Lamaran Dimas

1.8K 98 0
                                    




Hari ini lebaran ketiga, Reisa berniat berkunjung kerumah keluarga Mama kandungnya, dia sudah menyiapkan beberapa kue dan beberapa makanan untuk keluarga Mamanya. Namun belum Reisa berangkat sudah ada tamu yang datang kerumahnya. Reisa terpaksa menunda berkunjung kerumah keluarga Mamanya.

"Reisa, ini ada Dimas, kamu itu jangan lama lama make upnya nak" Mama Ella sedikit mengeraskan suaranya di depan kamar Reisa, seolah Reisa lama dikamar dia sedang merias diri untuk bertemu Dimas.



Tak lama Reisa keluar dengan baju casual yang masih stelys dia padukan dengan hijabnya, dia sudah membawa slim bag berisi handpone juga dompetnya.

"Lo, Rei kamu mau kemana?" Tanya Mama Ella seolah dia enggak tau kalo Reisa mau pergi kerumah keluarga Mama kandung Reisa.

"Oh, aku mau keluar bentar, permisi tante Andini, Om Endra, Dimas" Reisa berjalan dapur, mengambil barang yang sudah dia siapkan di meja makan, namun barang barang itu enggak ada.

"Mbak, tas yang ada disini ditaruh dimana??" Tanya Reisa pada Pembantu rumah tangga.

"Maaf mbak Rei, kata bu Ella barang barang itu enggak di perlukan makanya saya pindahin kekamar belakang" Reisa enggak tau apa yang sedang difikirkan ibu tirinya itu, namun menegurnya sekarang malah bikin malu dirinya dihadapan tamu orang tuanya.

"Yaudah mbak, bawa semua barang barang yang mbak masukin kekamar belakang kemobil ku, sekarang!" Sebenarnya Reisa enggak ingin marah namun ibu tirinya itu sudah keterlaluan, tega sekali dia menyimpan makanan makanan yang akan dia bawa ke keluarga ibyunya, tapi malah dia simpan dikamar belakang.

"Tapi mbak Rei, saya lagi masak buat makan siang" Si pembantu itu memang sedikit sibuk karena dia bekerja sendiri tanpa ada yang membantu.

"Mbak, saya enggak perduli !!, saya minta sekarang, toh makan siang masih satu jam lagi, dan saya sudah ditunggu Mama saya dirumahnya" Reisa sedikit membentak Pembantunya itu, jarang jarang Reisa marah namun kali ini dia kepancing emosi karena ulah Mama tirinya.

"Baik mbak Rei" pembantu itu langsung pergi kekamar belakang sedangkan Reisa menghela nafasnya sambil mengucap istighfar di dalam hatinya.



"Rei,, Mbak asih kemana?" Tanya Mama Ella. Tiba tiba masuk kedapur.

"Lagi di kamar belakang, ngambilin barang aku yang di taruh orang yang iri dengan Mamaku" Jawab Reisa.

"Tapikan Rei, kamu bisa ngambil sendiri, ini bentar lagi waktunya makan siang, mbak asih tu harus masak" Ucapan Mama Ella mampu membuat Reisa mengelus dada.

"Kok jadi Ma Ella yang marah marah ?, lagian itu juga salah Ma Ella yang nyuruh mbak Asih buat naruh kue buatanku untuk Mama ke kamar belakang" Reisa bukannya gimana gimana tapi dia sudah susah payah dari tadi pagi membuatkan beberapa kue buat Mamanya.

"Rei,, kamu itu ya, lagian ngapain sih kamu kerumah Mamamu, inget Mamamu itu enggak pernah perduli padamu" Mama Ella malah menyalahkan Reisa yang ingin datang kerumah Mamanya.

"Ma Ella, denger ya!!. Memang Mamanya Reisa enggak perduli pada Reisa, dia lebih memilih mencari uang keluar negri dari pada ngerawat Reisa, tapi Reisa enggak mau jadi anak durhaka yang enggak perduli pada orang tuanya.

Dulu sebelum Mama dan Elvy datang hanya Papa yang bersama Reisa, tapi Papa enggak menyuruh Reisa untuk melupakan Mama tapi Papa malah menyuruh Reisa berkunjung kerumah Mama, menjenguk Mama, memberi uang Mama saat Reisa udah kerja karena Papa enggak ingin anaknya lupa siapa yang mengandungnya, siapa yang melahirkannya, siapa yang menyusuinya" Ucapan Reisa mampu membungkam mulut Mama Tirinya itu.

SANG PEMILIK HATIWhere stories live. Discover now