11

21.4K 274 2
                                    

__________VOTE DULS LAH__________







Ciarra pun mengunci gudang dan pergi ke kamarnya untuk menaruh seragamnya itu,lalu ia ke dapur untuk membuatkan teh untuk Marcella.

Ketika ingin kedapur Ciarra melewati ruang tv yang artinya dia dapat melihat Harry yang sedang duduk menonton tv disana.

Tapi Ciarra tidak mau melihatnya terlalu lama takut nanti menambah masalah. Dia pun membuat teh hangat. Setelah sudah ia membawa biskuit dan teh tersebut ke kamar Marcella. Tapi tunggu,Ciarra tidak tau kamar Marcella.

Mau tidak mau Ciarra harus bertanya kepada Harry. Ciarra pun menghampiri Harru dengan membawa nampan berisi teh dan biskuit.

"Maaf tuan,saya mau bertanya,kamar nyonya dimana ya?"
"Kau berbicara dengan ku?"
"Tentu tuan"
"Di lantai atas"
"Dimana nya?"
"Bisakah kau diam aku sedang menonton tv"
"Baiklah,maaf mengganggu"
Lalu Ciarra pergi dengan muka yang kesal.

"Kalau begitu tadi aku tidak usah bertanya dengan nya" ujar Ciarra sambil menaiki tangga dan tak sengaja berpas-pas an dengan Razita yang baru turun tangga.
"Dengan siapa?"
"Itu dengan tuan"
"Memang ada apa?"
"Aku bertanya kamar nyonya itu dimana?"
"Maksudmu mama Marcella?"
"Owh...jadi namanya nyonya Marcella"
"Iya"
"Bisakah kau tunjukan kamarnya?"
"Tentu,mari"
Razita pun menunjukan kamar Marcella.

"Terima kasih ya"
"Ya sama-sama,ya sudah aku berangkat ke kampus dulu"
"Oke hati-hati ya"
"Eh iya,apa kau tidak kuliah? Hari ini?"
"Mungkin mulai dari sekarang aku tidak kuliah lagi"
"Kenapa?"
"Hidup dikota besar sendirian itu menyusahkan dan menyedihkan"
"Hmm..aku mengerti,sabar ya"
"Iya,ya sudah kau kuliah sana nanti telat"
"Baiklah,bye!"
"Bye!
Lalu Razita meninggalkan Ciarra yang masih diatas dan mulai meneteskan air matanya tanpa diketahui siapa-siapa.

CIARRA POV💦
Lelah. Itu lah keadaan ku sekarang. Aku sudah bersusah payah mencari uang untuk ku sendiri tapi seperti ini akhirnya. Untuk makan saja susah apa lagi untuk kuliah.

Waktu itu aku kuliah karena diberi biaya dari bibiku,tapi sekarang sudah tidak. Aku tau bibiku sudah lelah mengurusi ku. Dizaman yang modern ini mana mau sih orang dititipin begitu saja tanpa ada imbalan. Mungkin ada tapi itu tidak termasuk dengan bibiku.

Aku sekarang hanya bisa diam saat lelah menghampiri ku. Ingin ku teriak dan menangis sekencang-kencangnya tapi untuk apa? Apa dengan melakukan itu nasib ku bisa berubah begitu saja? Mustahil.

Jujur aku iri dengan Razita. Dia dengan mudah membeli apa saja,memakai apa saja,mempunyai apa saja. Karena dia punya orang sayang dengan nya. Sedangkan aku..huff sudah lah. Tentu saja tidak ada.

Apa lagi aku harus berurusan dengan tuan Harry dan nyonya Marcella. Ibu dan anak itu benar-benar menjengkelkan. Yang satu dingin dan tidak peduli dan yang satu bisa nya hanya menyuruh-menyuruh saja semau nya. Apa dia pikir aku tidak punya pekerjaan lain? Aku harus bersabar karena setiap minggu aku akan digaji dan gajinya lumayan besar. Jadi setelah seminggu aku dan setelah mendapatkan gajiku disini, aku akan mengundurkan diri untuk kerja ditempat lain dan mencari tempat tinggal sendiri.

"Ciarraaa cepat ambilkan aku buah-buahkan yang sudah dipotong aku ingin memakannya sekarang" teriak nyonya tua itu.

"Iya nyonya saya segera kesana" jawab ku.

Aku pun ke dapur dan memotong beberapa buah-buah an disana. Lalu ku taruh di mangkuk dan segera ku berikan padanya yang sedang berada diruang tv.

"Ini nyonya"
"Ya ya terima kasih,ya sudah sana lanjutkan lagi pekerjaan mu"
"Baik nyonya"
Aku pun kembali ke pekerjaan ku tadi. Aku pun menyiram tanaman kembali.

