3. Assist

670 23 0
                                    

Beberapa hari menjelang ujian sekolah. Reina memberikan sejumlah makanan dan juga alat tulis kepada Richard. Julian dan Richard sudah tidak sedekat dulu, mereka berbicara jika membutuhkan, jika tidak jangan harap. Reina juga memberi beberapa alat tulis kepada Julian. Percayalah sebenarnya hati Reina memang untuk Julian, tapi rasa kasihan membuatnya memilih Richard. Sudah enam bulan lebih Reina bertahan.

"woi kambing" sapa Reino

"apa badak?" tanya Julian

"kasian aing liat si nana pacaran sama RW sumpah, tikunglah anjir"

"goblog sia manya aing nikung ayeuna" jawab Julian (arti: goblok lu, ya kali gua nikung sekarang)

"sia ga liat aja gimana si RW ke Reina kalo lagi di rumah"

"gimana emang" Julian kepo.

"kaya bukan orang pacaran anjir sumpah"

ΔΔΔ

Setelah ujian sekolah dan ujian nasional selesai, mereka mulai sibuk mencari jas untuk wisuda nanti. Reino, Ray, dan Julian memilih untuk membeli jas ketimbang menyewanya. Selain harga sewa dan harga beli tidak terlalu berbeda, mereka punya alasan tersendiri untuk membeli jas itu.

"woi kobokan warteg, menurut anda sebagai perempuan dengan pengamatan feshiong yang baik dan benar, coba liat anda perhatikan ini cocok atau tidak" kata Julian kepada Reina yang sedang memperhatikan jas berwarna hitam yang dipegang Julian.

"iye ketek onta, itu cocok, nanti dalemnya warna putih pake dasi item ato ga pake kemeja item dasi kuning" jawab Reina, lalu ada telepon masuk ke telepon genggamnya.

(Richard , Reina)

Halo
Ya
Lagi dimana? Aku ke rumah gaada orang.
Riau junctions sama Reino, Julian, sama Ray juga.
Ngapain??
Nemenin mereka nyari jas.
Aku ke sana ya?
Ga usah udah mau pulang ko sebentar lagi.
Oohh ya udah nye
Bye

Reina mematikan teleponnya dengan Richard. Sambil memutar bola matanya, Reina memasukan telepon genggamnya ke dalam tas.

"Richard ya?" tanya Julian

"hmmm" jawab Reina

"sok jutek, aing cipok sia" balas Julian

"sia yang aing cipok duluan" timpal Reino

"eh iya ampun sultan" jawab Julian sambil memukul pundak Reino bagian belakang.

"sakit bangsat" balas Reino, lalu mereka pukul-pukulan diantara jas-jas yang digantung di sana.

"Rei, udah tinggalin, biarin aja dua belalai onta itu berantem" kata Ray mengajak Reina menjauh.

"eh iya berenti yu cari lagi" Julian menghentikan perkelahiannya dengan Reino.

ΔΔΔ

Pagi ini semua siswa kelas 12 dikumpulkan di gedung olah raga sekolah. GOR basket lebih tepatnya. Mereka sudah libur dari beberapa minggu yang lalu dan hari ini mereka harus masuk sekolah dengan muka bantal, belum mandi dan yah maklum namanya juga libur. Gaada yang ngajak pergi ga mandi.

"Selamat untuk kalian semua siswa dan siswi SMA Cahaya Nusantara atas pencapaian yang sudah di raih, kalian semua lulus 100%, ditambah mendapatkan peringkat pertama nilai ujian nasional tertinggi se-Jawa Barat" ucap kepala sekolah dan membuat semua murid kelas 12 melompat kegirangan.

"lulus lulus lulus lulus lulus" satu geng itu Julian berteriak memenuhi gedung olah raga sekolah.

ΔΔΔ

"ku coba coba melempar manggis, manggis ku lempar ekstraku dapat yhaaakkk" teriak Stefan di kantin sekolah. Dua dari lima belas orang itu menoyor kepala Stefan ke arah depan secara bersamaan.

