Drabble 2: Painkiller

2.9K 432 60
                                    

Melemparkan jasnya di atas sofa berwarna abu gelap, Yifan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah di sofa yang lain yang berukuran lebih besar. Punggungnya yang lebar menempel pada sandaran sofa dengan rileks, kemudian meletakkan kedua kaki panjangnya di atas meja yang berukuran rendah, pria itu menghela nafas pelan.

Dia baru saja sampai di rumah yang membutuhkan waktu 15 menit dari kantor.

Merogoh saku celananya, seraya melonggarkan dasi yang masih menggantung di kerah kemeja, ibujarinya menari di atas layar sentuh ponsel. Memeriksa beberapa pesan masuk, yang diantaranya dari kedua orangtua dan adik bungsunya.

Sebuah foto dimana adiknya yang mewarisi gen tinggi sang ibu ㅡseperti dirinyaㅡ sedang berlibur di Eropa. Beserta serangkaian kalimat yang cukup menyebalkan.

'Sesekali kau harus mengistirahatkan otak jeniusmu ge. Apa kau tidak bosan bekerja terus? Kau juga harus mengajak sekretarismu yang super sabar menghadapimu itu untuk berlibur juga!'

Yifan mendengus, meskipun begitu tetap membalas pesan sang adik. Kemudian tidak ada lagi yang dia lakukan, hanya duduk bersandar di sofa sambil menatap langit-langit ruang bersantai yang tinggi.

Dia dan adik bungsunya memiliki rentang usia yang cukup jauh, sekitar 8 tahun. Berbeda dengan dirinya, sang adik sejak awal memilih untuk menjadi traveler dan kini memiliki blog yang cukup sukses. Sementara saudaranya yang lain sedang mengejar gelar yang kesekian di salah satu universitas terkemuka di dunia.

Jika dipikir-pikir, hanya Yifan seorang yang terikat dengan dunia kerja dan satu-satunya kandidat penerus usaha keluarga. Sudah berapa lama dirinya tidak bersantai?

Yifan bahkan tidak yakin memiliki waktu untuk itu.

Memutuskan untuk beranjak, Yifan menyambar jas miliknya dan berlalu ke arah kamar. Dia harus mandi untuk melepas penat, supaya otot-ototnya lebih rileks, dan berendam dengan air hangat adalah hal yang tepat untuk saat ini.

Yifan terbiasa menghabiskan waktu cukup lama di kamar mandi, karena sepertinya hanya dengan mandi sebagain kecil dari rasa penatnya bisa berkurang. Dia akan keluar dari bilik penuh uap dengan bathrobe hitam, kemudian menikmati waktu beristirahatnya dengan segelas wine.

Pemandangan halaman belakang rumahnya yang hijau terpampang jelas karena dinding kaca yang mendominasi desain rumah miliknya. Hendak menuangkan cairan wine untuk yang kedua kalinya saat ia mendengar ponselnya yang berdenting di atas tempat tidur.

Berdecak kesal, Yifan tidak suka jika waktu santainya diganggu. Hanya ada 2 kemungkinan, antara ayah-ibunya, atau sang sekretaris. Yifan bangkit berdiri, menyambar ponsel hitam miliknya, mendapati pesan dari Tao yang menginfokan tentang sesuatu.

'Untuk malam ini tolong jangan tidur larut dan minum. Karena esok pagi anda harus mengunjungi pabrik'

Membawa ponselnya ke arah sofa, Yifan kembali duduk di sana sambil mengetik pesan balasan.

'Oke, aku akan tidur cepat malam ini'

Hanya beberapa detik sampai ponselnya kembali berdenting.

'Dan jangan minum'

Melirik ke arah gelas wine di atas meja, Yifan berdeham kecil, kembali membalas pesan sang sekretaris.

'Aku tidak minum, sekretaris Huang'

'Bisakah kau tidak berbohong padaku, direktur?'

Sudah 7 tahun bekerja bersama, tentu Tao sudah menghafal kebiasaannya selama ini. Dan rupanya Yifan tidak bisa mengelabui sekretarisnya itu.

'Oke. Kau menang kali ini'

H U A N G: Property Of Wu Yi FanWhere stories live. Discover now