20 - Action Figure

1K 146 14
                                    

Keesokan harinya, kelompok penelitian Yoo Jin pun bergerak. Agenda mereka hari ini adalah pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di Tokyo. Seharusnya mereka pergi ke kuil-kuil namun sepertinya kelompok lain sedang menuju ke sana. Jadilah Yoo Bin memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan saja. Mungkin saja di sana mereka mendapatkan banyak hal.

Fyi, semuanya telah sepakat membuat Yoo Bin menjadi ketua kelompok, berhubung nilai dia selalu bagus dan dia juga memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus, walaupun memang diluar dia terlihat seperti orang yang pemalas.

Mereka berlima terus menyusuri jalanan Tokyo yang penuh dengan orang berjalan kaki. Mereka semua dapat menjumpai orang-orang yang memiliki jenis kulit berbeda. Ya, tentu saja. Di area ini dapat kita jumpai pengunjung dari manca negara. Mereka juga dapat melihat beberapa orang Korea berada di sekitaran tempat itu.

Yoo Jin yang sedari tadi menenteng kamera kini membukanya dan mulai memotret objek yang menarik perhatiannya. Yoo Jin hanya ditugaskan untuk mengambil gambar sedangkan yang lain melakukan survei.

Yoo Bin mewawancarai seorang pedagang tua di tempat itu dengan menggunakan bahasa Jepang. Dia sedikit bisa berbahasa Jepang berkat anime kesukaannya yang selalu ia nonton. Begitupun Yoo Jin. Hanya saja Yoo Jin lebih sering membaca manga yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Korea. Kadang juga ia meminjam komik milik Yoo Jin.

*****

Jungkook sudah memutuskan untuk keluar dan mendapatkan action figure dari karakter game overwatch kesukaannya. Beberapa member hanya bersantai dan ada juga yang entah kemana perginya. Jungkook yang keluar dari kamarnya berpas-pasan dengan Taehyung yang juga baru keluar dari kamarnya yang berhadapan dengan kamar Jungkook.

Taehyung memandang Jungkook dari atas kepala sampai ujung kaki. Sudah bisa dipastikan kalau dia ingin keluar dengan pakaian tertutup seperti itu—masker dan bucket hat hitam sudah menjadi ciri khas Jungkook saat ingin keluar. Kadang juga memakai topi hitam biasa.

Kali ini dia memakai pakaian berwarna. Kaos polos putih ditambah kemeja navy yang dibiarkan terbuka kancingnya sebagai luaran.

Untunglah pakaiannya tidak serba hitam. Taehyung jadi heran sendiri kenapa anak itu hanya memiliki hampir satu lemari pakaian berwarna hitam dan putih juga abu-abu saja. Apakah hidupnya sangat tidak berwarna atau bagaimana? Taehyung pun tak tahu.

       "Mau kemana?" tanya Taehyung dengan muka bantalnya, dia baru bangun jam segini. Tidak heran lagi.

       "Ingin membeli sesuatu." kata Jungkook sambil menurunkan maskernya.

       "Sendiri?"

Jungkook bergumam mengiyakan, "Aku mungkin pulang terlambat. Tolong beritahu hyung yang lain ya?"

       "Ingin kutemani tidak? Kau tidak tahu jalan kan?" kata Taehyung yang seolah-olah juga sudah menghafal jalan yang ada di Tokyo. Jungkook hanya terkekeh pelan.

       "Memangnya kau juga tahu jalan, hyung? Sudah, aku ingin sendiri saja. Kalau aku menunggumu juga pasti lama dan itu akan membuang waktuku. Bisa-bisa aku kehilangan apa yang aku incar." terang Jungkook sambil memperbaiki posisi ransel hitamnya.

       "Aku pergi ya, hyung." pamitnya.

Taehyung hanya memandang punggung Jungkook yang semakin menghilang di penghujung koridor.

Jungkook kini berada di halte bus bersama dengan beberapa siswa siswi dan juga orang tua paruh baya yang terlihat seumuran dengan ibunya.

Yang Jungkook sukai ketika berada di sini adalah..penggemar di Jepang ini tidaklah se-agresif penggemar-penggemar di Korea—yang jika melihatnya pasti akan mengikutinya. Tapi walaupun demikian, Jungkook tetap melakukan penyamaran setiap keluar sendiri. Dia tidak akan melakukan penyamaran jika dia keluar bersama manajer atau bodyguard yang diutus Bighit.

Miracle of Accident✔️Where stories live. Discover now