"bu ndut, kita lulus niiihh jangan kangen diutangin yaa" teriak Reino kepada penjaga kantin di SMA Cahaya Nusantara.

"bu kalo kangen diutangin bilang yaa nanti saya ke sini deh ngutang lagi" ucap Ray

"ga usah malu-malu bilang kangen, nanti nyesel loohh" teriak Julian. Sementara Richard hanya diam tersenyum melihat tingkah laku teman-temannya.

Reina yang sedang mengurus berkas di kantin hanya tertawa melihat kelakuan kakak kelasnya itu. Richard datang dengan segelas jus jambu merah kesukaan Reina.

"ngapain jam pelajaran di kantin?" tanya Richard

"ini disuruh Bu Sri ngurusin ini nih" jawab Reina sambil menunjukan setumpuk kertas dengan data-data siswa. Bu Sri adalah guru kesiswaan jadi nggak salah kalau semua data siswa ada di Beliau.

"nih kesukaan, muka kamu udah kusut ngeliatin itu semua" kata Richard sambil memberikan jus jamb merah yang barusan ia beli.

"makasii" jawab Reina

"makasi doang gaada yang lain gitu?" tanya Richard sambil menyentuh pipinya.

"lagi di sekolah, Richard nanti dimarahin" jawab Reina. Lalu teman-teman Richard yang satu geng itu datang duduk bersama dengan Reina dan Richard.

"bububucin" Julian berlaku seperti sedang bersin sambil mengucapkan kata itu.

"pindah pindah jangan ganggu yang bucin" ucap Reino

"eh engga jangan ga usah sini aja temenin kalo bisa bantuin" jawab Reina.

"woi bangsat-bangsatku gua mau snapgram dong" lanjut Reina.

"anying dibilang bangsat" timpal Ray. Reina tidak menjawab lalu mengeluarkan telepon genggamnya dan merekam kakak kelasnya itu

"congratulations to you all my brothers, @reinohn @jrpratama @bmakarim @thomasgn @richardwill @dioniboy @jasonchg @ronaldojoo @adanieljon @raynaldyag @garrywijaya @kevinditya @benedictyes @kevinkd @jeffraphael @stefanherm" tulis Reina di snapgram akun instagram pribadinya.

Setelah selesai dengan tugasnya, Reina kembali ke kelas dan memikirkan sesuatu yang membuatnya tidak fokus dengan jalan dan terpeleset.

"makanya kalo jalan pake mata" uluran tangan laki-laki itu diterima langsung oleh Reina.

"nenek nenek bertato juga tau kalo jalan tuh pake kaki bukan pake mata" jawab Reina sambil membereskan seragamnya.

"anying ngelawan" dengan sigap Reina melihat ke arah laki-laki itu lalu tersenyum.

"apa lu senyum senyum" ucap Julian

"dih ga boleh gua senyum?" tanya Reina.

"boleh" jawab Julian.

"nyebelin dasar" timpal Reina.

"bawel" balas Julian

"bawel tuh ikan 'kan?" tanya Reina

"bawal goblok" jawab Julian sambil menyentil kening Reina.

"ya maap ga usah ngegas, kambing" Reina menyubit pinggang Julian.

"ga usah nyubit bangsat, sakit kutil" jawab Julian sambil memukul pelan kepala Reina.

ΔΔΔ

"15 April 2016. Selamat enam bulan Reina dan Richard. Semoga cepet cepet ditikung Julian ya." ucap Reino yang sedang bermain play station bersama Julian.

"gua bakal nikung tapi nanti, kalau waktunya pas, ga mungkin sekarang sekarang ini" jawab Julian.

"kalau bisa secepatnya, hati Reina buat lu bukan Richard"

"enam bulan mereka kaya pacar rasa temen" tambah Reino.

Rain and the BasketboyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