~12~ Bunda dan Aska itu, Seperti berbagi sel otak yang sama.

165 21 31
                                    

"Masya allah, Bagas, ih inimah kalo bunda masih muda, udah bunda embat Manendra. Aduh, Manendra teh idaman pisaaann, sama kaya ayahnya Bagas dulu"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cuaca cerah menyapa Wonwoo pagi ini, Hari yang cerah secerah hati Wonwoo yang diliburkan akan tugas menjadi dokternya hari ini. Membuat laki-laki manis itu baru beranjak dari ranjangnya pukul 07.30. 

Wonwoo tersenyum menatap pantulan wajahnya di cermin yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Lalu segera membuka tirai gordennya agar cahaya matahari masuk kedalam kamarnya. Wonwoo segera turun kebawah. Bau makanan khas buatan ibunya menyambut saat kaki ramping itu menuruni tangga. 

"Pagi Bundaaa"

Yang disebut tersenyum dari arah dapur, masih memakai apronnya. 

"Pagi juga anak kasep" (pagi juga anak ganteng)

Wonwoo tersenyum kecil lalu segera menghampiri wanita tersayangnya itu. Mencium pipi kirinya seperti biasa untuk mengutarakan kasih sayang.

"Masak apa bun?"

Wanita berumur 47 tahun itu menengok kearah pemuda yang masih memakai piama tidur itu.

"Omelet, sayurnya bagas mau dibuatin apa?"

Wonwoo menatap langit dapur berpikir.

"Mau sayur sup ayam boleh?"

Sang ibu mengangguk, lalu menyuruh Wonwoo untuk mengambil ayam di kulkas.

Soyou Kartikasari, telah menjadi Ibunda Wonwoo selama 25 tahun. Wanita ini yang mengandung wonwoo selama 9 bulan, jika tidak ada dia, maka tidak ada wonwoo. Berkepribadian halus dan cantik, wanita awet muda ini menjadi primadona waktu remaja. Membuatnya selalu bersikap demikian sampai sekarang.

"Bagas, ada rencana apa hari ini?"

Wonwoo menggeleng.

"Bagas libur bunda, tapi gatau, kayaknya mau pergi nanti"

Soyou mengangguk. Lalu berjalan melewati Wonwoo untuk mengambil piring.

"Gas, ini teh, bawang putih di potongin aja kecil-kecil"

Wonwoo mengangguk. Logat sunda sang bunda memang sangat lekat. Namun, lahir di Jakarta dan memiliki ayah keturunan Jawa tak membuat Wonwoo demikian. Ingin rasanya ia belajar dari sang bunda untuk Manendra.

"Pergi sama siapa? Melvi?"

Wonwoo yang berada di samping sang bunda menggeleng dengan semburat merah di pipi.

"Tumben, ihhh bagas! itu teh kenapa pipinya merah kitu, aih sama pacar ini mah, ish kenalin ke bunda atuh gas, bunda teh mau liat"

Wonwoo tersenyum walau sedang memotong bawang.

"Iya ntar Manendranya Bagas suruh mampir sebentar ya"

Soyou terkekeh lalu mengusap kepala Wonwoo penuh kasih sayang.

"Aih, anak laki bunda sudah besar, jadi inget jaman bunda se kamu"

Library ; MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang