38. Senang-senang

275 17 0
                                    

Kembali ke Ibu Kota. Kembali ke suasana kampus yang masih sepi. Hanya bersisa mereka-mereka yang tinggal di asrama yang baru kembali dari liburan panjang mereka. Kembali ke sesi latihan menuju pertandingan berikutnya.

"Ghi, sini" panggil Kennard.

"ngapa?" tanya Arighi.

"gua kan liat ig lu sama Reina"

"hooh terus?"

"ada cowo yang komen julid itu kan"

"kalo gua ga salah liat itu yang ngetik kemarin ini si busuk, jadi account -nya itu ada di si busuk" lanjut Kennard.

"Vania maksud lu?"

"ya yang busuk selain doi siapa lagi coba" Kennard membalikan pertanyaan Arighi.

"ya iya juga sih, nanti coba kita bikin jebakan apa gitu untuk ngebuktiin"

"tapi Reina ga usah tau lah ya" lanjut Arighi.

"kalo itu sih bebas gimana lu mo dia ikut apa kaga"

"gua ga habis pikir ya sama si Vania" kata Rivaldo yang baru sampai di meja kantin tempat mereka berkumpul walaupun hari ini semua kantin tutup dan sepi.

"kenapa lagi?" tanya Kennard.

"barusan dia lagi sendirian main hp pake earphone, gua lewat dari belakang, gua liat dia lagi buka account si cowo julid itu, tapi tulisannya itu edit profile bukan follow. Nih sempet gua foto, ga sadar juga dia" Rivaldo menunjukkan hasil fotonya tadi kepada Kennard dan Arighi.

"ada apa nih pagi-pagi udah gibah" tanya Patrick saat datang sambil memukul meja.

"Vania yang jadi cowo julid di account gua sama Reina" Arighi menjelaskan.

"what??? Bener kan apa yang ada di otak aing" Reina lewat sambil menarik Vania, tiba-tiba dan sedikit kasar.

"Na mo ngapain bawa dia?" teriak Arighi.

"mo bawa dia naik lambor biar ga julid pake fake account" jawab Reina.

"kasian belum pernah naik mobil mahal" lanjut Reina.

"anjir emang pacar lu savage banget, Ghi" ujar Patrick.

"abangnya lebih-lebih" Erick juga muncul di sana.

"susul yu?" ajak Arighi.

"pake mobil lu yah" ujar Rivaldo.

"kalo pake mobil gua ga akan kekejar itu banteng ngamuk" lanjut Rivaldo.

"iye iye ayo gas". Mereka semua berlarian ke parkiran dalam asrama. Mobil Arighi tepat berada di kanan tempat mobil Reina terparkir. Posisi mobil Reina sudah berada jauh dari tempat parkirnya. Lambaian tangan Reina dan klakson mobil menjadi tanda perpisahan bagi Reina dan teman-teman laki-lakinya.

Mobil Arighi masih mengikuti mobil Reina yang bisa berlari sampai 300 km/jam itu. Reina belum memulai permainannya dengan si banteng putih. Pelan, santai, dan tidak agresif seperti biasanya.

Ya Tuhan akhirnya aku bisa ngerasain naik lambor yang mahal ini. Itu perasaan Vania sekarang. Itu yang ada di hatinya tapi tidak di wajahnya. Memang si jago sandiwara.

"gua penasaran deh Van. Apa yang bikin lu sampe buat fake account gitu" tanya Reina dengan halus.

"kepo banget sih" jawab Vania ketus.

"gua nanya baik-baik loh, jangan buat buat naikin kecepatan ini mobil bikin lu jantungan" ancam Reina.

"iya silahkan gua ga takut" Vania masih ketus. Reina menaikkan kecepatan mobilnya sedikit demi sedikit. Belum menyentuh angka 100 km/jam memang.

Rain and the BasketboyWhere stories live. Discover now