34

521 60 1
                                    

"Lusa akan ada acara amal yang di selenggarakan di Hall utama, kuharap kalian semua bisa datang sebagai tamuku" Ucap raja Arthur setelah mereka semua menyelesaikan makan siang mereka.

Saat ini mereka semua sedang berada di ruang bersantai yang berada di sayap timur istana ini.

"Acara amal?" Ulang Caitlyn yang tidak mengerti. Apakah ini sama seperti acara amal yang selalu di adakan di panti asuhan setiap tahunnya?

Jika iya pasti itu akan sangat menyenangkan, semua orang akan hadir dan menonton pentas seni yang di adakan oleh anak-anak, mereka akan bernyanyi dan bercengkrama. Oh Caitlyn sangat menyukainya.

"Kami akan sangat merasa terhormat yang mulia" Balas Paul dengan sopan.

"Tidak perlu sungkan anak muda, aku sudah menganggap kalian seperti anak-anakku sendiri. Kalian sudah sangat baik karena sudah menjaga putraku yang keras kepala ini" Ucap raja Arthur sembari mengacak puncak kepala Zach membuat pemuda itu protes tidak terima.

"Tidak, justru kami sangat beruntung karena Zach berada di tengah-tengah kami. Dia adalah 'penghidup' suasana yang paling handal" Sahut Corbyn sembari menekan kata penghidup.

"Haha,,, lucu sekali Corbyn" Ucap Zach sakartis. Dia dapat menangkap maksud lain dari ucapan pemuda berambut blonde tersebut, dan pastinya itu bukanlah sesuatu yang bagus.

Mereka semua tertawa melihat kelakuan Zach.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, mereka semua sudah kembali ke kamar masing-masing dan ada juga yang berjalan keliling istana sekedar menghabiskan waktu.

Seperti yang di lakukan oleh Caitlyn saat ini, dia sedang berjalan-jalan di halaman belakang istana yang di penuhi oleh berbagai macam tumbuhan.

Tetapi ada hal yang sangat menarik perhatiannya. Tepat di sudut halaman belakang itu terdapat sebuah taman bunga matahari yang sedang bermekaran.

Caitlyn melangkahkan kakinya ke sana dan menatap kagum kepada bunga-bunga tersebut.

"Indahnya" Gumam Caitlyn sembari berdecak kagum.

"Tentu saja, aku yang menanam semua ini" Tiba-tiba sebuah suara menyahuti gumaman nya membuat Caitlyn terperanjat kaget.

"Bisa tidak kau muncul dengan cara yang lebih normal?! Kenapa kau selalu muncul secara diam-diam seperti itu?!" Gerutunya sementara itu pemuda yang berada di sebelahnya hanya terkekeh kecil.

"Kau saja yang terlalu tuli sehingga tidak mendengar langkah kakiku, apa perlu kau kubawa ke dokter THT? Aku tidak mau kalau pekerjaku tuli seperti dirimu" Ucap Zach dengan nada mengejek membuat Caitlyn menggeram kesal.

"Dan kau harus datang ke dokter jiwa atau dokter saraf karena aku yakin pasti sesuatu di kepalamu itu terganggu sehingga kau menjadi sangat menyebalkan seperti sekarang" Balas Caitlyn.

"Sudahlah pirang, aku tidak mau ribut saat ini" Ucap Zach dan mendudukkan dirinya di atas rumput menghadap tepat sekumpulan bunga matahari yang sedang bermekaran.

See? Siapa yang tidak waras di sini? Jelas-jelas pemuda itu yang memulai keributan dan sekarang dia berkata tidak ingin ribut? What the heck dude?!

Tetapi Caitlyn tidak mau ambil pusing, dia lebih memilih bungkam dan tetap pada posisi berdirinya.

"Dulu aku dan ibuku sering menanam bunga disini" Ucap Zach membuka suara setelah beberapa saat diam.

"Dia sangat menyukai bunga, tetapi favorit nya adalah bunga matahari. Dia berkata jika bunga ini memiliki keindahan mereka masing-masing walaupun berada di pohon yang sama" Lanjut Zach sembari menatap menerawang kearah rumpun bunga matahari di hadapannya.

Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang