0.14

1.8K 194 37
                                    

Mino berjalan dan berhenti tepat di hadapan pintu yang tertutup rapat. Lengan nya mau ia arahkan untuk mengetuk pintu itu hanya saja niatnya kembali ia urungkan. Ia masih bimbanh apakah harus membukanya atau tidak?

Sampai pintu itu terbuka dengan sendiri nya menunjukan seorang wanita dengan mata sembab dan tarikan koper pada lengan nya. Mino seakan tahu apa yang membuat mata sembab terpatri di mata itu.

Mino mengerutkan dahinya, apa yang akan Joohyun lakukan dengan kopernya?

"Aku akan pulang." Seolah tahu apa yang dipikirkan Mino, Joohyun langsung bicara. Joohyun mulai berjalan melewati Mino yang masih setia dengan lamunannya, seakan sadar Mino menarik lengan Joohyun sehingga kini mereka berhadapan.

"Masuk." Perintah Mino tegas.

"Aku akan pulang Mino." Ucap Joohyun

"Kubilang masuk Bae Joohyun." Mino menggretak membuat Joohyun menghela nafas tapi ia juga menuruti perkataan Mino dengan masuk ke dalan.

Mino meletakan koper Joohyun di pojok ruangan, mengunci pintu kamar itu. Mink mulai mendekatkan tubuhnya dengan Joohyun dan berdiri di hadapannya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Mino aku mau pulang." Mino hanya memandang Joohyun dan tak mengatakan sepatah kata pun. Membuat Joohyun jengan, sebenarnya apa yang Mino inginkan?

"Mino."

"Apa?" Ketusnya.

"Katamu kita tak akan pernah bisa bersatu, jadi biarkan aku pergi." Ucap Joohyun, walau ia masih belum rela bahwa hubungannya akan bernar-benar berakhir.

"Jadi kau menyerah?" Ucapan Mino membuat Joohyun melongo.

"Apa maksudmu?" Tanya joohyun tak mengerti.

"Aku tanya kau menyerah?" Ulang Mino.

"Aku tak akan menyerah Mino jika kau menunjukan bahwa kau masih mencintaiku tapi dengan sikap mu yang acuh aku harus bagaimana." Ucapan Joohyun makin mengecil, ia mati-matian kembali menahan air mata yang siap kembali tumpah.

Mino berjalan mendekat ke arah Joohyun menyudutkan Joohyun di antara tembok dan juga dirinya. Kini gerakan Joohyun terkunci, Mino terus menatap lekat ke arah Joohyun dengan arti yang tak dapat dibaca. Jantung Joohyun kinu sudah tak karuan.

"Mino." Lirih Joohyun karena kini badan nya dengan Mino benar-benar sudah menempel.

Mino mendekatkan wajahnya ke telinga Joohyun, "Kau menyerah secepat ini? Bahkan aku dulu juga sering di acuh kan oleh mu. Aku tak pernah sedikit pun menyerah, jika ingin mendapatkan sesuatu kau harus berusaha lebih banyak bukan?"

Mino kembali menatap lekat Joohyun, tanpa aba-aba Mino mencium Joohyun dengan kasar dan menuntut. Joohyun terkejut tapi setelahnya dia mengalungkan lengan nya ke leher Mino, Joohyun bahkan mencoba mengimbangi gerakan Mino yang terbilang liar.

Sudah beberapa menit berlalu Mino masih enggan melepaskan bibir nya dari bibir manis Joohyun. Joohyun sudah hampir tak bisa bernafas lagi.

"Mpphh." Mengerti akan Joohyun butuh pasokan oksigen Mino melepaskan tautan mereka, setelah memandang Joohyun yang sedang terengah-engah Mino kembali melesakan bibir nya keleher jenjang milik Joohyun.

Menghirup, mencium, melumat dan menggigit itulah yang Mino lakukan sehingga tercipta beberapa maha karya yang terlihat keunguan di sekitar area leher Joohyun.

Seakan tak cukup dengan leher tangan nakal Mino mulai meraba dua gundukan milik Joohyun yang masih tertutup baju. Meremas nya perlahan sehingga membuat Joohyun melenguh nikmat.

"Engghh." Seakan lenguhan Joohyun membuat Mino menjadi termotivasi untuk melanjutkan.

Mino mulai memasukan tangan nya ke dalam baju Joohyun dan kembali meremas milik Joohyun yang sekarang hanya beralaskan bra dengan bibir nya yang masih setia memberikan maha karya di pundak dan leher Joohyun.

"Mino." Lirih Joohyun karena Mino yang terus memainkan milik nya.

Seakan kembali pada kenyataan Mino menjauhkan dirinya dan menatap Joohyun.

"Ma-maaf" Satu kata keluar dari mulut Mino. Mino memutuskan untuk keluar ia sadar bahwa sekarang dirinya sudah terlalu jauh.

[2] GO TO MARRIED {MINRENE}Where stories live. Discover now