Part 3.

2.3K 162 8
                                    

"Nah tuh si Iden datang!" ucap Nashwa sambil menunjuk pada seorang cowok tampan yang berjalan ke arah mereka. Cowok yang dipanggil Iden itu kemudian tersenyum dan menaruh sekantong plastik makanan ringan di meja di hadapan teman-temannya.

"Wah, tau aja si Iden nih bocah-bocah ngga akan cukup cuma makan berat doang. Pasti harus ada snacknya hahaha." seru Gogo.

"Taulah gue perut-perut karet kaya lo semua ini. Hahaha. Eh iya, sorry gue telat. Tadi ada meeting dadakan sama label baru yang mau ngontrak gue yang minggu kemarin gue ceritain itu loh."

"Beuh jadi nih Den jadi artis nya?" ledek Ucha. Iden yang mendengarnya pun langsung menjitak  pelan kepala sahabatnya itu. Sedetik kemudian Ucha langsung pura-pura meringis kesakitan yang mengundang tawa dari teman-temannya.

"Udah ah malah ngelantur kemana-mana. Btw, Den kenalin ini Anneth temen baru kita. Dia sekelas sama gue anak desain juga. Lo pasti udah tau deh siapa dia kan, Den? Neth, kenalin ini Iden yang dari tadi jadi trending topik di sini hahaha." seru Joa.

"Lo yang Anneth penyanyi itu? Oh my gosh! Gue ngga nyangka bisa ketemu lo di sini. Jujur gue ngefans banget sama lo! Lo tuh dari Star Management kan? Gue hampir aja masuk ke sana, cuma nyokap gue masih pengen handle semua kegiatan gue sendiri. Kalau engga, mungkin gue bisa ketemu lo earlier. Oh iya sampe lupa, gue Friden. Mereka seringnya manggil gue Iden. Tapi lo mau manggil gue apapun juga gue ngga masalah kok, Neth. Hehe." jelas Iden sambil menyodorkan tangannya untuk menyalami Anneth. Anneth hanya tersenyum mendengar penjelasan panjang lebar dari Iden yang disusul dengan ledekan teman-temannya yang heboh meng-'cie-cie'-kan mereka. Tanpa sengaja sudut mata Anneth menangkap raut wajah dari Deven di pojokan sana. Ia berkali-kali mendengus sambil memperhatikan tangan Anneth yang sedang bersalaman dengan Iden. 

"Wah kayanya bakal ada couple nih di geng kita. Neth, lo cocok nih sama si Iden. Sama-sama penyanyi. Yang satu cantik, yang satu ganteng. Jangan berisik lo ya Den gue bilang lo ganteng! Tapi beneran deh, cocok banget. Iya ngga, guys?" cerocos Nashwa yang diiyakan oleh teman-temannya. Iden hanya menunduk tersipu mendengar pernyataan Nashwa dan Anneth entah kenapa malah melihat ke arah Deven seakan ingin melihat reaksinya terhadap perkataan Nashwa barusan. Kali ini dengan jelas Anneth melihat Deven berdiri dengan wajah kesal dan meninggalkan mereka tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Ngga usah dipeduliin, Neth. Deven memang dingin begitu orangnya, kebanyakan minum es." canda Iden.

Anneth pun tertawa, namun dalam hatinya ia tetap bertanya-tanya mengapa sosok Deven yang sekarang ia lihat sangat berbeda dengan Deven yang tadi pagi ia temui. Dan entah kenapa wajahnya tampak kesal saat teman-temannya ingin menjodohkan Anneth dan Iden.

Drrrt... drrtt....

"Eh Jo, bentar ya ini kakak gue nelpon." Joa mengangguk dan Anneth sedikit menjauhi teman-temannya untuk mengangkat telepon dari Rizky.

"Neth, gue ngga bisa balik bareng lo ya ntar. Jadwal gue dimundurin jadi ke sore banget. Lo pulang duluan aja naik taksi atau minta jemput Mang Udin ya daripada nungguin gue lama. Maafin banget ya adikku tersayang."

"Yahhh, yaudah deh kalau gitu. Entar gue naik taksi aja, Mang Udin kan anterin Mami ke bandara jemput Kak Nella nanti sore. Lo ngga inget ya?"

"Oh iya bener. Yaudah deh lo take care ya, kalau ada apa-apa langsung hubungin gue! Oke deh kalau gitu. Bye, Nethi-ku" seru Rizky dibarengi dengan suara klik tanda telepon ditutup. Anneth menghela nafas pelan. Ini akan jadi pertama kalinya lagi ia pulang ke rumah sendiri setelah sekian lama selalu ditemani Rizky atau maminya. Semoga ia tidak tersasar lagi, gumamnya dalam hati.

============================================================


Anneth sudah terkulai lemas di atas mejanya sambil mengantuk mendengarkan penjelasan dosennya. Dia mulai memejamkan matanya. Lima menit berharganya yang diambil kakaknya tadi pagi harus ia tuntaskan, pikirnya. Namun belum juga sedetik ia tertidur, Joa sudah menggoyang-goyangkan tubuhnya.

It's Always Been YouWhere stories live. Discover now