39 - Hard to Remember

827 108 3
                                    

Di rumah sakit.

Jina membantu membereskan barang-barang milik Yoo Jin karena hari ini gadis itu sudah bisa kembali ke rumah. Jina tak membiarkan Yoo Jin untuk membantunya. Ia hanya menyuruh gadis itu untuk duduk manis di atas bangsal dan mengemil buah-buahan manis yang sudah Jina potong-potong lebih kecil.

Bosan dengan acara TV yang ia tonton, Yoo Jin mengganti channel sampai mendapati sebuah channel yang menampilkan Jungkook dan teman se-grupnya. Yoo Jin berhenti menekan remot dan ingin menonton mereka. Jina pun ikut melirik ke TV sebentar lalu kembali fokus untuk berberes.

"Bae Yoo Jin, nama gadis yang aku sukai."

"Yoo Jin-ah, aku ingin minta maaf untuk semuanya. Aku sungguh berharap kau segera sembuh dan ... mengingatku lagi."

Freeze.

Yoo Jin membeku mendengar penuturan pria bermata bulat itu di dalam layar televisi. Apa yang baru saja didengarnya? Apa Yoo Jin yang dimaksud Jungkook adalah dirinya? Tapi kenapa? Mereka belum lama saling mengenal. Ya walaupun Jungkook berkata kalau mereka memang saling mengenal sebelumnya, tapi Yoo Jin benar-benar tidak mengerti dan tak tahu apa-apa.

Berbagai pertanyaan yang tak ia temukan jawabannya terus saja berputar di kepalanya.

Siapa sebenarnya aku ini? Apa hubunganku dengan Jungkook?

Jina selagi membereskan barang-barang juga sedikit terkejut ketika mendengar suara itu di TV. Tentu saja Jina tak berekspresi seperti Yoo Jin. Yang membuat Jina terkejut adalah Jungkook yang menyukai Yoo Jin. Soal itu, Jina benar-benar tak tahu. Ia hanya mengira kalau Yoo Jin dan Jungkook hanya sebatas kenalan saja.

Jina memandang Yoo Jin yang tengah kebingungan lalu berjalan perlahan ke arah gadis itu.

"Hei dia ngomong apa? Kenapa dia menyebut namaku?" ujar Yoo Jin pada Jina tanpa menoleh.

"Mungkin Yoo Jin yang dimaksudnya itu orang lain," kata Jina sembari duduk di kursi samping bangsal.

"Aku rasa tidak begitu. Aku yakin yang dia maksud itu aku."

Yoo Jin mengalihkan pandangannya ke arah Jina, "Apa kau tahu sesuatu? Tolong katakan padaku."

Jina menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Apa ya? Aku tak tahu harus mengatakan apa padamu. Tapi ... aku tahu sedikit tentang Jungkook." Akhirnya ia memberanikan diri untuk mengatakan itu.

"Apa itu? Tolong katakan apa yang kau tahu. Aku temanmu kan? Jangan mencoba menyembunyikan apapun dariku," desak Yoo Jin.

"Kau itu penggemar dari grup BTS. Kau sudah lama menyukai Jungkook. Sejak kita SMP, kau sudah mengikutinya bahkan pernah bolos hanya untuk mengikutinya di acara musik. Kau tergila-gila padanya sampai memutuskan untuk mengelola fansite dan sering mengikuti Jungkook. Sampai pada akhirnya, saat kau di Tokyo untuk study tour, kita bertemu dan kebetulan BTS juga sedang melakukan konser di sana. Aku memberimu action figure yang sudah kau incar dan Jungkook juga menginginkannya. Dan kebetulan aku bertemu dengannya lagi setelah menonton konser lalu ia meminta nomormu, katanya ada yang harus ia kembalikan padamu. Mungkin kalian bertemu hari itu. Setelah itu, aku tak tahu lagi. Hanya itu yang ku tahu. Esoknya kau sudah kembali ke Korea," jelas Jina.

"Jadi benar ya kalau aku menguntit Jungkook? Aku tak percaya aku melakukan itu."

"Aku menjadi penasaran sudah sejauh mana hubunganmu dengannya. Kenapa dia dengan beraninya mengatakan itu di depan publik? Tak pernah aku temui idol yang melakukan itu. Mengumumkan hubungan asmaranya tanpa perantara. Dia mengatakannya langsung seperti itu berarti dia sudah memikirkan risiko yang akan ia terima nanti."

Miracle of Accident✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang