PROLOG

23.9K 680 89
                                    

Aku Soona seorang anak yang terlahir dari keluarga seorang dokter, ya? Papaku adalah dokter, mamaku juga dokter, bahkan kakakku pun juga seorang dokter. Dan aku sendiri adalah calon dokter, karena sekarang aku masih menjalani kuliah dengan jurusan kedokteran di kampusku.

Papaku bernama Park Seo Joon. Dia adalah seorang dokter ahli bedah profesional dengan rekannya yaitu Park Min Young mamaku sendiri.

Dan kakakku, dia adalah seseorang yang begitu menyayangi diriku. Tapi aku tidak nenyayanginya, ah tidak aku hanya bercanda akan itu. Park Jimin, itu adalah nama kakakku. Dia adalah seseorang yang telah terlahir dengan paras yang begitu menawan, senyuman manis bak malaikat dan juga keahlian yang begitu telaten dalam mengerjakan apapun. Terkadang aku iri dengan kakakku itu, karena keahliannya yang sukses membuat banyak orang terkesan. Aku ingin menjadi sepertinya maka dari itu ia adalah motivasi bagiku.

Dan kini aku sendiri, nama lengkapku adalah Park Soona. Aku berkuliah di Seoul National University. Di Korea Selatan, dan tentu mengambil jurusan kedokteran sama seperti keluargaku yang lain. Karena jujur hanya itulah keahlian kami, dan kami di juluki doctor Park family's oleh orang-orang yang mengenal seluk beluk keluarga kami.

Di kampus, aku lumayan terkenal. Karena prestasi yang telah kudapati selama ini. Sebenarnya aku tidak begitu suka menjadi terkenal, karena itu membuatku sedikit agak risih akibat selalu di puja oleh orang lain. Aku tidak suka itu karena aku bukanlah tuhan yang bisa di puja seperti itu, maka dari itu jika aku bisa di lahirkan kembali sejujurnya aku lebih ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja dari pada seperti ini. Tapi aku harus mensyukuri yang telah di takdirkan untukku, maka dari itu kini aku berjuang keras untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran di kampusku. Agar di namaku terdapat gelar dokter seperti keluargaku yang lain, dan semoga saja perjuanganku itu tidak sia-sia. Amin.

---

"Soona! Buruan turun?! Di panggil mama nih?!" Panggil kakakku dari bawah.

"Ya, aku datang. Tunggu sebentar."

Dengan segera aku turun ke bawah sambil berlari kecil menuruni anak tangga rumahku yang bisa di bilang lumayan banyak, hingga membuat deru napasku sedikit memburu akibatnya.

"Ada apa, ma?" Tanyaku pada mama yang sekarang tengah memainkan ponsel di tangannya.

Ah iya jangan heran dengan gaya bahasaku, karena jika di rumah aku memang harus memakai bahasa yang sedikit sopan ketimbang di luar. Karena kami semua adalah seorang dokter, namun lihat saja jika sudah keluar dari area rumah. Maka perubahan bahasaku sangatlah drastis, begitu juga dengan kakakku, Jimin.

"Soona, apa nanti malam kau ada acara?" Tanya mamaku.

"Kebetulan tidak ada ma, ada apa?"

"Tidak, hanya saja mama dan papa. Ingin mengajakmu dan kakakmu makan di luar nantu malam." Ucap mama yang kulihat sedikit mencurigakan.

"Makan malam?" Ucap kak Jimin yang terlihat senang, pasalnya sudah lama sekali kami sekeluarga tidak pernah makan malam bersama lagi seperti dulu. Hanya karena sibuk dengan urusan masing-masing.

"Iya, makan malam. Kau tentu juga ikut kan? Jimin." Tanya mama ke kakak seraya menatap kakak dengan tatapan tajam.

"Iya, ma. Jimin pasti ikut."

Ya aku mah, kalau di ajak juga bakalan ikut. Tapi kalau di tinggal juga tidak masalah.

"Ya sudah, ma. Hanya itu saja kan? Kalau begitu Soona akan kembali ke kamar dulu." Setelahnya aku langsung pamit pergi ke kamar dan meninggalkan kakak dan mamaku di bawah yang sepertinya masih ingin berbincang-bincang antara mama dan anak.

