajah lucu

"Tuh mama saja setuju, ayo masuk"ucap sibungsu menarik tangan kakaknya, membuat sisulung sempat mendengus kesal karena ditarik tiba-tiba

Sementara harel melongo melihat anak bungsunya, memang sih dia selalu seperti itu. Namun! Harel masih saja sering bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah sang dokter dulu tak keliru pada kedua putranya

"Aku heran sampai sekarang, sebenarnya kedua putraku tak tertukar waktukan saat lahir? Aku takutnya ada keliru"ucap harel pada dirinya sendiri, lalu melangkah masuk menyusul kedua putranya

Kedua putra harel sedang terlibat sedikit pertengkaran, setelah memilih berpisah dengan harel tentunya. Walaupun sudah biasa, harel akan selalu waspada terhadap kedua putranya. Bahkan ia memilih mengawasi dari jauhn mengumpat disalah satu rak. Ia tak mau kejadian dulu terulang lagi, cukup sekali dalam hidupnya jangan sampai menjadi kedua kalinya

"Aku akan tetap mau yang itu, tidak peduli"bentak sisulung pada adiknya

"Iya sudah kalau begitu, aku juga tidak peduli dan aku juga tak mau beldebat denganmu. Gendut!!"ucap sibungsu tak mau kalah

Hak AsuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang