#JINGGA POV

7 0 0
                                    

"Nah, ituu! Aku bilang penting karena aku tahu kamu kenal dia! Kemarin kamu bilang dia ngajak kamu ke gallery, ini kan orangnya?" Aku menyodorkan layar gawai hingga Sore menjauhkan dirinya karena jarak layar dan matanya terlalu dekat.

Sore memandangi layar itu. Masih bergeming.

Aku menunggu reaksinya, "Hei, Halooo! Ih malah ngelamun. Bener ngga?" tanyaku penuh selidik pada Sore. Wajahnya meredup. Aku mencoba memberinya waktu untuk berpikir dan mencerna segala yang terjadi.

Aku mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan karena setengah berlari untuk memenuhi janji dengan Sore. Air mineral dingin di tanganku sudah habis. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 16.30.

"Iya, ini Aldo." Jawab Sore, akhirnya. Kemudian dia mengalihkan pandangan ke cangkir matcha lattenya yang tampaknya sudah habis.

Aku jadi merasa bersalah, tapi aku tak akan membiarkan Aldo memainkan hati Sore lebih jauh. Secepatnya Sore harus tahu soal ini.

"Kita cuma kenalan sih, tapi aku aneh aja dia ngajak kencan dua cewek sekaligus. Aplikasi tinder buat apa coba kalau bukan buat kencan?"

"Iya juga sih, sebenarnya jam setengah lima ini aku ada janji sama Aldo. Pas banget ngga sih?" Sore langsung bersemangat, matanya berbinar. Aku jadi ikut bersemangat.

 "Kamu temui dia aja. Jangan bilang soal hari ini. Aku pengen tahu aja sikapnya nanti ke aku dan kamu. Siapa tahu bisa jadi tukang ojek kita berdua, hahaha.."

Sore ikut tertawa mendengar ide busukku.

"Udah buruan sana, aku masih mau kerjain deadline artikel disini. " Ucapku sambil mengambil laptop dari tas. Sore mulai bersiap-siap memasukkan earphone dan gawai ke dalam tas mungilnya.

"Yaudah, ntar kabarin yah. See you darl!"

Sore mengecup pipiku, kemudian berlalu meninggalkanku di kedai ini sendirian.

Baiklah, saatnya bekerja keras.

TARO - Romansa Lintas DuniaWhere stories live. Discover now