Sesampainya di kamar aku sudah tidak tau lagi hendak apa, pasalnya di kamarku tidak ada hiburan. Jikalau ada paling-paling hanya sebuah alat musik, karena kebetulan aku suka musik. Dan aku juga bisa memainkan beberapa alat musik seperti gitar, piano dan drum. Hanya itu saja dan yang lainnya jangankan memainkan menyentuhnya saja aku tidak ingin.

Kling~

Suara dering notifikasi ponselku berbunyi, dan ternyata itu adalah notifikasi dari kekasihku. Jeon Jungkook.

LINE

Kak Jungkook:
Soona, apa kau ada acara nanti malam? Jika tidak ada, keluarlah makan malam denganku nanti malam😊❤

Oh yang benar saja, bagaimana ini? Mengapa jadi bersamaan seperti ini?

Soona:
Maaf kak, sepertinya aku tidak bisa. Karena kebetulan nanti malam aku dan keluargaku akan makan malam bersama di luar😔

Kak Jungkook
Oh benarkah? Kalau begitu bagus, bukankah kau menginginkan hal itu sejak lama😊

Soona:
Apa kau tidak marah?

Kak Jungkook:
Untuk apa aku marah? Justru aku senang, karena kau juga senang💕

Soona
Tapi?

Kak Jungkook:
Sudahlah Soona tak apa, kitakan bisa makan malam bersama lain kali😊

Soona:
Baiklah, jaga dirimu❤

Kak Jungkook:
Kau juga❤
(Read)

Itulah kekasihku, seorang Jeon Jungkook. Yang begitu baik hati dan pengertian, sejujurnya aku heran mengapa ada orang sebaik itu di dunia ini? Bahkan ia rela mengalah seperti itu. Dan yang ku tahu tidak ada lelaki seperti itu di zaman sekarang ini.

Aku dan Jungkook sudah berpacaran selama 5 tahun lebih, kami berpacaran sejak kami SMA. Hingga kami kuliah, namun kami kuliah berbeda jurusan. Karena ia kuliah mengambil jurusan hukum di kampus, tapi tak masalah karena kami juga satu kampus. Jadi hal itu tidak akan menjadi penghalang kami untuk bersama.

Kebetulan sekali Jungkook itu juga salah satu teman kakakku Jimin, meski mereka berbeda jurusan tetapi mereka juga tetap bersahabat. Dan kakakku tahu betul tentang hubunganku dengan Jungkook, tapi papa dan mama? Masih belum mengetahui hubungan yang sudah kami bangun sejak lama itu. Hanya karena Jungkook tidak ingin jika mama dan papaku tau, kalau dia belum sukses. Dan sebenarnya Jungkook itu bukanlah seseorang yang berasal dari keluarga kaya, ia terlahir dari keluarga yang sederhana. Maka dari itu ia tidak ingin jika orang tuaku tau kalau dia masih belum sukses, karena ia takut kalau orang tuaku tidak mau menerima dirinya.

Sebenarnya aku salut dengan Jungkook, dia benar-benar tulus mencintaiku. Dan sejujurnya aku tidak masalah akan hidupnya, meski ia berasal dari keluarga sederhana aku bisa menerimanya. Dan pasti orang tuaku juga akan menerimanya, tapi ia tetap saja bersikukuh terhadap keputusannya itu. Maka dari itu aku hanya bisa mendoakan dirinya, lagi pula soal biaya pernikahan. Kami sudah menabung dan tabungan kami sudah sangat banyak karena kami menabung dari sejak SMA hingga sekarang, tapi ia bilang jika ia tidak sukses aku akan di kasih makan apa nantinya? Dan karena itu juga dia masih belum berani datang ke rumah untuk melamarku. Hingga suatu saat tiba ia akan datang katanya membawa kedua orang tuanya untuk menemui kedua orang tuaku, aku senang akan hal itu namun sampai sekarang ia masih belum menepati janjinya itu.

Ah sudahlah, sebaiknya aku tidak perlu memikirkan tentang hal itu. Yang harus kupikirkan sekarang adalah kesuksesanku, jika Jungkook sukses maka aku juga harus sukses guna membantu dirinya kelak.

To be continue🍃

My Perfect Husband || Kim Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang