Part 5

718 145 10
                                    

"Siapa Kongpob?"

Bright tiba-tiba bertanya dari balik punggungnya, membuat Arthit berjengit kaget dan langsung mengunci ponselnya dan mengantonginya. Hal yang justru membuat tak hanya Bright namun teman-temannya yang lain semakin curiga.

"Hey, Arthit... Akhir-akhir ini kau sering sekali menghabiskan waktu dengan anak baru itu, huh?" Knott angkat bicara, membuat perhatian semua orang beralih kearahnya dengan pandangan menyelidik.

"Jadi kau tahu siapa Kongpob?" Tanya Bright dengan nada tinggi karena lagi-lagi temannya yang satu itu lebih tahu tentang Arthit dari pada tiga yang lainnya. Pandangannya bergantian menatap Arthit yang melotot dan Knott yang balik memelototinya.

Knott akhirnya mengangkat bahu dan menjawab, "Aku pernah datang ke kamarnya dan anak baru itu sedang ada disana"

Kini perhatian kembali mengarah pada Arthit yang langsung gelagapan. "D-dia temanku. Memang apa salahnya kalau dia berkunjung ke tempatku?!"

"Hanya berkunjung? Dengan memakai pakaian bututmu?"

Ketiga teman Arthit semakin melotot mendengar pengakuan Knott barusan, namun kali ini terselip tatapan menggoda dari sana, dan Arthit cukup tahu diri untuk segera menghindar sebelum dirinya menjadi bahan bully-an.

"Kamarnya ada di gedung sebelah dan waktu Knott datang mengambil tugas, pipa air di kamarnya sedang bocor jadi terpaksa dia harus menginap dan meminjam pakaianku"

"Kau yakin? Tidak ada hal lain lagi?" Kali ini Toota mencoba menggali, yang hasilnya malah membuat Arthit berdiri dari tempat duduknya karena ngeri.

"Memang ada hal lain apa yang mungkin terjadi? Issh, kalian jangan macam-macam ya! Lagipula aku dan Kongpob sedang punya kesepakatan"

"Kesepakatan? Kesepakatan apa?"

'Bela diri dan bahasa isyarat'

Arthit mengucapkannya dalam hati namun mulutnya tetap terkunci. Dia merasa alasan itu tidak cukup kuat untuk membungkam mulut teman-temannya yang selalu ingin tahu urusan satu sama lain. Dia juga tidak tahu penjelasan apa yang bisa di berikan pada mereka tentang anak baru yang memang lebih sering menyita waktunya daripada teman-temannya.

Dia dan Kongpob seakan sudah menjadi pasangan tak terpisahkan, Arthit tak pernah absen menjemput sang junior dengan dalih kekhawatirannya kalau pemuda itu di bully lagi. Bahkan ilmu bela diri yang dia ajarkan tak cukup membuat Arthit percaya kalau Kongpob akan menggunakannnya, dia cukup mengenal pemuda itu sebagai makhluk paling baik terlepas dari keterbatasannya. Terbukti saat beberapa kali mereka bertukar pesan, Kongpob biasanya sedang bersama temannya yang bernama Em atau Oak, mengerjakan tugas, dimana hanya Kongpob yang bekerja sementara sahabat-sahabatnya sibuk dengan game online, hal itu jugalah yang membuat Arthit sering menculiknya saat malam, dengan dalih makan malam atau sekedar belajar isyarat, demi memberikan Kongpob kesempatan beristirahat, menjauhkannya dari kamarnya yang tak jarang didatangi teman-temannya yang tak berhenti membutuhkan.

Arthit hendak menaiki sepedanya saat sebuah pesan masuk ke ponselnya,

Kongpob ; Aku bosan dengan makanan kampus, p'. Ayo makan malam di mall.

Arthit tersenyum kecil sebelum mengantongi ponselnya kembali.

-TBC

Innocent SaviourWhere stories live. Discover now