Jodoh dan Pernikahan

1.9K 93 0
                                    




"Yaudah aku ambilin dulu, mau ikut enggak?" Tanya Reisa pada Amellia, yang langsung dianggukin Amellia, tak lupa Amellia menarik tangan Jessy adik kedua Rizky.



Amellia langsung duduk di sofa kamar Reisa, di ikuti Jessy yang malu malu. Amellia langsung mengambil satu buku yang tertata di meja, buku itu salah satu novel karya Reisa, novel tentang kisah Rania sang bidadari surga. Amellia dulu pernah membaca sinopsis novel ini dan menurutnya novel ini menarik,

"Kak, aku ambil satu ya" Amellia menunjukan novel pada Reisa yang kembali membawa dua amplop. Satu diberikan pada Amellia dan satu pada Jessy.

"Jess, buat jajan ya" Ucap Reisa, sedangkan Jessy hanya mengangguk menerima amplop dari Reisa.

"Ambil aja Mel, masih ada tu di bawah meja kalo kamu mau yang lain" Reisa malah menawarkan Novel yang lain pada Amellia.

"Kak Rei, gak bawa novel yang baru di terbitin bulan lalu,?" Tanya Amellia, sedangkan Jessy dia hanya melihat novel Reisa yang sudah acak acakan dimeja karena ulah Amellia.

"Enggak kayaknya, habis Mel, belum cetak lagi" Jawaban Reisa mampu membuat senyum Amellia pudar, dia menantikan cerita itu, itu kisah cinta seorang wanita yang mencari imamnya, dan Amellia tau cerita itu untuk siapa.

"Ihhh,,, Jess jangan di lihat, kalo kamu mau ambil aja, geratis kok," Bukan Reisa sang pemilik buku yang menawarkan malah Amellia yang menawarkan.

"Kak buku inikan best seller beberapa bulan lalu, tapi kok kak Rei punya semuanya, ini kan buku mahal" Ucap Jessy yang masih bingung, Jessy hanya belum tau jika Reisa ini penulis buku buku itu.

"Udah Jess ambil aja, lagian Kak Rei itu penulisnya novel novel ini, jadi santai aja dia punya banyak buku ini di Jogja" Ucapan Amellia membuat Jessy terbengong bengong.

"Serius kak? Aku sering baca cerita cerita ini di wattpad @my_arf. Aku enggak tau jika akun itu milik kakak" Reisa hanya tersenyum, andai saja Jessy tau siapa nama ARF yang menjadi nama pena Reisa akan kah Jessy masih terkagum kagum atau malah mencela Reisa.

"Kamu juga suka baca novel juga Jess?" Tanya Reisa. Saat ini Reisa sudah duduk di samping Jessy yang lagi memilih milih novel di meja itu.

"Iya kak Rei, aku suka, soalnya gak ada kegiatan di kos, jadi mending baca novel dari pada main enggak jelas" Reisa hanya menganggukan kepalanya tanda dia mengerti.

"Kak aku minta tanda tangan boleh enggak?" Tanya Jessy sambil menyerahkan dua buku yang dia ambil dimeja Reisa.

"Iya, bentar ya" Reisa bangkit mengambil sebuah pena di meja belajarnya tapi itu dulu, sekarang menjadi meja kerjanya jika dia pulang kerumah.

Reisa memberi tanda tangannya pada dua buku itu, setelahnya memberikan buku itu pada Jessy.

"Jess, kak Rei minta, jangan bilang sama siapapun jika kak Rei yang menulis buku itu, yang orang tau kak Rei hanya punya penerbitan buku bukan penulis" Jessy hanya mengangguk, dia sudah senang bisa dapat tanda tangan dari my_arf, Jessy sebenarnya mengidolakan Reisa namun dia enggak berani mengungkapkan, yang penting Jessy udah punya buku yang ditulis my_arf, juga tanda tangannya.

"Jess, keluar yuk, kayanya udah lama kita di dalam, nanti ada yang curiga kita ngapa ngapain" Amellia mengajak Jessy keluar, takut takut mereka ditinggal.



Amellia membuka pintu kamar Reisa, diikuti Jessy dan yang terakhir Reisa yang ikut keluar, Reisa menatap Rizky yang sedang adu mulut dengan Anis, sedangkan para orang tua hanya menatap mereka dengan jengah, bukan sekali atau dua kali Rizky dan Anis bertengkar di depan umum hanya karna hal sepele.

"Kak, Rizky gak malu apa bertengkar dirumah orang, lagain ngapain sih kak mempertahanin hubungan yang udah sudah kaya gitu? Lagian ya diluaran sana masih ada kok perempuan sholeha yang menunggu kak Rizky dengan setia" Ucapan Amellia bukannya meredam amarah Anis dan Rizky tapi malah menyulut amarah Anis.

"Amellia, denger ya, Rizky itu calon suami aku, jadi jangan jadi kompor mbleduk ya, sok sok ngomporin Rizky buat melepaskan aku" Anis malah memarahi Amellia, Amellia yang merasa di tantang Anis makin menjadi jadi.

"Eh,, Mbak Anisa yang cantiknya ngalahin patung selamat datang di Jakarta, laki laki itu nyari wanita yang pasti wanita yang sholeha, wanita yang baik, wanita yang setia, wanita yang mampu mengurus dia, anak dan orang tuanya, wanita cantik memang banyak, orang jelek aja kalo udah masuk salon jadi cantik kok gara gara di make over.

Tapi apa mbak anis enggak mikir kalo laki laki bukan hanya mencari wanita yang cantik, tapi juga wanita yang sholeha wanita yang baik, dan wanita yang mampu mengurus suami, anak dan orang tuanya... Itu wanita sesungguhnya yang dicari laki laki buat di jadiin istri. Bukan wanita yang pinter make up dan shopping aja, itu mah buat selingan saat laki laki belum menemukan wanita yang tepat" Ucapan Amellia ada benarnya, namun Reisa penasaran dari mana Amellia mendapatkan kata kata sebijak itu.

"Ucapan Amellia ada benarnya laki laki memang mencari istri bukan hanya untuk menghabiskan uangnya saja, tapi untuk merawat dan mengurus suaminya" Papanya Rizky pak Harry angkat bicara, selama ini dia masih memendam amarahnya karena Rizky dan Anis bertengkar dirumahnya, tapi kali ini mereka bertengkar di rumah temannya, dirumah keluarga Nuryadi.

"Mel, dapat kata kata bijak dari mana?" Bisik Reisa yang berdiri disamping Reisa. Amellia bukannya menjawab Amellia malah menunjukan novel yang sedang dia baca. Reisa kaget, itu novel karyanya tapi dia lupa kalo ada kata kata sebijak itu di bukunya.

"Mbak Anis, mas Rizky sudah jangan bertengkar, bukannya kalian sudah dewasa, redam emosi kalian jika kalian masih mau mempertahankan hubungan kalian" kali ini Reisa angkat bicara dia memang enggak suka ada orang yang bertengkar dihapannya apa lagi dirumahnya.

"Diam kamu kalo kamu enggak tau apa apa,!!!" Anis malah membentak Reisa. Reisa hanya mampu mengucap istighfar dalam hati, Setan lagi menguasai hati Anis yang lemah, itu yang Reisa tau.

"Anis cukup. Kamu itu keterlaluan ya, mending kamu sekarang pulang dari pada kamu bikin malu keluargaku" Rizky angkat bicara, tadi dia meresapi apa yang diucapkan Amellia, memang ada wanita sholeha yang sedang menunggunya sedari dulu, dan dia melupakan itu saat dia di butakan cinta dan nafsu.

"Ky,, kamu ngusir aku?" Anis malah berteriak membuat semua orang kaget. Sungguh Jika bukan dirumah Reisa dan ada keluarga Reisa mungkin sekarang Reisa sudah menarik Anis dan membawanya keluar dari rumah orang tuanya.

"Anis cukup!!, kita sedang dirumah orang, dimana sopan santun mu nak, jangan bikin malu keluarga Mama ya nak" Mama Rizky mencoba meredam emosi Anis, dengan memeluk Anis dan membisiki kata kata yang bisa meredam emosi Anis. Reisa yang menyaksikan itu sedikit terenyuh, dia juga ingin merasakan pelukan ibu seperti Mamanya Rizky yang sedang memeluk Anis.

"Ma,,, tapi Rizky keterlaluan, dia lebih milih mainin handponenya dibanding mendengarkan ceritaku" Ucapan Anis membuat semua orang menghela nafas, hanya masalah yang menurut Reisa sepele menjadi masalah besar jika hati yang lemah sudah dikuasi setan.

"Udah sekarang mending kita lanjutin ngobrolnya, Anis, bu Zumi silakan duduk" Reisa memersilahkan kedua orang itu duduk. Amellia dan jessy juka ikut duduk di samping Reisa.

"Mel, dapat novel lagi?" Tanya Papa Amellia, saat melihat anaknya itu menenteng paperbag yang bisa dia tebak berisi novel.

"Hehehehee,,, Papa tau aja sih" Mereka melanjutkan obrolan hingga mereka menyinggung jodoh Reisa dan rencana pernikahan Rizky dan anis.

SANG PEMILIK HATIOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz