~8~ Manusia Luar biasa itu Manendra!

158 24 21
                                    

"Saya pikir, kalau saya ada di posisi seperti laki laki di novel itu, mungkin saya akan melakukan hal yang sama. Berbohong itu bukan kejahatan, Aska. Tapi suatu pilihan. Pilihan tersebut membawa 2 kemungkinan. Jika kita memilih pilihan yang benar mungkin kebohongan itu akan menjadi suatu kebaikan. Tapi salahnya, kita, manusia masih terlalu lemah untuk membedakan mana pilihan yang benar mana pilihan yang salah"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selepas dari makan pizza, kini mereka berempat berpencar di toko buku. Mingyu yang pergi ke bagian buku ekonomi, Hoshi yang melihat lihat alat tulis, Woozi yang melihat lomba mewarnai di sana, dan tentunya Wonwoo yang sibuk melihat semua judul novel. Terlalu sibuk sampai sampai tidak menyadari kehadiran Mingyu disampingnya.

"Lagi pilih novel, mas?" tanya mingyu jahil

"iya mas" 


Mingyu terkekeh, ternyata wonwoo masih belum sadar juga. Menjawab pertanyaannya saja wonwoo masih terus memilih novel.

"Aska, kamu gak sadar saya disini?"

Sontak, Wonwoo langsung menoleh. Membuat Mingyu terkekeh sekali lagi.

"Eh, aduh maaf ya nendra"

Mingyu tersenyum.

"Gimana? sudah dapat novel yang bagus?"

Wonwoo mengangguk.

"Sudah, beberapa."

Mingyu kembali tersenyum.


"Aska sudah baca 'the best liar and his princess'?"


Wonwoo mengangguk.

"Sudah, bagus! Manendra juga baca?"

Mingyu mengangguk.

"Kata teman teman di kampus novelnya bagus, jadi saya sempat baca"

"Manendra tahu? tema ceritanya itu kebohongan. Tapi alurnya tidak pasaran. Ketika novel lain sibuk menceritakan kisah cinta pada zaman sekarang, novel itu mampu menceritakan hal yang berbeda. Saya sangat suka pemilihan penulisnya untuk mengangkat cerita zaman kerajaan dulu. Jadi saya juga sempat belajar"

Mingyu tersenyum sekali lagi.

"Saya suka sekali cara penulisnya menggambarkan si tokoh. Perjodohan, tradisi, semua dikembangkan secara menarik. Apalagi ini merupakan kerajaan dari Asia timur. Tema kebohongan yang diambil juga menarik. 'kebohongan sang pangeran demi sang tuan puteri bahwa keluarga kerajaannya sangat mendukung mereka, padahal sang raja, ayah dari si pangeran sudah menjodohkannya dengan bangsawan lain'"

Mingyu mengangguk.

"Saya sudah beberapa kali menemukan tema novel seperti ini, awalnya saya benci pada tokoh utama. Kenapa harus dengan cara berbohong?"

Mingyu tersenyum tipis.

"Saya pikir, kalau saya ada di posisi seperti laki laki di novel itu, mungkin saya akan melakukan hal yang sama. Berbohong itu bukan kejahatan, Aska. Tapi suatu pilihan. Pilihan tersebut membawa 2 kemungkinan. Jika kita memilih pilihan yang benar mungkin kebohongan itu akan menjadi suatu kebaikan. Tapi salahnya, kita, manusia masih terlalu lemah untuk membedakan mana pilihan yang benar mana pilihan yang salah"

Wonwoo tersenyum, baiklah, untuk kesekian kali, Mingyu telah membuktikan bahwa dirinya memang luar biasa!

"Tapi, kalau kebohongan itu pilihan, kenapa saat dibohongi manusia merasa tersakiti?"

Library ; MEANIEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu