Chap 25 ; Siapa dia?

6.5K 196 1
                                    

; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.

Tinggi, cantik, sexy seperti model terkenal dan juga terlihat sangat cocok dengan Willy.

Hati Jezzy hancur, dirinya tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan wanita tadi yang mencium suaminya di depan umum. Kecewa? Iya. Jezzy sangat kecewa. Ia langsung berhambur menyembunyikan wajahnya sambil menangis tersedu-sedu.

Dadanya terasa sesak mengingat kejadian tadi, ia tidak pernah menyangka Willy akan melakukan itu di depannya. Kepercayaan yang selama ini ia bangun untuk Willy hancur sudah setelah melihat itu.

"Kenapa rasanya sakit sekali, hiks"

Jezzy memukul bantal yang menjadi penutup wajahnya, bagaimana kejadian tadi terus terngiang di kepalanya membuatnya semakin sakit.

"Aku benci, aku benci denganmu Wil!"

Suara Jezzy tertakan, teriakannya seperti bisikan pelan dan menyedihkan.

Willy yang tadinya berlari kini berjalan lebih pelan mendekati sang istri yang sedang menangis di atas tempat tidur.

"Sayang."

Suara tangis Jezzy berhenti, meskipun sekarang hanya terdengar sesegukan kecil dari mulut kecil iatrinya.

Willy tidak tahu harus bicara dari mana, jelas-jelas dirinya tidak mengenal wanita sialan yang tiba-turba datang sok akrab bahkan mengecup bibirnya dengan seenaknya.

Willy hanya bisa mengelus kepala Jezzy, namun dengan cepat Jezzy menepis tangan Willy yang ada di atas kepalanya.

"Aku enggak mau melihatmu, keluar. Hiks."

Jezzy terlalu marah, kesal dan kecewa pada Willy, hatinya tertusuk benda tajam dalam sekejap dan mampu membuatnya hancur.

"Sayang, aku bisaㅡ"

"Keluar aku mau sendiri!" potong Jezzy cepat membuat Willy kehilangan kata-kata, ia menghela napas panjang dan melonggarkan kemejanya. Ia memilih untuk menjauh dari Jezzy untuk semetara, duduk di sofa sambil melihat keluar jendela dengan tatapan kosong, memikirkan siapa sebenarnya wanita itu.

Tangis Jezzy semakin menyedihkan membuat hati Willy ikut berkedut, di sentuh tidak mau, ajak bicara di potong, lagi-lagi Willy hanya bisa menghela napasnya panjang dan kembali mendekati Jezzy yang terus menangis.

"Jez, sudah jangan menangis. Aku tidak kenal dengan wanita itu, serius. Pasti ada orang yang menjebak kita."

"Aku bilang keluar, aku tidak mau mendengarkan penjelasanmu, aku lihat dengan kepalaku sendiri, Wil!"

Jezzy kembali menangis meraung-raung membuat Willy meremas rambutnya frustrasi. Dadanya naik turun menahan amarah. Wanita itu sudah membuat istrinya marah seperti ini.

"Jez, aku akan membuktikan bahwa aku tidak mengenal wanita itu. Dia tiba-tiba datang dan melakukan itu," ujar Willy benar-benar frustrasi.

Jezzy membalikkan badannya dan duduk menghadap suaminya itu, Willy sangat terkejut melihat wajah Jezzy yang berantakan itu, hatinya ikut terkoyak, ia sudah membuat Jezzy menangis lagi. Gagal sudah janji Willy untuk membuat Jezzy selalu terernyum ceria.

Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-upDonde viven las historias. Descúbrelo ahora