Setelah tanaman sudah ku siram. Aku pun beralih ke pekerjaan yang lain. Aku pun menyapu rumah lantai bawah,baru setelah itu dilantai atas.

Rumah ini lumayan besar jadi aku kelelahan,belum lagi mengepel. Astaga rasanya seluruh badanku ingin meledak. Aku ingin mengeluh namun apa daya karena tidak bisa. Malah nanti aku akan dipecat sebelum gaji pertama ku turun.

Tepat pukul 12 siang dan semuanya baru selesai ku kerja kan. Rasa lelah,kantuk,lemas jadi satu. Lama-lama kalau aku terus begini,nanti aku bisa mati rasa.

Setelah sudah ku selesaikan aku pun ke kamar untuk membersihkan diri lalu tidur. Setelah sudah membersihkan diri,aku pun merebahkan badanku di kasur. Aku pun menutup mataku.

Belum sampai 30 menit aku tertidur,si nyonya tua itu sudah menggedor-gedor pintu kamar ku.
"Heyy Ciarra! Heyy!" teriak nya.

Astaga ingin ku bekap mulut nya. Tanpa tunggu lama aku pun membuka kan pintu.
"Ada apa nyonya?"
"Buatkan minum,ada tamu dan jangan lupa pakai seragam mu"
"Baik nyonya"
Lalu nyonya tua itu pergi ke ruang tamu. Sedangkan aku pergi ke dapur dengab rasa lelah yang masih menghantuiku. Tapi aku tidak memakai seragam karena seragam itu masih dicuci dan aku baru ingat.

Aku pun membuatkan minum dan setelah itu aku antar ke ruang tamu. Disana ada beberapa wanita yang terlihat seumuran dengan nyonya tua itu.

Aku pun menaruh minuman itu di meja.
"Ayo silahkan diminum" ujar nyonya tua itu.
"Jeng ini menantu nya?" tanya salah satu wanita parubaya itu.
"Ih..bukan dong ini mah pembantu saya"
"Owh..tapi kok gak pakai seragam dan masih muda"
"Mungkin dia lupa pakai seragam dan memang masih muda,namun sayangnya hidupnya susah"
"Maksudnya orang miskin?"
"Uww..saya gak ngomong begitu ya"
Mereka lalu bercanda gurau. Apa mereka tidak melihat aku? Keterlaluan.

Aku pun meninggalkan mereka dan kembali kedapur untuk menaruh nampan. Setelah itu aku pun ke kamar ku dengan perasaan yang kesal. Ralat,maksud ku sangat-sangat kesal. Seenak nya saja mereka merendahkan ku. Mereka pikir aku tidak punya perasaan apa?.

Liat saja nanti,kalau aku sudah punya uang banyak dan jadi orang kaya,jangan harap nyonya tua itu bisa hidup tenang. Termasuk Harry dan Razita.

Semuanya jahat padaku. Harry berperilaku dingin dan tidak peduli padaku. Nyonya tua itu seenaknya menyuruh ku saja dan Razita aku iri..iri dan benar-benar iri padamu,aku tidak suka kau bahagia. Aku tidak suka orang-orang dirumah ini bahagia dan tertawa.

Aku tidak peduli mau dibilang tidak tau malu atau tidak tau diuntung. Seterah. Yang penting sekarang aku harus menyingkirkan semuanya.

_______________________________________

Waktu cepat berlalu. Teman-teman Marcella pun sudah pulang. Marcella mengundang teman-teman nya tadi karena ingin berkumpul dan sekalian memberi undangan pernikahan Harry dan Razita.

Setelah itu..
"Ciarraa...kau dimana? Cepat rapihkan ini" teriak Marcella.
"Baik nyonya" jawab Ciarra.
"Kenapa kau tidak memakai seragam mu? Membuat malu saja"
"Maaf nyonya tapi tad-"
"Aku tidak mau dengar dan tidak peduli apa alasan mu itu, tapi kau harus ingat sekali lagi kau ulangi,kau akan tau akibatnya"
Dan Ciarra hanya bisa diam mendengar itu. Lalu Marcella pun ke kamar nya,meninggalkan Ciarra di ruang tamu.

[Sisi lain]

Razita disuruh pulang cepat dengan Harry karena hari ini ada foto prewedding untuk mereka,karena 2 hari lagi mereka menikah.

Harry pun menunggu Razita di parkiran kampus. Tak lama Razita pun datang.
"Daddy!" Razita langsung memeluk Harry dan dibalas pelukan nya.
"Ayo kita berangkat,nanti telat"
"Baiklah"
Lalu Harry membuka kan pintu mobil untuk Razita. Setelah itu Harry segera naik ke mobilnya lalu berangkat ketempat pemotretan.

Jangan lupa vote & komen!!
Makasih!!
Sorry kalo makin gaje ya hehe

Duoble update nih wkwk

Baby Girl[18++]Where stories live. Discover now