Chapt 6

5.9K 360 28
                                    

Bagaimana mungkin Soona menikah denganku tapi ia memiliki kekasih yaitu Jungkook, Jeon Jungkook yang notabennya adalah sahabatku sendiri.

🍃🍃🍃

Setelah bertemu dengan Jimin tadi aku begitu syok mendengar pernyataan yang sama sekali tidak ku ketahui, meski kini Soona menjadi istriku. Aku tetap tidak tahu jika ia memiliki kekasih, dan parahnya kekasihnya itu adalah Jungkook sahabatku sendiri.

Setelah aku sampai di pekarangan rumah dengan segera aku memarkirkan mobilku, kemudian berjalan masuk dengan lamban.

Aku melewati ruang keluarga, dan di sana tengah ada dua orang wanita yang sedang berbincang. Tak lain wanita itu adalah ibuku dan istriku.

Argkhh, ada apa sebenarnya denganku? Mengapa aku begitu menyukai menyebut Soona seperti itu, aku selalu mengakuinya padahal awalnya aku tidak ingin seperti ini. Mengapa sekarang jadi seperti ini?!

Dari pada harus memikirkan itu lebih baik aku ke kamar saja lagi pula kepalaku terasa amat pening memikirkan semua ini, sembari memijat leherku aku berjalan melewati ibu dan Soona yang ku rasa kini tengah memperhatikan gerak gerikku.

Dengan lekas ku langkahkan kakiku naik melewati anak tangga menuju kamarku, ku rasa istirahat adalah hal yang amat tepat untuk keadaanku sekarang ini.

Soona pov

Saat aku tengah berbincang dengan ibu kak Tae yang kini menjadi ibu mertuaku, mataku tiba-tiba saja mendapati sesosok pria yang sejak tadi pagi menghilang entah pergi ke mana.

Sejak pertengkaranku tadi pagi, sampai sekarang aku dan kak Tae belum ada bertegur sapa.

Aku tau aku salah, meminta hal yang amat sakral dalam pernikahan.

Namun aku putus asa, aku sungguh putus asa ketika mengetahui kak Jungkook akan melamarku bulan depan.

Apa yang harus ku katakan kepadanya? Saat mengetahui calon istrinya kini telah menjadi istri orang lain.

Kulihat kak Tae berjalan lurus sembari memijat pangkal lehernya, kurasa ia kelelahan dan kini sepertinya ia akan pergi ke kamar.

Apa kini ia tengah memikirkan perkataanku tadi pagi? Seberat itukah ia memikirkannya sehingga membuatnya terlihat kacau dan kelelahan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kini ia tengah memikirkan perkataanku tadi pagi? Seberat itukah ia memikirkannya sehingga membuatnya terlihat kacau dan kelelahan seperti itu.

Apa aku terlalu berlebihan kepadanya? Apa aku telah salah berkata seperti itu tadi pagi?

Tak lama ibu mertuaku yang duduk di sampingku memegang pahaku, saat aku menatapnya ia tersenyum kepadaku. Membuatku jadi merasa bersalah akan kebodohanku tadi pagi.

"Menantu, apa kau dan Tae sedang ada masalah?" Tanya ibu mertuaku yang memang memanggilku dengan sebutan menantu, sembari menatapku dengan lekat.

Aku senang jika di panggil seperti itu, namun sepertinya akan lebih senang lagi jika ibunya kak Jungkook lah yang memanggilku seperti itu.

Aku tak sanggup menjawab pertanyaan ibu mertuaku, maka dari itu aku hanya menjawabnya dengan senyuman kecilku seraya menundukkan kepalaku.

Alih-alih mengerti ibu mertuaku ini, kini telah membawaku ke dalam pelukannya yang hangat. Begitu hangat seperti halnya aku sedang di peluk oleh ibuku sendiri.

"Perselisihan dalam rumah tangga itu kerap terjadi, nak. Hanya saja kalian harus bijak menghadapinya, dengarkan nasehatku! Meski kalian bertengkar hebat sekalipun jangan sekali-kali kalian mengucapkan perpisahan, karena itu adalah hal yang paling buruk dalam sebuah pernikahan. Kau akan menyesal jika menggunakan jalan itu, suatu saat kau akan berfikir jika kau telah salah mengambil keputusan. Namun di saat kau ingin kembali, orang itu telah pergi dan bahagia bersama orang lain. Jadi pada intinya ibu hanya ingin memintamu, berfikirlah dengan positif jangan telalu cepat mengambil keputusan. Jikalau tidak ingin menyesal di hari yang akan datang, sekarang ibu hanya meminta satu kepadamu dan juga Tae. Jaga hubungan kalian baik-baik, meski kalian menikah tidak di dasari cinta. Ketahuilah cinta akan tumbuh dengan berjalan mengiringi waktu, jagalah pernikana kalian. Jangan sampai hak kecil dapat menghancurkannya termasuk hal besar." Ucap ibu mertuaku menasehatiku yang sukses membuatku terharu, tanpa sadar sebutir cairan bening telah mengalis membasahi pipiku.

