Flashback

844 131 41
                                    

Love You Twice

Hoseok menengadahkan kepalanya menatap langit yang semakin hitam dan angin juga semakin kencang. Ia pun mempercepat langkahnya, sesekali ia melihat ponselnya. Tidak ada tanda – tanda Sena membalas pesannya apalagi menelefonnya balik.

Belakangan ini Sena jarang membalas pesannya dengan cepat. Ia tahu kalau Sena sedang fokus dengan kursus furniture apalagi setelah ia pulang dari study-nya di Paris. Sena semakin memantabkan dirinya untuk terjun ke dunia furniture.

Kata Sena ia akan melanjutkan perkerjaan Ibunya sebagai design furnitur. Hoseok tahu kekasihnya itu suka dengan kayu.

Ia semakin mempercepat langkahnya ketika ia melihat tempat studio dimana Sena kursus. Ini bukan pertama kalinya sampai – sampai penjaga disana hapal dengan wajah Hoseok.

"Paman. Sena ada di dalam ?" tanya Hoseok kepada petugas yang menyambutnya.

"Sudah pulang dua jam yang lalu. Dengan temannya." jawab petugas tersebut. Hoseok tampak berfikir. Dengan siapa ?

Kenapa tidak memberi tahu nya.

"Dengan Hyein ?"

Petugas paru baya tersebut menggeleng kecil. "Tidak, dengan lelaki, aku tidak pernah melihatnya sebelumnya."

Hoseok sedikit terkejut saat melihat kilat di langit – langit.

"Ah—baiklah kalau begitu aku pamit Paman." Hoseok pun pamit dan melanjutkan perjalanannya. Yaitu kerumah Sena.

Love You Twice

"Aaiiishhh." Hoseok mengusap – ngusap kepala dan jaketnya yang sedikit basah karena hujan. Untung saja ia lebih cepat kalau tidak ia akan basah kuyub.

Ia pun menekan bel. Bukan cuma sekali tapi beberapa kali.

Hoseok menunggu pintu dibuka. Pandangannya mengarah ke jalanan. Melihat jalan yang basah. Hujan mengguyur cukup deras sekarang.

"Hoseok ?"

Hoseok menoleh, Ayahnya Sena tengah berdiri dengan membawa payung.

"Paman—" dirinya sedikit terkejut ia kira Sena yang akan membukakan gerbang ternyata tidak.

"Sena ada ?" tanyanya sopan.

"Sena belum pulang, Paman kira pergi bersamamu."

Dahi Hoseok berkerut samar.

"Eh—"

"Masuklah dulu." Ajak Ayahnya Sena.

Tidak enak jika menolak. Apalagi di sedang hujan. Dan dirinya tidak membawa payung. Ia pun mengangguk kecil.

Love You Twice

Mata Hoseok beberapa kali hampir terpejam. Kalau saja ia tidak menahannya. Ia tatapnya coklat panas yang sudah setengah habis.

Sudah dua jam ia menunggu Sena. Kekasihnya juga belum pulang. Bahkan Ayahnya juga sudah menelfon putrinya berulang kali. Hasilnya sama tidak ada jawaban.

Hoseok menatap pintu berharap Sena muncul. Tapi kantuknya semakin menyerangnya hingga dirinya tidak sanggup menahan kantuk.

Tanpa sadar lelaki ini menyandarkan pelan – pelan kepalanya di sofa. Arah pandangnya masih melihat ke pintu besar berwarna coklat.

Love You Twice

"Hati – hati." Sena melambaikan tangannya lalu tersenyum hangat kepada lelaki di dalam mobil yang mengantarnya pulang saat ini.

"Yoon."

Jantung Sena seakan berhenti mendengar namanya di panggil. Ia pun membalikkan badannya. Terkejutnya bukan main. Kenapa Hoseok ada dirumahnya.

Wajah lelaki itu terlihat sembab.

"Jung—" Sena menarik nafasnya sebentar. "Kenapa bisa ada dirumahku ?" langkahnya otomatis mundur ketika kekasihnya ini melangkah mendekatinya.

"Darimana saja ? Aku menghubungimu, Ayahmu juga Yoon." Ucap Hoseok khawatir.

"—Aku ada acara tadi, dan ponselku habis batrai."

"Sampai jam segini ? Kau bisa meminjam ponsel temanmu dan mengabariku. Jangan buat khawatir seperti ini Yoon."

Hoseok menarik kedua sudut bibirnya. Sena tidak wangi seperti biasanya. Wanginya terlalu kuat dan berbeda. Seperti citrus dan mint dan sedikit wangi bunga. Bukan wangi kayu cendana bercampur cinnamon kesukaannya.

"Pulang dengan siapa tadi." Hoseok sempat melihat Sena pulang di antar dengan mobil.

"De—dengan Sujin." Jawab Sena asal.

Mata Hoseok memicing kecil. "Sujin ?"

"Iya, Sujin anak baru di kursus."

"Apa kau bertengkar dengan Hyein ?" tanya Hoseok dengan ragu. Biasanya kalau bertengkar dengan Hyein. Sena akan pulang sendiri.

Hoseok melihat wanita ini menggigit bibirnya. Ia merasakan ada hal aneh. Kebiasaan Sena kalau menjawab dengan menggigit bibir itu tandanya ia menyembunyikan sesuatu. Tapi ia tidak mau berburuk sangkah lebih dini.

"Hmm—Tidak." Jantung Hoseok sedikit mencelos saat Sena bergumam menjawab sesuatu. Apakah kekasihnya sedang berbohong kepadanya.

Hoseok membuang pandanganya ke arah jalanan yang basah.

Perjanjian diantara mereka tidak ada kebohongan apapun itu. Tapi saat ini ia melihat kekasihnya berbohong dari sisi lain.

Hoseok kembali mengarahkan pandangannya ke wanita ini. "Kau tidak bohongkan ?" dadanya mendadak berdegub kencang. Berharap perkiraannya meleset.

"—hhmm—tidak Jung." Bahkan sekarang kekasihnya tengah mencubit pahanya.

Dinginnya malam bercampur dengan angin hujan membuat sapuan angin di pipinya seperti sebuah tamparan di pipinya. Ia tahu dari Hyein, kalau Sena berbohong maka ia akan mencubit pahanya ketika ia mengatakan hal bohong.

Wangi tanah bercampur angin malam terasa sangat kentara. Mereka sama – sama diam satu sama lain.

Sena membuang arah pandang matanya. Semakin lama pandangan Hoseok semakin mengintimidasinya.

"Masuklah." Tubuhnya menengang saat tangan Hoseok meraih tangannya.

"Ini sudah larut malam." Lanjut lelaki ini lagi.

Sena pun memaksakan senyumnya. Hoseok pun menarik kekasihnya ke dalam pelukannya.

Rasanya aneh tidak mencium wangi cendana dan cinnamon yang berbaur menyelimuti tubuh wanita ini.

Ia menyalurkan rasa rindu dalam bentuk kehangatan di dalam pelukannya. "Aku mencintaimu." Ucap Hoseok samar. Tapi masih terdengar jelas oleh Sena.

Baru kali ini lidah Sena seakan keluh. Bibirnya tidak bisa gerakan. Ia pertama kalinya ia tidak membalas ucapan cinta dari kekasihnya.

Hoseok melepaskan senyumannya. Di kecupnya dahi Sena. "Selamat malam Yoon."



To be continued


To be continued

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Love You Twice [ Complete ] ✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum