"Aku....... aku...." si pelayan tampaknya jadi agak gugup, ia bicara tergagap perlahan sekali.
"Kenapa?" Bie Lan heran bukan main.
"Siauwjin ingin mengatakan sesuatu.......!"
"Katakanlah! Apakah mulutmu sudah jadi kaku membuat kau tak bisa bicara dengan lancar?" tanya si gadis.
Pelayan itu menggelengkan kepalanya.
"Siauwjin ingin memberitahukan pada Kouwnio, keadaan di kota ini tak aman, maka setelah selesai makan, nona silahkan melanjutkan perjalananmu lagi......!"
Setelah berkata begitu, tanpa menantikan jawaban si gadis, pelayan ini memutar tubuhnya ia segera meninggalkan si gadis.
Bie Lan jadi tertegun heran. Tapi belum lagi dia bertanya sesuatu, si pelayan telah pergi meninggalkannya.
Sebagai seorang yang cerdas, seketika Bie Lan menyadari bahwa pelayan itu jelas bermaksud baik. Ia ingin memberitahukan padanya bahwa ada bahaya yang sewaktu-waktu bisa mengincar dirinya.
Cuma saja, tampaknya pelayan itu tidak leluasa buat menyampaikan hal itu kepadanya. Karenanya, si pelayan jadi salah tingkah.
Dan setelah memberitahukan hal itu, si pelayan juga pergi dengan segera, seakan juga tidak pernah mengatakan apa-apa, membuktikan di ruang rumah makan ini, pasti ada yang mengawasi, dan si pelayan kuatir nanti dia dicurigai orang itu, telah membongkar rahasia.
Kemudian juga Bie Lan, memandang menyapu seluruh ruangan dengan matanya yang tajam. Dia melihat hampir semua tamu-tamu yang berada di ruang makan itu memang tengah mengawasi dirinya dengan sorot mata yang aneh sekali.
Bie Lan tertawa dingin, kemudian dengan tenang melanjutkan makannya, dia menggerakkan sumpitnya dan meneruskan makannya dengan hati berpikir tidak hentinya, karena diliputi perasaan heran.
"Mengapa kelakuan mereka aneh sekali? Mengapa si pelayan tidak berani memberitahuban secara berterang?
"Atau memang pelayan itu mengetahui si jahat di ruang ini dan mengancam keselamatanku, sehingga dia memberikan bisikan seperti itu?" Pikir Bie Lan dalam hatinya.
Tapi biarpun Bie Lan berpikir keras, walaupun memang dia sangat cerdas, tapi tetap saja ia tidak berhasil memecahkan persoalan tersebut.
Tidak lama kemudian pelayan telah membawa pesanannya. Meletakkan sayur itu di atas meja.
"Untuk keselamatan juga, nona, setelah bersantap lebih baik kau meninggalkan kota ini.......!"
Masih si pelayan memperingati begitu padanya. Tiba-tiba tangan Bie Lan bergerak menyambar tangan si pelayan, ia mencekalnya, karena dilihatnya si pelayan hendak pergi lagi.
Muka si pelayan jadi berobah pucat.
"Kouwnio.......?" gugup sekali si pelayan.
"Tunggu dulu!" Kata si gadis. "Kau jangan pergi!"
Setelah berkata begitu, si gadis merogoh sakunya. Ia mengeluarkan sepuluh tail perak. Disesapkan ke dalam tangan si pelayan, dan ia bilang,
"Kau jangan takut, beritahukan padaku, apakah di ruang makan ini ada si jahat yang mengancam keselamatan? Jika memang benar, kau tidak perlu kuatir, nanti aku hajar si jahat itu setengah mampus!"
Pelayan itu jadi kesima menerima hadiah sebesar itu, juga mendengar kata-kata si gadis yang demikian gagah! Melihat sikap si gadis tampaknya si gadis ini bukanlah sebangsa gadis-gadis lainnya, dan ia gagah sekali. Atau memang gadis ini adalah seorang gadis pengelana dalam kalangan Kang-ouw.
Karena melihat sikap si gadis yang tenang dan berani, ia jadi lebih tenang.
"Baiklah Kouwnio, lepaskan dulu tanganmu!" Kata si pelayan dengan suara yang tetap perlahan, seperti berbisik. "Nanti aku ceritakan segalanya!"

YOU ARE READING
Pendekar Aneh Seruling Sakti
FantasyCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".