Reject!

31K 1.1K 29
                                    


"Freya Lucresia....aku me-reject mu sebagai mate ku, kau bukan lagi Luna Diamond Pack "

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Sia..Sia...kau baik-baik saja ?"

Suara Lando membuatku tersentak dari mimpi yang terus menghantuiku setahun terakhir.

Lando membantuku duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur , sungguh kepalaku masih terasa sangat pusing.

"Hmmmm tidak biasanya kau demam selama ini " tangannya memegang keningku untuk mengecek suhu.

"Aku hanya lelah" kataku , aku mengamati pakaiannya , sudah terlihat sangat rapi. Kulirik jam weker di nakas.

Ah , sudah pukul 8 pagi ternyata.

"Setiap demam kau selalu bermimpi buruk "

"Apa aku mengigau ?"

"Hm, istirahatlah jangan membuat tubuhmu terlalu lelah"

Aku menyentuh pipiku , ternyata benar basah , huh! menyebalkan sekali. Aku benci jadi orang yang cengeng.

"Ah sudah lebih 5 menit , aku bisa terlambat. Maafkan aku harus meninggalkanmu , segeralah makan sarapan dan obatmu , aku harus pergi sekarang " katanya dan terakhir dia mengecup puncak kepalaku sambil berbisik,

"Get well soon sweet heart "

Sebelum menutup pintu dia tersenyum sangat lembut , aku membalas senyumannya dan melambai padanya.

Perlakuannya padaku kadang membuat orang-orang berfikir kalau aku adalah istri atau kekasihnya.

Sudah 3 hari aku berbaring ditempat tidur hanya karna demam.

Biasanya stamina tubuhku tidak seburuk ini, tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku mudah merasa lelah dan akhirnya jatuh sakit. Mungkin karena aku terlalu memaksa bekerja dan menjalankan tugas dari asosiasi.

Kukira aku sudah lepas dari belenggu ini , tapi kurasa tidak semudah itu untuk melupakannya.

Kejadian yang terus saja menghantuiku. Seolah tidak ingin lepas dariku. Setiap saat mengingatkan luka dari masa lalu.

Kenyataan yang seharusnya aku buang dan lupakan.

Seperti yang selalu Lando katakan , berhenti memikirkan masa lalu , masa itu sudah tak kujalani lagi.

Benar,jika Lando tidak memasuki hutan waktu itu. Mungkin aku sudah tidak menjalani kehidupan ini.

Katakan aku seseorang yang menyia-nyiakan hidup.

Lagi pula aku hidup tapi seperti mati hari itu.

Keputusasaan sudah menyelimuti ku seperti kabut. Aku sudah tidak bisa berfikir jernih.

Bahkan aku melanggar aturan perbatasan antar ras.

Para makhluk berkulit putih pucat dengan mata merah Semerah darah itu tidak pernah menyukai rasku, melewati perbatasan maka mereka dengan sepenuh hati akan mengoyak setiap bagian tubuhku.

Kematian , bisa saja itu yang kuharapkan waktu itu. Tapi Lando orang yang bahkan tidak mengenal ku, dia membantuku mempertahankan kehidupanku.

Dia menatapku dan mengulurkan tangan hangatnya.

Pandangan teduhnya seperti menghipnotis ku untuk mengikutinya.

Tanganku yang sudah berlumuran darah karena pertempuran membabi buta dengan para vampir itu meraih ulurannya.

Dark+ LightWhere stories live. Discover now