Bagian Tujuh

46.7K 1.9K 5
                                    

"Seseorang yang memilih diam bukan berarti tak memiliki perasaan yang begitu dalam."

"Ayo dek pulang!" ajak Bagas.

"Hmmm... Kita duluan ya semuanya! Kalau masih kangen sama gue datang aja ke rumah okee!!" ucap Denayla pada Satria, Vano, Deka, dan Okta.

"Idih pede amat lo, siapa juga yang bakal kangen sama lo" balas Vano.

"Idih tinggal jujur aja apa sih sulitnya" jawab Denayla.

"Terserah lo aja dah" jawab Deka.

"Udah ahh mending gue pulang daripada ngomong sama kalian nggak ada manfaatnya" ucap Denayla sambil menjulurkan lidahnya pada Satria, Vano, Deka dan Okta.

"Hati-hati!" ucap Satria.

"Oke" balas Denayla sambil tersenyum.

Jujur Satria masih agak canggung untuk membuka pembicaraan dengan Denayla. Dia bingung harus memulai darimana. Akhirnya Satria pun memilih untuk diam saja mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Denayla dan ketiga sahabatnya itu.

"Kita duluan kalian hati-hati! Jangan lupa ntar ke basecamp!" ucap Bagas.

"Siyap bang" jawab Satria, Vano, Deka, dan Okta.

Akhirnya Denayla dan Bagas pun masuk ke dalam mobil lalu segera menancap gas mobilnya. Namun pada saat Denayla keluar dari parkiran sekolah Denayla melihat kaca spion,  dia melihat Lina sedang menuntun sepeda nya keluar dari parkiran.
Secara spontan Denayla pun menyuruh Bagas untuk menghentikan mobilnya, lalu Denayla langsung turun dari mobil menghampiri Lina.

"Kak stop dulu!" ucap Denayla.

"Dek lo mau kemana?" tanya Bagas kakaknya.

"Bentar kak!" jawab Denayla.

"Lina!!" Teriak Denayla lari menuju keberadaan Lina.

Lina yang mendengar ada seseorang yang memanggilnya pun menoleh kebelakang dan melihat Denayla yang sedang berlari.

"Lina" panggil Denayla.

"Kenapa Nay?" balas Lina.

"Lo mau pulang ya?"

"Iya Nay"

"Sepeda lo kenapa di tuntun Lin? Apa memang peraturan begitu sampai di luar sekolah?" tanya Denayla penasaran.

"Nggak kok Nay, sepeda aku ban nya bocor nih" jawab Lina sambil tersenyum kecut.

"Kok bisa sih?"

"Aku juga nggak tau"

"Rumah lo jauh nggak dari sini?"

"Lumayan sih Nay"

"Nggak mungkin kan lo mau pulang begini, mending gue anterin pulang sama kakak gue!" ajak Denayla.

"Nggak usah Nay, takutnya nanti ngrepotin kamu" tolak Lina.

"Nggak kok Lin, udah ayo!!" ucap Denayla sambil menggenggam tangan Lina.

"Bentar, terus sepeda aku gimana?" tanya Lina.

"Lo taruh sini aja, ntar gue suruh seseorang buat ngantar sepeda lo ke bengkel" jawab Denayla.

"Emang nggak ngrepotin Nay?" tanya Lina lagi.

"Nggak Lin, udah ayo!" ajak Denayla masuk kedalam mobil.

"Kak anterin temen aku dulu ya!" Ucap Denayla.

"Ohh oke" ucap Bagas.

Saat di perjalanan mereka pun berbincang-bincang di iringi canda tawaan dari Denayla.
Sungguh Lina merasakan nyaman berada di dekat mereka. Andai saja dia memiliki seorang kakak, pasti ia akan merasakan apa yang dirasakan oleh Denayla saat seorang kakak sedang melindungi adik perempuannya.

"Lin, lo emang nggak biasa ya bilang lo gue sama orang lain?" tanya Denayla.

"Hmm iya udah terbiasa soalnya!" jawab Lina.

"Lo tadi saat di bully sama Silvi dan teman-temannya kenapa lo diam aja?" tanya Denayla lagi.

