26. Perempuan Cantik

334 14 0
                                    

Dua hari lagi sisa waktu mereka sebelum terbang ke Medan. Reina baru memberitahu mereka soal keberangkatan mereka ke Medan sekarang, dia bilang supaya jadi surprise kapan lagi dia buat surprise untuk eagles.

"say hi to Medan guys" ketik Reina di ruang obrolan grup eagles basketball dan mengirimkan foto tiket pesawat yang akan mengantarkan mereka ke Medan. Balasan mereka pasti sudah bisa kalian tebak, mereka kegirangan akan berangkat ke Medan.

"maaf ya baru ngasih tau, mau sok-sok an bikin surprise gitu ceritanya, padahal ini tiket udah di gua dri minggu lalu" lanjut Reina.

"tugas inget tugas" Ivanna membaca pesan di grup itu dan mengingatkan Reina soal tugasnya yang harus dikumpulkan sebelum Ia berangkat ke Medan. Reina sedang makan kue kering dari Reino dan kawan kawan sambil menyelesaikan tugas terakhir yang harus Ia kerjakan sebagai bayaran satu bulan absen dari kelas.

"ini terakhir Ban, tenang tenang. Sebentar lagi selesai tinggal kirim ke bapa dosen tercinta" jawab Reina.

"anjir lu cinta sama pa dosen?" tanya Tasya.

"ya engga lah bego" Reina melempar makanan ringan yang ada di sebelah kanannya ke Tasya.

"yang kaya gini nih jadi ketua himpunan mahasiswa, untung jalan ya" Ivanna menggerutu.

"jalan apaan dari tadi gua diem" jawab Tasya.

"Ivanna sabar ya Ivanna" Ivanna mengingatkan dirinya sendiri. Reina tertawa melihat dua sahabatnya itu.

ΔΔΔ

"kantin yu gas" ajak Patrick

"gas"

"ini nih contoh manusia manusia lupa hari" Arighi merangkul Winston dan Patrick. "sekarang hari minggu, kontlo"

Patrick mengecek tanggal di telepon genggamnya menepuk kepalanya dan tertawa. "Kok aing tolol ya" kata Patrick pada dirinya sendiri.

"gua mo siap-siap dulu" kata Arighi. Handuk coklat sudah melingkar di bahunya. Baju ganti juga sudah Ia bawa.

"hari libur ko mandi?" tanya Winston.

"mo pergi sama bebep" jawab Arighi lalu menutup pintu kamar mandi.

Selesai mandi dan menggunakan minyak wangi dan teman-temannya, Arighi menunggu Reina di luar asrama putri. Di depan mobil, ya mobil sedan hitam kesayangannya. Reina keluar pintu asrama dengan suede shoes, tas hitam, sabrina putih, dan celana jeans hitam panjang.

Mata Arighi terbelalak saat melihat Reina. Reina berhasil membuat Arighi jatuh cinta lagi. Hanya senyuman manis yang terlihat di wajah Arighi, tanpa bisa berkata-kata. Arighi menggunakan setelan berwarna senada dengan Reina. Kaos putih, celana jeans hitam, dan sepatu merek vans yang banyak di pasaran.

"kenapa baju kita sama sih" Reina memulai pembicaraan.

"eh iya juga, ah kamu nih ngikutin" jawab Arighi.

"kamu ini yang ngikutin" balas Reina.

"kata aku sih ya bukan ngikutin, tapi emang udah sehati aja gitu makanya bisa samaan pake bajunya"

"nah ini setuju, ayo kita berangkat" Reina menarik tangan Arighi untuk masuk ke mobilnya, padahal mereka berada di depan mobil.

Mereka sampai di mall sekitar jam tiga sore. Arighi bilang kalau dia sakit perut jadi mau ke toilet dulu sebentar. Tapi ternyata lama. Reina mengirim pesan pada Arighi kalau Ia akan berjalan-jalan tidak jauh dari toilet. Arighi mengiyakan pesan Reina.

Sepuluh menit berlalu. Lima belas menit berlalu. Reina memutuskan untuk menelepon Arighi.

(Reina, Arighi)

Halo om bokernya udah?
Sebarangan manggil gua om bapa lu om om kali ah.
Iyalah bapa gua om om, udah beres belum bokernya?
Udah.
Kenapa ngomongnya bisik-bisik?
Aku lagi ngikutin cewe cantik, takut kedengeran sama dia.
Kampret ih tau ah bete, aku di depan berskha, ke sini sekarang kalo ga aku pulang.
Si anjir bete sabar dong ini cewe cantiknya udah depan mata, tinggal di rangkul.
Terserah bete jiji huek pret.

Reina mematikan teleponnya dengan Arighi. Bersamaan dengan matinya telepon dari Reina, Arighi datang merangkul Reina. "ini cewe cantik yang lagi aku ikutin".

"mood changes in 3 2 1" Arighi menghitung mundur perubahan Reina dalam tiga detik. Reina memukul dada Arighi dan membenamkan wajahnya di dada Arighi. "ga pernah jelas emang lu, tai"

"pacar sendiri dibilang tai, gini gini juga sayang kan lu" jawab Arighi.

"kalo kaya tadi ga sayang, bodo amat bete gua ah ee luuu"

"iya iya ayo makan yu, shaburi aja ya biar bisa makan banyak oke. Aku tau kalo masalah makan kamu nomor satu" Arighi menarik tangan Reina ke arah tempat makan yang akan mereka tuju. Porsi Reina dan Arighi kalau di jumlah bisa buat makan satu keluarga. Masing-masing dari mereka bisa menghabiskan 25 plate daging dalam sekali makan. Total 50 plate daging hanya untuk berdua. Sementara orang lain biasanya 50 plate untuk empat sampai lima orang.

Maruk, lebok, teu boga ka era, teu kira-kira. Itu kata-kata yang keluar dari mulut teman-teman Reina waktu SMA kalau mereka sedang berada di tempat makan all you can eat.

"plate -nya jangan diambil dulu ya, Mba" kata Reina pada pelayan di restoran itu.

"iya, Kak. Kalau mau tambah lagi panggil saya aja, Kak. Mari selamat makan"

Candaan mereka tidak berhenti selama makan, Reina tersedak, Arighi menertawakan lalu tersedak juga. Arighi tersedak, Reina menertawakan lalu tersedak lagi. Seperti itu sampai nenek moyangku berubah dari seorang pelaut jadi seorang petani.

Mereka juga sudah membeli tiket bioskop untuk jam delapan malam nanti. Selesai makan, mereka masih bisa jalan-jalan menghabiskan waktu di mall itu. Membeli barang atau baju, minuman atau makanan ringan untuk di kamar asrama. Menggila di mall seperti biasa tanpa punya malu. Masih banyak sisa waktu yang bisa mereka gunakan untuk melakukan hal yang sia-sia.

Mereka malah bertemu dengan Patrick, Ivanna, Winston, dan Tasya yang baru bertemu juga beberapa menit yang lalu. Semua pakai baju putih dan hitam.

"katanya gaakan pergi?" tanya Reina pada dua sahabatnya.

"gabut ah di dorm juga, mending jalan" jawab Ivanna.

"hooh gatau mo ngapain di dorm, mo tidur, masih siang" tambah Tasya.

"kampret ini apa-apaan, kenapa item putih semua sih" kata Arighi.

"eh iya item putih, ngikutin anjir" balas Winston mendorong dua temannya.

"engga gua ga ngikutin ya" timpal Patrick.

Pertemuan mereka berakhir menjadi triple date dengan baju putih dan bawahan hitam. Winston dan Patrick juga menonton film yang sama dengan Arighi dan Reina. Arighi dan Reina sudah merencanakan untuk menyelundupkan makanan ke dalam bioskop, seperti mahasiswa-mahasiswa lain. Winston, Patrick, Ivanna, dan Tasya juga melakukan hal yang sama.

"yang di depan selalu adem ayem, kita lagi ga berantem, yang di belakang, pacar rasa musuh" Patrick merekam mereka yang sedang jalan menuju ke bioskop dan diunggah ke instagram story di akun pribadinya. Reina dan Arighi berada di paling depan, Ivanna dan Patrick di tengah, sementara Winston dan Tasya sedang bertengkar karena Tasya yang lemot.

Rain and the BasketboyOnde histórias criam vida. Descubra agora