#RYAN POV

12 0 0
                                    

Aku memanggil pelayan dan segera memesan menu andalan tiap mampir ke sini, secangkir espresso. Minuman kopi paling dasar ini biasanya disajikan dalam demitasse alias cangkir khusus espresso berukuran 30 mililiter (satu shot) sampai 118 mililiter. Teksturnya yang pahit dan pekat, dengan buih putih di atasnya seakan membuat mood ku jadi naik seketika. Setelah menghabiskan seharian penuh dengan jadwal yang padat.

"Hay Doo, tumben ke sini? Lagi mau ketemuan sama siapa 'lagi' nih?" Tanyaku pada Aldo, karibku sejak SMA. Kebetulan kami dulu satu sekolahan, dan Aldo emang terkenal playboy. Di saat aku sibuk kejar tayang jam tambahan pulang sekolah, dia malah asyik nongkrong ngopi di warkop belakang sekolah. Tapi dia lumayan asyik kok kalo diajak ngobrol.

"Kok malah balik tanya, tuan Ryan. Lu yang ngapain ke sini? Ada bimbingan ama mahasiswi?" Tanya Aldo sedikit ketus.

Espresso ku datang. Aku sedikit mencecap dan menikmati pahitnya. Mungkin sepahit masa laluku.

"Ngga Do, kamu tuh senewen banget sih sama aku. Aku lagi ada janji ketemuan." Balasku sambil melirik casio kesayanganku. Aku datang lima belas menit lebih awal. Cukup lah buat basa basi dan ngusir Aldo. Haha.

"Ketemuan ama siapa Yan? Kenalin ama gue juga dong. Eh tapi gue mau cabut nih, gue mau jemput Mira. Kapan² kenalin gue Yan." Aldo membayar caffe lattenya dan beranjak pergi dengan sedikit tergesa-gesa. Dasar kelakuannya ngga berubah dari dulu.

Nadya. Kami memang ngga sekali dua kali bertemu, dulu kami ditempatkan di lokasi yang sama saat mengabdi di Indonesia Mengajar. Dan kami lagi bikin proyek bareng, mengadakan sebuah acara mini workshop. Nadya gadis yang pintar, supel dan ehmm menarik. Aku nyaman banget cerita apa saja, mungkin aku menyukainya. Sayang, dia sudah punya pacar.

Triingg.

Ada pesan masuk ke wa ku, "selamat sore Pak Ryan, mohon maaf mengganggu sebelumnya. Ada yang ingin saya diskusikan tentang proyek kita, sepertinya saya menemukan sedikit masalah. Bapak ada waktu senggang besok?" Nama Sore berada di urutan paling atas chat yang masuk.

Ehmm, besok ya.

"Oke, besok saya kabari ya," balasku singkat. Dan kulihat Nadya berjalan menghampiriku.

TARO - Romansa Lintas DuniaWhere stories live. Discover now