PILIHAN PARA DEWA : LYNX

26 3 2
                                    


Di balik tebing-tebing tinggi di barat daya Athranna, seorang pemuda berambut cokelat keemasan melompat dan berlari di antara pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang. Ia berlari jauh dari pemukiman, jauh dari hiruk-pikuk Distrik Highcave menembus hutan yang dingin. Disaat ia bersiul, burung-burung datang menghampiri dan bertengger di kepala maupun pundaknya. Ia tersenyum lembut dan menghentikan langkahnya di depan aliran sungai Espallas.

"Satu-satunya yang tidak membeku," ucapnya lembut dan membasuh wajahnya. Highcave akan selalu menjadi rumah bagi musim dingin untuk tinggal dan membekukan segalanya. Baju dan mantel yang ia kenakan sangat kontras di antara warna putih yang berjatuhan dari langit.

"Ogra!" teriaknya ke seberang aliran sungai yang jernih. Sedetik kemudian, semak belukar itu bergoyang dan bergesekan. Geramannya seakan memecah keheningan pagi itu. Ia kemudian beranjak keluar. Berkaki empat dengan tinggi lebih dari 5 kaki, berhias gigi setajam belati dan bulu sehitam arang. Ia melolong dan melompati sungai besar itu layaknya melompati sebuah ranting. Kemudian menerjang seakan ingin memangsa manusia di depannya dan mereka berguling di tanah.

"Hai kawan." Sapa pemuda itu lembut seraya menepuk-nepuk kepala serigala besar yang menindihnya. "Aku membawakanmu hadiah." Ucapnya dengan lengan yang mengeluarkan sebungkus daging asap dari balik mantelnya. Ograpun akhirnya turun dan duduk manis, sesekali berguling menunggu bungkusan daging dibuka. Pemuda itu kemudian membagi dua daging itu, separuh untuk perutnya yang lapar sejak kemarin dan separuhnya lagi untuk hewan buas di hadapannya.

Disaat mereka menyantap hidangan sederhana itu, semak belukar di belakang mereka bergerak cukup berisik. "Ogra, sembunyi!" perintah pemuda itu seraya berdiri siaga mengeluarkan belati perak dari saku mantelnya. Siap menerjang siapa saja yang mungkin keluar dari semak itu. "Keluar kau pengecut!" hardiknya. Ia mulai panik, peluh perlahan keluar dari keningnya yang tertutup rambut cokelat indahnya. Ia tidak takut kalah dalam perkelahian manapun, ia hanya takut jika seseorang melihat Ogra. Takut jika Rast kembali dan menuntut dendam. Menyembunyikan Ograpun akan sulit, tidak akan mudah baginya atau siapapun untuk menyembunyikan seekor direwolf.

"Oi, tenanglah Zacky," ucap seseorang dari semak belukar itu, ia perlahan keluar dan menampakkan dirinya. Penampilannya tidaklah terlalu berbeda dari pemuda itu, hanya saja lebih tinggi dan mungkin lebih tampan. "Berhentilah memanggilku seperti itu. Aku bukan anak kecil lagi, Christopher." Keluhnya, namun kemudian badannya terlihat gemetar. Matanya memerah dan mengeluarkan air mata. Dilemparnya belati perak itu hingga berdentuman dengan tanah, berlari ke arah Christopher dan memeluknya erat.

"Aku pulang, Zackarias." Ucap sosok itu sembari mengelus kepala temannya. "Selamat datang, Chris." Balasnya sembari melepaskan pelukannya dan beranjak menjauh, berusaha mengamati pertumbuhan Christopher dari ujung rambut hingga kuku kakinya. Ia masih memiliki senyuman hangat itu di bibir tipisnya. Namun saat ia menyusuri pandangannya ke arah lengan kanan Chris, sebuah jarah silang hitam melingkar di sana. Bahkan lukanya masih terlihat segar.

"Apa yang mereka lakukan padamu?" tanya Zack.

"Kau tahu, jika ada tiket masuk ke dalam Penjara Gador, maka kau juga akan mendapatkan tiket keluar." Jawab Christoph dan mengangkat baju tahanannya yang tipis hingga memperlihatkan dadanya. Sebuah lingkaran kecil berbekas di sana, dengan lambang ular di tengahnya. Luka bakar itu telah sembuh sejak lima tahun yang lalu dan mulai ditutupi daging baru. Tapi lambang itu masih terlihat hidup, seakan mendesis.

Zack kemudian menyentuh lambang ular itu dan menggeram. Ia mulai mengingat-ingat kabar burung mengenai penjara terkejam di seluruh dunia itu. Sebuah penjara yang terletak di bawah tanah istana, dingin dan gelap. Cahaya mataharipun seakan enggan menuruni tangga untuk menyinari sel-sel besinya yang kokoh. Ada yang mengatakan, aroma yang tercium di sana hanyalah bau busuk dari bangkai-bangkai narapidana yang dihukum mati dengan bisa ataupun racun oleh para Nucar, hingga bau amis dari darah yang mengering akan lebih segar untuk dihirup daripada jajaran mayat yang menegang. Bahkan, setiap narapidana yang dimasukkan ke sana akan dicap dengan bara layaknya mereka hewan ternak di ladang-ladang Highcave. Persis seperti yang ia lihat di dada Chris.

CROWN OF ATHRANNAWhere stories live. Discover now