"Nggak papa Nay"

"Kok nggak papa sih Lin?"

"Semakin aku ladenin mereka pasti mereka akan berulah lagi sama aku, lebih baik aku diamin mereka" ucap Lina menjelaskan.

"Lo tinggal sama siapa Lin di rumah?" tanya Denayla.

"Aku tinggal sendiri" jawab Lina sambil menunduk kan kepala nya.

"Kenapa?" tanya Bagas, akhirnya ia ikut membuka suara juga.

"Cerita aja nggak papa kok Lin, mungkin kamu bisa berbagi masalah sama kita, ya kan kak?" ucap Denayla sambil melihat wajah kakak nya.

"Iya" jawab Bagas.

"Tadinya aku tinggal sama nenek aku... Beberapa bulan lalu nenek meninggal karena sakit. Aku nggak punya uang buat berobat nenek. Sekolah aja aku dapat beasiswa...Coba aja kalau aku nggak dapat beasiswa pasti aku nggak bisa sekolah seperti kalian.
Buat makan sehari-hari aku kerja setelah pulang sekolah di sebuah restoran itu pun gajinya nggak seberapa buat makan dan beli obat nenek, sampai akhirnya nenek pergi ninggalin aku sendirian.J ujur setelah kepergian nenek aku kehilangan patah semangat buat lakuin apapun, yang aku inginkan cuma diam di rumah.
Aku sedih karena belum bisa bahagiain nenek selama ini, aku selalu ngrepotin nenek... Aku nggak tau dimana orang tua aku ataupun keluarga aku... Aku hanya tahu nenek, dari kecil aku sudah dirawat sama nenek sampai sekarang" ucap Lina menceritakan semuanya. Lina pun tak sadar bahwa air matanya mengalir di pipinya.

"Maaf gue nggak tau kalau pertanyaan ini ngingetin lo sama nenek dan semua penderitaan lo Lin" ucap Denayla menyesali perkataan nya tadi.

"Sorry" ucap Bagas.

"Nggak papa kok, emang udah gini takdir aku" ucap Lina sambil mengusap air matanya.

"Jangan sedih Lin, disetiap kesedihan pasti akan ada kebahagiaan setelah itu... Jangan patah semangat, lo orang yang kuat Lin menurut gue, lo bisa hidup sendiri tanpa adanya keluarga...  Ya walaupun itu sangat sulit sih Lin" ucap Denayla sambil mengelus-elus pundak Lina.

"Sekarang lo punya kita, gue udah nganggep lo seperti adik gue sendiri" ucap Bagas.

Lina yang mendengar perkataan Bagas itu pun, matanya langsung berbinar-binar. Seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Bagas.

"Bener kita akan ada buat lo,lo mau kan jadi sahabat gue?" tanya Denayla pada Lina.

"Tentu, kalian memang orang yang baik" jawab Lina.

" Ehh kak stop sini aja" ucap Lina pada Bagas.

"Emang udah sampai?" tanya Bagas melihat Lina.

"Udah kok kak udah deket... Aku jalan kaki aja... Lagian kalian nggak bakal bisa nganterin aku sampai rumah kalau pakai mobil soalnya masuk gang, dan gang nya sempit banget kak" jelas Lina pada Denayla dan Bagas

"Lo yakin Lin?" tanya Denayla.

"Iya Nay.... Makasih ya kak, Nay udah nganterin aku" ucap Lina.

"Iya sama-sama" ucap Bagas dan Denayla.

"Aku pergi dulu... Assalamualaikum" ucap Lina lalu keluar dari dalam mobil

"Wa'alaikumsalam" ucap Bagas Dan Denayla bersamaan

"Jalan deh kak!" suruh Denayla pada Bagas.

Akhirnya Bagas pun segera menancap gas mobil dan pergi dari sana menuju rumah.


Denayla dan Bagas baik banget ya guys😊. Mereka mau berteman sama siapa aja nggak mandang harta atau apapun itu asal tidak membawa pengaruh buruk bagi mereka.

Hmmm jangan lupa vote dan komen nya ya💙terima kasih.

SAYLA✔️ (OPEN PO)Where stories live. Discover now