Aku menangis? Benarkah? Ah aku sungguh tidak percaya akan hal ini.

"Kalau begitu ibu pergi dulu ya? Kebetulan hari ini ibu ada pertemuan dengan pasien." Ucap ibu seraya berdiri melepaskan tautan kami, dan berjalan meninggalkanku yang kini tengah mengelap air mataku yang telah tumpah tak kuasa ku bendung.

Ibu Ji Hyun, ibunya kak Tae yang kini telah menjadi ibuku juga. Sebenarnya beliau adalah seorang dokter seperti ibu dan ayahku, ia cukup terkenal kehebatannya dalam menangani pasien dan karena itulah kak Tae mengikuti jalannya sebagai dokter. Berbeda dengan dua kakak Tae yang lain, mereka lebih memilih jalan untuk mengikuti san ayah. Bekerja sebagai direktur utama pada sebuah perusahaan terkenal di kota Seoul, dan maka dari itu kak Namjoon dan kak Jin memilih untuk berkuliah di luar negeri agar dapat mendalami ilmu bisnis mereka. Sedangkan kak Tae yang berkuliah di dalam negari ia memang memutuskan itu sejak awal, karena ia pikir jika ketiga anak ibunya pergi keluar negeri maka siapa yang akan menghabiskan makanan yang ibunya masak nanti. Maka dari itu ia memilih berkuliah di sini, lagipula kak Tae juga tidak bisa tinggal berjauhan dari ibunya.

Memikirkan hal itu membuatku terkekeh sendiri, astaga apa aku sudah gila sekarang?

Ya ampun akan jadi apa pasienku nanti jika aku sudah menjadi dokter, apa mereka juga akan ikuti gila denganku? Ah, tidak! Tidak! Yang benar saja.

Tanpa pikir panjang lagi aku segera melangkahkan kakiku melewati anak tangga menuju ke kamar kak Tae yang kini juga telah menjadi kamarku.

Aku memberikan diri untuk masuk ke kamar, niatnya aku ingin mencueki kak Tae. Namun kuurungkan niatku itu setelah melihat kak Tae yang kini telah terlelap di atas tempat tidur, tanpa melepas sepatu yang ia kenakan, dan juga jam tangan yang masih ia kenakan tanpa melepasnya.

Naluri seorang istriku berkata jika aku harus mengurus ini, karena itu adalah tugasku. Tanpa pikir panjang lagi aku segera berjalan mendekat ke arahnya, memperbaiki tidurnya seraya memakaikannya bantal, melepaskan sepatunya tak lupa jam tangannya. Kemudian ku tambahkan suhu AC-nya agar kak Tae tak lagi kepanasan, karena terlihat sekali jika ia kini tengah kepanasan.

Setelah mengurus semua itu aku segara duduk di bagian sebelahnya kasur ini, sembari menatap kak Tae yang tengah tertidur pulas di tengah hari.

Melihatnya seperti ini, entah mengapa aku merasa amat begitu damai. Tak terasa sebuah lengkungan kecil pada bibirku terangkat naik membentuk sebuah senyuman.

Hais, apa-apaan ini?! Tidak! Aku tidak boleh sampai jatuh cinta kepadanya, ingat Soona ingat, jika kau masih memiliki kekasih yang amat kau cintai dan ia juga begitu mencintaimu. Yaitu Jeon Jungkook.

Tanpa terasa perasaan lelah menghantui diriku, sayupan mataku mulai meredup, tanpa terasa hingga akhirnya aku terbaring dan terlelap di samping kak Tae. Kini saatnya aku untuk menyusulnya menuju alam mimpi.

To be continue🍃

Aku merasa ada yang menaikan suhu AC-nya, mengapa ini menjadi dingin sekali. -Taehyung
Zzzzzzzz..... -Soona

My Perfect Husband || Kim Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang