─ last forever

1.7K 212 16
                                    

"berhentilah meminta maaf, may" ujar hyunjin sambil berayun-ayun, tidak mau menyia-nyiakan suasana di penghujung hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"berhentilah meminta maaf, may" ujar hyunjin sambil berayun-ayun, tidak mau menyia-nyiakan suasana di penghujung hari itu.

mayquri tertawa kecil. memikirkan sikapnya selama ini kepada hyunjin, membuatnya merasa menjadi orang paling bodoh.

tanpa alasan jelas, ia malah mengabaikannya kemarin-kemarin. tidak heran jika dirinya menjadi sangat mudah mengucapkan kata maaf.

"tapi aku serius" ucapnya, "aku sangat merasa malu, sungguh" lanjutnya lagi.

pemuda itu malah tertawa. tawa renyah ciri khasnya. "sudah, makan saja ini" ia melemparkan sebungkus permen karet, setelah sebelumnya merogoh saku mantelnya.

matahari sempat terlihat begitu cerah, walau angin berhasil membuat bulu kuduk berdiri. sore itu, taman tampaknya tidak jarang akan manusia.

dominan dengan anak-anak yang sepertinya belum memiliki beban hidup.

bicara soal beban hidup, mayquri menegaskan pada dirinya, ia tidak perlu khawatir. ia merasa dirinya perlu banyak bersyukur, sekalipun bersyukur memiliki seseorang seperti hwang hyunjin.

"ah, dasar budak cinta!" may terbuyar dari lamunannya, kemudian menyentil keningnya beberapa kali.

hyunjin yang melihatnya mengernyit, "siapa budak cinta? kamu bicara pada siapa?" katanya penasaran.

may menggeleng ribut, mungkin dirinya begitu karena terlalu merindukan─

"hei, kau rindu padaku, 'kan?"

may tertegun, apa yang barusan ia dengar? hyunjin tidak mungkin seorang cenayang, 'kan?

"berhenti sok tahu, hwang hyunjin. dasar!" tanpa sadar, rona merangkak naik ke wajahnya. menyatu dengan warna kulit pale milik may.

"astaga," pemuda itu tertawa lagi, "aku sudah cukup mengenalmu, nona lee"

hyunjin benar, perlu diakui dia benar. may terlalu merindukannya.

"tapi, kenapa kau menjauh dariku saat itu?" tanya hyunjin yang masih belum melupakan kejadian itu.

may membungkam, pipinya memerah menahan malu mendengar pertanyaan yang terlontar dari pemuda berbibir tebal itu.

dia tidak ingin malu, hanya karena masalah sepele, dirinya seolah berubah menjadi orang lain.

"itu..."

hyunjin tertawa sekilas kemudian turun dari ayunan, dan berjongkok dihadapan mayquri.

siapa sebenarnya yang mengajarkan hyunjin memasang tatapan mematikan itu?

ia berhenti tertawa, kemudian seulas senyuman terpatri di wajahnya, "aku tau ini pasti bukan masalah yang rumit" katanya sembari mengusak surai milik may.

"s-sebenarnya, ini soal kakakku." may buka suara setelah menetralkan detak jantungnya.

"aku pernah memberi tahumu, kalau kak mark belakangan ini suka pulang malam." ia menghela, "aku dibuat stress karena itu, aku ketakutan kakakku berbuat yang tidak wajar" lanjutnya.

pletak.

hyunjin mendaratkan sebuah sentilan di kening gadis itu. "bodoh, bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?"

"aku 'kan tidak tau, hyunjin. habisnya kantung matanya sangat hitam, dan kalau diajak bicara selalu kacau" bibirnya mengerucut, membuat hyunjin tidak bisa berhenti tersenyum.

gadis polos, bagaimana bisa hyunjin berpaling darinya. pikirnya begitu. "lalu, bagaimana?"

"dan kau tau apa? selama ini ia pulang larut malam, karena bekerja di sebuah bar tanpa sepengetahuanku" jelas may, "dia benar-benar tidak memberitahuku."

"lalu uangnya itu ia kumpulkan demi membelikanku beberapa alat lukis yang selama ini aku dambakan," ucap may antusias.

matanya sempat berair sambil tiada hentinya mengatakan kalau kakaknya itu hebat.

"astaga, kebiasaanmu seperti itu" hyunjin tersenyum simpul, "kali ini tidak apa-apa, 'kan?"

"apa?" gadis itu tertoleh. sesaat setelahnya, oknum hyunjin itu meraih tangannya dan menggenggamnya.

"terakhir kali, kau terlihat panik ketika aku ingin menggandengmu" ucapnya sambil tertawa.

"kali ini jangan ya, biarkan aku menggenapkan ganjilmu"









-the end-






-the end-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ORCHID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang