Plan N: Nobody is Ready

3.2K 389 44
                                    

Kalo ada perkembangan jangan seneng dulu, siapa tau ngembangnya mentok sampe situ doang. - Salsa

***

Pernikahan Safira terbilang sangat mewah. Tamu undangan yang hadir begitu banyak, mempelai laki-lakinya adalah seorang petinggi di salah satu stasiun TV swasta. Tak heran begitu banyak karangan bunga dan artis-artis terkenal Indonesia yang datang ke acara itu.

Kak Ari bersyukur mengajak Salsa yang tidak mudah terintimidasi dalam suasana gemerlap seperti itu. Kak Ari lihat, Salsa malah menemukan beberapa temannya di pesta itu.

Semakin lama Kak Ari di acara tersebut, semakin ia memahami tentang jodoh. Memahami mengapa dia dan Safira tidak bersama. Pesta gemerlap ini sama sekali bukan representasi dirinya, tapi saat mengantre untuk bersalaman, ia lihat binar bahagia yang tak pernah hilang di mata Safira.

Ini yang diinginkan Safira. Ini juga yang tidak diinginkannya. Saat sudah berada di panggung pelaminan, orang tua Safira terkejut melihat Kak Ari. Tapi Kak Ari langsung menyalami mereka.

"Bu, Pak, selamat ya ... akhirnya Safira bahagia sekarang ..." kata Kak Ari sambil tersenyum. Ibu Safira tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Kak Ari erat-erat. Selama empat tahun berpacaran dengan Safira, Kak Ari memang sangat dekat dengan keluarga perempuan itu. Ibu Safira sendiri sudah sangat menyukai Kak Ari sebagai pasangan Safira. Yah, kalau tidak jodoh mau bagaimana?

Ibu Safira menatap Salsa sejenak, tersenyum dan berbisik pada Kak Ari, "Kamu juga bahagia ya, Nak ..."

Dengan detak jantung yang tidak keruan akhirnya Kak Ari berhadapan dengan mantannya.

"Kamu dateng," ucap Safira sambil tersenyum bahagia.

"Ada yang bela-belain ngundang buat jaga silaturahmi soalnya, Fir," sindir Kak Ari. Safira tertawa. Kak Ari menyalami mantannya lalu menatapnya dalam-dalam.

"Selamat ya," kata Kak Ari. Safira menatap Salsa sejenak yang memberikan senyum sopan padanya, lalu dia kembali tersenyum pada Kak Ari.

"Kamu juga selamat ya, Ri. Nice catch," bisik Safira.

Kak Ari tertawa. Ia lalu menyalami laki-laki yang kini menjadi suami Safira. Laki-laki itu tersenyum ramah padanya. Dia menerima Kak Ari sebagai teman Safira terlepas dari siapa Kak Ari dulu. Mereka berjabat tangan dengan kuat, seolah saling memberi pesan. Tanpa mereka bicara pun laki-laki itu tahu bahwa Kak Ari memintanya untuk menjaga Safira dan tanpa harus bicara juga Kak Ari tahu bahwa laki-laki itu bertekad melakukannya.

Sementara Salsa yang menyalami Safira langsung dipeluk oleh perempuan itu, "Saya titip Ari ya ke kamu."

Salsa yang kebingungan hanya mengangguk. Dalam hati senang juga rasanya dititipkan Kak Ari.

Salsa dan Kak Ari turun pelaminan. Saat itu baik Kak Ari dan Safira tahu bahwa mereka sudah saling mengikhlaskan. Salsa tak berhenti memperhatikan Kak Ari. Benar-benar tidak berhenti sampai-sampai membuat Kak Ari risih.

"Kenapa liatin Kak Ari gitu sih?" Tanya Kak Ari sambil menyodorkan minuman pada Salsa.

"I'm proud of you, Kak." Kata Salsa.

"Keren ya?" Tanya Kak Ari iseng. Jawaban yang ia tebak adalah, "Ih, narsis banget!" Atau "Ya ngga keren jugaaa ..."

Tapi Salsa malah tersenyum padanya sambil mengangguk , "Banget."

Salsa ini kecil-kecil kok bisa ya bikin Kak Ari berdebar tidak santai begini??

"Ri! Gokil, dateng lo?!" Seseorang menepuk bahu Kak Ari. Kak Ari menengok dan ia melihat seorang temannya. Mereka pun saling mengetos dan berpelukan akrab, nampak seperti sudah lama tak bertemu. Sepertinya teman kantor sebelum Kak Ari bekerja di tempat yang sekarang karena mengenal dekat Kak Ari saat masih menjadi pacar Safira.

Chasing CrushWo Geschichten leben. Entdecke jetzt