~14~ Penyemangatnya untuk sembuh itu se-sederhana ini

232 26 29
                                    

"Saya gak marah, saya beruntung punya kamu, mulai hari ini, tingkatin semangatnya ya? Kita berjuang sama-sama. Manendra bisa kan, jadiin saya motivasi untuk sembuh?"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Alarm warna putih di nakas samping tempat tidur Mingyu berdering. Menandakan sudah pukul 06.30. Mingyu harus bangun, walaupun ia ada kelas pada sore hari, Ia terbiasa bangun pagi dari dulu.

Mingyu menyibak selimut yang melilit tubuhnya. Duduk lalu mengacak rambutnya dengan mata yang masih terpejam. Mulutnya terbuka lebar, Ia menguap, menatap jendela kamar, masih mencari nyawa nya.

Ia lalu mematikan alarm itu, turun dari ranjang dengan balutan kaos polos putih dan celana training hitam untuk segera ke kamar mandi. Mencuci muka. Setelahnya Ia kembali dengan keadaan yang lebih segar. Mingyu segera turun ke bawah, memasak sarapan sebelum Ia mandi.

"Ming!"

Mingyu yang sedang menuruni anak tangga menoleh ke arah kamar di lantai bawah. Ada Hoshi disana yang sudah rapi dan wangi.

"Mau kemana kamu?"

Hoshi mengedipkan matanya lalu tersenyum. Mingyu mengernyitkan dahinya bingung.

"Biasa atuh, jemput melvi, ada jam pagi kamu teh?"

Mingyu menggeleng. 

"Sore saya, nanti kalau kamu pulang saya gak ada di rumah, kunci ada di bawah pot bunga ya?"

Hoshi mengangguk lalu memakai jaketnya.

"Liat kunci motor ga?"

Mingyu menguap sekali lagi lalu menunjuk meja ruang tamu.

"Tuh, semalem saya taruh situ"

Hoshi mengangguk lalu mengambil kunci motor.

"Saya jalan ya, maaf nih ga ikut sarapan"

Mingyu mengangguk lalu segera membuka kulkas ketika mendengar bunyi pintu tertutup dan suara motor Hoshi yang mulai menjauh. Mingyu lalu mengeluarkan beberapa bahan untuk makanannya kali ini. Setelahnya Ia mengambil Apronnya lalu memakainya. Baru saja Ia ingin memotong daun bawang, suara bel depan rumah membuat kegiatannya terhenti. Dengan masih menggunakan apronnya, Mingyu berjalan tergesa-gesa ke arah pintu.

"Ya? Siapa ya?"

Tangannya dengan cepat membuka pintu.

Senyum Mingyu terukir ketika melihat manusia di hadapannya.

Wonwoo, datang sepagi ini, lalu menyodorkan rantang kepada Mingyu.

"Assalamualaikum"

Mingyu tersenyum lalu mengusap rambut Wonwoo.

"Waalaikumsalam, ayo masuk"

Wonwoo mengangguk lalu mengikuti Mingyu masuk kedalam rumah.

"Mau masak kamu-nya?"

Mingyu mengangguk.

"Telat! nih, saya bawain sarapan dari bunda sama saya!"

Wonwoo duduk di kursi meja makan, lalu menyodorkan rantang yang Ia bawa.

Mingyu lantas menerima rantang yang dibawa Wonwoo. Lalu sebagai balasannya mengecup puncak kepala wonwoo beberapa kali.

"Pagi banget loh ini, makasih ya, aduh tambah sayang jadinya"

Wonwoo lalu mencubit pinggang Mingyu gemas.

"Masih pagi, gausah gombal!"

Mingyu terkekeh lalu membawa rantang itu ke dapur, menaruh makanan di dalamnya ke dalam piring. Tidak lupa Ia juga melepas apron yang tidak jadi dipakainya itu.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Apr 14, 2019 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Library ; MEANIEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora