Seokjin sengaja meminggirkan mobilnya di jembatan sungai han. Aku tak tahu alasan kenapa pria disebelahku ini malah menghentikan laju mobilnya sementara lokasi Cafe yang akan kami tuju masih bisa dibilang lumayan jauh.
"Kudengar kau tidak bisa apapun," celetuk Seokjin, sangat tiba-tiba dan membuat kepalaku refleks menoleh kearahnya.
"Ya. Aku terlalu penakut dalam segala hal," jawabku. Seokjin tak mungkin berubah pikiran dan akan membatalkan perjodohan ini, kan? Tiba-tiba saja aku jadi ketakutan. Sangat takut sampai-sampai rasanya aku ingin menangis kencang.
Seokjin mengeluarkan seringaiannya sekilas. Pandangannya masih tertuju pada jalanan di depan sana. "Kau tahu, siapa yang mau denganmu? Kudengar kau sudah ditolak oleh banyak pria, benar? Kau memang sudah seharusnya berkecil hati karena memang kau itu tidak sempurna. Logisnya, siapa yang mau menggantung masa depannya padamu, wanita yang tak bisa apapun dan terlalu penakut?"
Skak mat! Aku merasa seperti bidik Raja yang sudah mati. Benar apa yang Seokjin katakan, tidak ada yang mau menaruh masa depannya padaku. Aku tak bisa apapun, bahkan aku selalu melakukan kesalahan kecil. Rekan kerjaku saja mesti harus sabar dalam menghadapi diriku yang selalu melakukan kesalahan saat bekerja.
"Sepertinya, aku harus jujur denganmu. Aku menerima perjodohan ini hanya demi jabatan Presdir. Jadi, jangan berharap jika aku menerima perjodohan ini dengan senang hati. Setelah kupikir, masa depanku akan hancur jika bersama denganmu," jelasnya, membuat aku benar-benar merasa tertampar.
"Jangan berharap jika aku akan menjadi pangeranmu. Kuharap, kau bisa menjadi pangeran untuk dirimu sendiri. Karena, tak ada satu pria pun yang bersedia untuk menjadi pangeranmu," lanjutnya seraya melajukan kembali mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Pressure
Short Story[ COMPLETED ] Aku dengan segala kelemahanku, membuatku berpikir jika sebenarnya aku memang tak pantas untuk mencinta dan dicinta.