10(2) - Beban

199 63 49
                                    

"Beban yang terjadi akan selalu terjadi di kehidupan, tetapi aku berusaha menghadapi nya dengan senyuman."

"Nulis cerita bahagia disaat sedang bersedih, gue udah ngerasain adrenalinnya."

*****

Sam hanya memperhatikan Icha di UKS, dia kelihatan lemas sekali, pucat.

Sam tak tega melihat nya,

"Hey Sam, kamu kenapa kesini?" Tanya salah seorang guru kepada Sam.

Sam hanya terdiam sejenak, dia baru sadar telah meninggalkan upacara demi gadis di depan nya ini.

"Sakit kamu Sam?" Tanya guru itu yang mengira Sam yang sakit, padahal tidak.

Sam diam, 'Gue abis nolongin, bukan sakit babi.' Ucap batin nya tak terima.

Sam hanya tersenyum sedikit, bahaya kalau guru itu tahu bahwa dia mempunyai hubungan dengan Icha.

"Iya Bu," Jawab Sam setengah dan agak menjauh dari Icha.

Icha telah di urus oleh Anggota Pmr, Sam berpikir mungkin tidak apa-apa dia meninggalkan nya.

*****

Sam melihat layar handphone milik nya, tentu saja itu adalah notification dari Icha, sorak suara dari teman nya terlalu memenuhi telinga nya.

Sam membuka room chat.

Icha.

Thanks😘

Setelah melihatnya Sam menahan senyumnya, tidak ada yang lebih indah dibanding balasan dari Icha kemudian Sam membalas,

Sam.

Sama-sama😍🤩🤗😚😘

"Cie elah si bucin." Seru Galih yang mengintip chat Sam.

Sam tak menghiraukan nya, dia masih terfokus pada layar room chat.

Sam

Aku ke kelas kamu dulu.

Sam memilih keluar kelas, karena tak ada guru yang mengajar, dia pergi ke kelas Icha.

"Coklat nih." Ucap Sam yang tiba dengan cepat ke kelas Icha.

Icha tersenyum, 'Sam, Icha sayang Sam.' Ucap batin Icha. "Aku bagi dua yah." Ucap Icha yang berniat membagi dua coklat itu.

Sam menggeleng cepat. "Buat kamu."

Icha memasang muka kecewa, "Nggak, bagi dua." Ucap nya memaksa.

Sam tidak mau coklat itu di bagi dua, coklat itu untuk Icha saja. "Coklat nya buat Icha aja." Ucap Sam dan mulai beranjak pergi, coklat itu seharusnya untuk Icha. Sam bucin banget.

"Sam, coklat nya bagi dua!" Teriak Icha, tetapi Sam sudah beranjak pergi darinya, Icha merasa kecewa.

*****

Bel pulang berbunyi.

Sam keluar kelasnya, dan telah melihat wanita itu telah berdiri di depannya sambil memasangkan coklat tadi.

"Bagi dua yah."

Sam hanya menggeleng, seperti ada yang berubah dari nya, tak ada kata yang terucap.

"Sam--"

Semua berubah pada dirinya seketika.

*****

Sam sampai di rumahnya dan melempar bebas ranselnya ke arah manapun dia suka.

Baru saja di masuk ke rumahnya telah terdengar suara bentakan kedua orang tua nya.

Dunia terlalu membuatnya sakit,

Sam melihat layar di handphone nya, Icha telah memberikan foto coklat kepada nya.

Icha

Makasih yah😘

Sam hanya tersenyum melihatnya dan kemudian ia mendengar suara barang yang terbanting dari kamar mereka, lagi.

Ya, ayah dan ibu nya waktu itu berbaikan, tetapi kini permasalahan itu terjadi, lagi.

Semua itu bukan pemandangan baru, selalu terjadi, dan akan selalu, terjadi.

Memimpikan keluarga yang harmonis termasuk mimpi belaka bagi Sam, dari kecil dia sudah di isi dengan cerita yang membuatnya tak bisa menyayangi keluarga itu lagi.

Sam pergi meninggalkan chat Icha.

Pergi ke kamar mereka untuk melihat situasi yang terjadi, sesuai yang di duga mereka bertengkar lagi.

Sam hanya melihat kedua nya,

"Ibu.."

Seketika suara diam sejenak.

"Ayah.."

Suara masih halu, tanpa adanya kelu.

"KAK, KOPI AKU TUMPAH!" Teriak Yopan.

Sam menoleh ke arah datang nya suara, 'Oke lo ganggu suasana nya kampret.' Sam melihat kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, marahan nya bisa di pause dulu bisa?" Tanya Trivia yang telah berada disamping Sam yang membuatnya agak terkejut.

'Sejak kapan dia disitu? Oke, tapi kedatangan nya bagus juga, tapi yang paling bingung adalah marahan nya bisa di pause dulu?' Sam hanya memikirkan hal gila yang di lakukan Trivia tadi, setidaknya itu membuat suasana mencair seketika.

"Lo kira game yang bisa di pause gitu?" Tanya Yopan pada Trivia yang telah berada di belakang Sam dengan secangkir kopi yang isi nya tak penuh lagi, "Kak, kopinya panas banget, tumpah jadinya." Ucap Yopan tanpa dosa.

Trivia hanya menoleh sinis pada adik bangsat nya itu, "Diem bungsut, lo masih bayi jangan ikut-ikutan."

"Apaansih lo babi, gue bukan bayi woi!" Protes Yopan tak terima.

Sam hanya melihati kekonyolan kedua adik gila nya itu, setidaknya mereka sudah menjadi bagian dari rasa kenyamanan Sam di rumah ini.

Sam tersenyum, "Iya kok nggak ada yang bayi, kalian semua itu memang masih kecil, tapi sifat kalian sudah dewasa, kalian bisa bercanda bersenang ria tanpa memikirkan beban hidup yang terjadi, kakak bangga sama kalian." Ucap Sam yang tiba-tiba bijak.

Yopan dan Trivia melihat Sam sejenak tak percaya mendengar kata-kata aksara asyik yang membuat mereka membelalak.

"Bungsut, itu kakak lo? Sejak kapan si bangsat itu jadi bijak?" Bingung Trivia seraya menanyakan hal itu pada Yopan agak berbisik.

"Mana gue tahu babi."

"Ngegas babi!"

-Salam Author tak berguna.

SACHA [SELESAI] ✔Where stories live. Discover now