#39.

12.1K 1.3K 161
                                    


Klik bintang dibawah sebelum baca.

Udah belum? Kalo udah silahkan baca.

***

Fira mendobrak pintu ruangan dimana Zeevana diculik. Disana, putrinya tengah diikat disebuah kursi dengan tali. Tampak kulit putih dan mulusnya yang memerah, pipi memerah, dan sudut bibir yang berdarah. Ia terkejut dengan kedatangan Fira yang tiba-tiba. Mingyu menyeringai kecil, tapi matanya melotot saat melihat pedang yang dibawa oleh Fira. Fira tergelak menyadari wajah Mingyu yang memucat.

"Ada apa hitam sayang? Kau mau menyentuh pedangku?" tanya Fira dengan senyum sinisnya. Ia menyeringai saat menyadari Mingyu telah dikepung oleh lima puluh anggotanya. Mingyu terkekeh pelan.

"Tidak kusangka kalau kau adalah seorang pembunuh. Aaaah, aku jadi semakin tertarik denganmu. Tapi, dimana kau saat beberapa bulan yang lalu? Kau menyuruh anggotamu untuk menyerangku, tapi kau tidak datang?"

"Oh benarkah? Harusnya kusuruh wakilku untuk membunuhmu saat itu juga. Tapi tidak apa, yang penting aku berhasil menyelamatkan keluarga yang kau sekap. Lihat siapa yang kejam disini, aku atau dirimu? Aku membunuh seseorang demi melindungi keluarga tercintaku, tapi kau?" ucap Fira sambil menatap Zeevana. Maafin Mama Zee.

"Hahaha, kita sama-sama kejam sayang. Apakah kau tidak melihatnya? Aku lebih tampan dari suamimu itu–"

"Tapi cintaku lebih besar kepada suamiku"

"Ck, kenapa kau masih mencintainya? Bukankah kau dulu pernah dicampakkan olehnya? Dia mencampakkanmu karena kau seorang pembunuh. Menyuruhmu meminum pil setelah melakukan hubungan suami-istri. Karena apa? Karena dia tidak ingin memiliki keturunan bersama dengan seorang pembunuh. Hahaha, aku tau alasannya sekarang"

"Tutup mulutmu sialan, dia memang pernah mencampakkanku. Tapi dia sudah belajar dari kesalahannya sendiri bertahun-tahun yang lalu. Kau tidak akan mengerti bagaimana perjuangannya selama ini. Daripada banyak bicara, bagaimana kalau kita melihat sebuah pertunjukkan"

"Pertunjukkan?"

"Ace" panggil Fira. Ace menoleh dan melotot saat melihat Fira melempar pedangnya kepadanya. Dengan cepat ia menangkap pedang tersebut, tangannya gemetar.

"Lakukan seperti saat kau membunuh siswa tersebut"

Ace menelan ludahnya kasar, jadi sejak awal Fira sudah mengetahui tentang dirinya?. Ace mengangguk meskipun sedikit ragu. Ace mulai melangkah untuk mendekati Mingyu, tapi tiba-tiba suara gelak tawa dari Mingyu membuat Fira melangkah cepat menyeret Ace. Ada yang tidak beres, Fira melirik Maya. Maya mengangguk, ia kemudian melangkah keluar ruangan. Rega memegang lengan Fira dan Ace saat merasakan rasa yang mengganjal. Gelak tawa Mingyu yang membuat mereka waspada.

Maya kembali dengan tergesa-gesa.

"Kakak, seratus anggota musuh berada diluar ruangan"

"Oh, bunuh saja mereka. HEY KALIAN, SILAHKAN JIKA INGIN BERSENANG-SENANG. DILUAR, BANYAK YANG SUDAH TIDAK SABAR MENJEMPUT AJALNYA!"

"BAIK BOSS"

Lima puluh anggota langsung berhamburan keluar ruangan, beberapa dari mereka bahkan tergelak karena merasa senang. Tidak sabar untuk bermain, dimana darah yang akan berceceran, kepala yang terputus, tangan yang bergantung di pohon, jari-jari terpotong yang berada di tanah dengan lumuran darah. Mereka tidak sabar.

A & Z ✔Where stories live. Discover now