18 - Secret '3

964 139 18
                                    

       "Hm ya.. Aku menyukainya sejak SMP. Memangnya kenapa?" ujar Jaewon santai.

"Kau tidak tau kalau dia juga menyukaimu?"

Ucapan Jina sontak membuat Jaewon terkejut. Apa yang dikatakannya barusan? Yoo Jin menyukainya? Tidak mungkin! Sejak dulu gadis itu hanya tergila-gila pada Jeon Jungkook. Apapun dilakukannya demi si Jeon itu. Jaewon sudah tahu betul. Yang dikatakan Jina barusan sudah pasti kebohongan.

Jaewon berdecih, "Kau jangan sembarangan berbicara. Hei dia itu hanya menyukai Jungkook. Kau tahu Jungkook kan? Jeon Jungkook?"

"Sungguh, kau sangat lucu, Park Jina." lanjutnya dengan tawa kecil—menganggap ucapan Jina lucu baginya.

"Kau pikir ini lucu? Kau menganggap aku berbohong? Aku serius Jaewon-ah, Yoo Jin itu juga menyukaimu. Dia mengagumimu sejak kita masih di SMP. Kau sungguh tidak bisa menyadarinya? Atau kau berpura-pura tidak tahu?" tukas Jina.

Berpura-pura? Jaewon sungguh semakin tidak mengerti.

"Sebenarnya aku sudah tahu tentang perasaan kalian berdua saat itu. Aku selalu menjadi tempat curhat Yoo Jin. Setiap kami  bersama, dia pasti selalu membahas soal dirimu. Tentang apa aja yang kau lakukan, apa aja yang kau sukai, dia hanya suka membahas hal tentangmu. Saat aku bilang akan memberitahumu soal perasaannya, dia melarangku—mengancamku kalau dia tidak akan mau bertemu denganku lagi jika aku memberitahumu. Dia pun takut jika kau tahu dan kau hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Jadi dia memutuskan untuk tetap memendamnya." jeda Jina.

"Karena akupun tidak mau melihat Yoo Jin seperti orang yang merasa cintanya tak terbalas itu, maka aku mengajaknya untuk mencari sesuatu hal yang dapat membuatnya melupakan perasaannya padamu. Kebetulan saat itu grupnya Jungkook debut dan Yoo Jin mulai suka. Jadi dia menghabiskan sebagian waktunya untuk fangirling seperti itu. Dan kurasa hal tersebut dapat membantunya sedikit untuk melupakan perasaannya." jelas Jina.

Jaewon hanya terdiam mendengarkan segala penjelasan Jina. Dia tak tahu harus berkata apa lagi. Entah yang dikatakan Jina itu benar atau tidak, Jaewon pun ragu. Disatu sisi Jaewon ingin mempercayainya, namun di sisi lain dia tidak ingin.

Tentu saja Jaewon akan sangat amat senang jika benar Yoo Jin selama ini juga memiliki perasaan padanya. Tapi dia juga khawatir kalau ternyata itu hanyalah harapannya yang tidak akan menjadi nyata.

"Aku mengatakan ini tujuannya agar kalian berdua dapat memahami isi hati masing-masing. Jika kau memang masih punya perasaan terhadapnya, sebaiknya katakan saja." kata Jina kembali.

Sungguh dia ingin membuat Jaewon dan Yoo Jin dapat memahami isi hati masing-masing. Dia menjadi gemas sendiri ketika tahu Yoo Jin dan Jaewon itu saling menyukai namun mereka terus menyembunyikan perasaannya.

"Tapi bagaimana bisa kau tahu kalau aku menyukainya? Aku tidak pernah mengatakan itu padamu, bukan?" tanya Jaewon penasaran. Dia pun bertanya-tanya darimana Jina bisa tahu perasaannya. Setahu Jaewon, dia tidak pernah membicarakan soal perasaannya pada siapapun.

"Aku selalu mendapatimu diam-diam memandang Yoo Jin. Tatapanmu pada Yoo Jin itu..bukan tatapan seorang pria kepada temannya. Kau itu menatapnya sebagai seorang wanita. Dan perhatianmu padanya cukup membuktikan kalau kau itu menyukainya. Tidak ada seseorang yang mau melakukan banyak hal seperti itu untuk teman kalau dia tidak suka padanya. Aku sangat yakin dengan opiniku, Jung Jaewon."

Jaewon tertegun dengan ucapan Jina. Yang dikatakannya memang benar. Jaewon selalu menganggap Yoo Jin lebih dari seorang teman biasa. Di matanya, Yoo Jin adalah seorang 'teman wanita' yang istimewa. Dia selalu ingin melindungi gadis itu.

Semua yang dikatakan Jina semakin membuat Jaewon bingung. Haruskah dia mempercayai saja ucapan Jina? Jika benar Yoo Jin menyukainya, dia benar-benar memiliki peluang yang cukup besar.

Miracle of Accident✔️Where stories live. Discover now