The Grace

1.1K 186 43
                                    

"Lim" Panggil Rose sembari mengusap wajah suaminya yang berkeringat.

Limario masih terdiam menatap kosong arah jalan raya dihadapannya. Ia masih shock dengan perkataan dokter kandungan Rose.

Rose menggenggam tangan sang suami, "Jangan takut, kita akan merawatnya bersama" Ucapnya mencoba menenangkan Limario.

Limario menghela nafasnya, "Hmm baiklah, maaf jika aku terlihat begitu lemah Rojje-a" Jawabnya sembari menatap mata sang istri.

"Tidak apa Lim" Ucap Rose.

Keduanya menyeberang jalan menuju parkiran klinik. Selanjutnya pulang ke rumah, tapi sebelum itu Rose mengajak Limario mampir ke toko bunga terlebih dahulu.

Rose segera berlari menuju tanaman bunga mawar dengan bersemangat.

"Hyah Chagiya, pelan-pelan" Ucap Limario sembari mengikuti istrinya.

Rose memilih beberapa buah tanaman mawar dengan warna berbeda-beda, ia juga memesan beberapa buket bunga mawar untuk dibawa pulang. Limario hanya mengawasi sang istri tanpa banyak berkomentar.

"Permisi Tuan, tanaman mawarnya mau diantar atau dibawa sendiri saja ?" Tanya seorang pegawai pada Limario.

"Umm.. Ada berapa banyak memangnya ?" Tanya Limario.

"Totalnya ada 25 pot bunga mawar dan 2 pasang buket Tuan" Jawab pegawai.

Limario membelalakkan matanya ketika mendengar jawaban pegawai itu, "Benarkah ? Ahh umm... Aku bayar jasa pengirimannya sekarang saja, berapa total semuanya ?" Tanyanya.

"Baik Tuan, kami memakai sistem argo. Jadi untuk biaya pengiriman dibayarkan setelah sampai ditujuan" Jawab si pegawai toko bunga.

"Oh begitu, baiklah. Terima kasih" Ucap Limario kemudian berlalu menuju kasir.

"Rojje-a" Panggil Limario sembari mendekati istrinya.

"Ya ?" Ucap Rose sembari masih melihat-lihat bunga dihadapannya.

Limario tersenyum melihat Rose yang nampak bahagia, "Chagiya, ayo pulang" Ajaknya.

Rose mengangguk namun tatapannya masih mengarah ke bunga-bunga didepannya.

"Kau sudah punya banyak bunga disana" Ucap Limario sembari mengarahkan pandangan Rose ke kendaraan pengantar bunga.

"Astaga, itu semua milik kita Lim ?" Tanya Rose terkejut.

Limario menelan ludahnya sebelum bicara, "Apa tadi kau sedang pingsan saat memilih bunga-bunga itu Chagiya ?" Ucapnya Lirih.

Rose mengerutkan dahinya mendengar perkataan sang suami, namun sejenak kemudian ia hanya melempar senyum kemenangan untuk Limario.

"Huh itu pilihan kami bertiga" Ucapnya sembari mengelus perutnya dan berjalan menuju mobil.

"Hah benar juga" Gerutu Limario sembari mengikuti sang istri menuju mobil.

Keduanya telah sampai dirumah dan Limario sibuk melayani pengantar bunga, ia meminta tolong agar pot-pot bunga itu diletakkan di backyard. Selesai menata pot dan membayar uang kirim Limario kini bergegas menuju ruang keluarga untuk menemui istrinya.

"Kenapa ?" Tanya Limario yang melihat Rose memegangi perutnya.

"Hum ? Ahh tidak, aku hanya memastikan mereka senang karena sekarang kita sudah punya taman bunga" Jawab Rose dengan senyumannya.

"Oh begitu, hmm Rojje-a... Kenapa kau pesan 2 pasang buket bunga ? Apa tidak berlebihan ?" Tanya Limario sembari meletakkan buket bunga dimeja.

Rose tersenyum, "Kemarilah... Dan dengarkan penjelasanku" Ucapnya sembari meminta Limario duduk disampingnya.

So Much Pain [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang