Persiapan Pernikahan

1K 54 4
                                    

haiii gaes,,, selamat sore, akhirnya ya up juga setelah sekian lama enggak up.... hahahhahaa,... mendekati ending sih sebenaranya tapi kadang idenya suka hilang gitu, makanya lama selesaiin satu part aja...



happy reading gaes....




Reisa semakin hari semakin sibuk mempersiapkan pernikahannya, begitu juga dengan Bayu, beruntung gaun, WO, catering, tempat sudah di lakukan, lima lagi pernihannya, Reisa dan Bayu sepakat untuk menikah dulu baru resepsi, agar mereka tidak terlalu capek dan juga mereka ingin momen sacral ini hanya di saksikan orang orang terdekat saja.

Reisa sudah menyiapkan beberapa baju, gamis, dan juga baju untuk ijab qobul, dibantu Mbak Ifah Reisa memasukan satu koper sedang, dan satu tas sedang ke dalam mobil Reisa.

"Mbak Rei, make up udah masuk belum?," Tanya Mbak Ifah, karena itu penting juga, Reisa tidak make up ke salon atau tukang rias, dia mungkin akan make up sendiri di bantu Whulan, Whulan memang perias yang hebat, bahkan dulu sebelum Reisa bisa make up sendiri Whulan lah yang mengajari Reisa make up.

"Ohh,, iya bentar Mbak, kayaknya masih di kamar dehh.." Reisa kembali masuk ke kamarnya, satu set make over masih berada di atas kasur, untung Mbak Ifah mengingatkannya, coba kalau tidak, masa iya harus balik Jogja lagi.


Sore ini semuanya sudah siap, Reisa dan Whulan berangkat ke Salatiga, karena lama dan Reisa tau jika Bu Ella tidak terlalu akrab dengannya makanya Reisa memilih untuk tinggal di rumahnya, Reisa sebenarnya baru baru ini membeli sebuah rumah di salatiga, walau tidak se besar rumahnya di Jogja, namun Reisa suka rumah itu. Sederhana namun nyaman.


Jam delapan malam mereka baru sampai di rumah Reisa, beruntung rumah ini dekat dengan Rumah Devi, jadi Devi bisa mengontrol rumah ini beberapa hari sekali, untuk tukang bersih bersih Reisa sudah membayar orang untuk membersihkan rumah ini tiap satu minggu sekali.

"Akhirnya nyampe juga.." Reisa segera masuk kedalam rumah di ikuti Whulan, barang barang memang belum di keluarkan dari mobil, nanti saja atau besok pagi, Reisa dan Whulan sama sama lelah karena macet di magelang, hampir satu jam.

"Lo udah pada makan belum?, tuhh ada nasi, ayam goreng, martabak, kulkas juga udah gue isi kok, tapi enggak banyak." Devi memang menunggu Reisa dan Whulan bersama Arinda adiknya, sebenarnya Devi tadi di antar suaminya, namun suaminya langsung pergi kerja jadi Arinda menyusul Devi agar kakaknya tidak kesepian di rumah Reisa.

"Makasih Devi, tau aja kalau laper," Reisa memeluk Devi, dan juga mengelus perut Devi yang sudah mulai membuncit..

"Haloo sayanganya onty Reii,," Reisa menyapa anak dalam kandungan Devi, di balas dengan tendangan kecil membuat Reisa tertawa..

"Ahhh ponakan Onty udah bisa nendang ya,," Reisa mengusap usap perut Devi yang duduk disampingnya.

"Udah dong, anak gue nendang nendang mulu, sakit tau.." Ucap Devi, entah anaknya memang suka sekali menendang kalau ada yang mengelus perut ibunya.

"Hahahaha,, mungkin geu nanti juga kaya gitu ya,," Ucap Reisa, sambil melangkah ke dapur mengambil piring dan sendok untuk makan bersama Whulan dan Devi.



Bayu baru saja pulang dari tempat kerjanya, satu minggu lagi dia menikah dengan Reisa, dia sudah mengajukan libur panjang untuknya, Bayu tidak tanggung tanggung mengambil libur di dinas selama tiga minggu dan di kampus walau bayu cuti menikah mahasiswa Bayu tetap mendapatkan tugas darinya, Bayu butuh liburan dengan Reisa juga setelah menikah nanti, makanya Bayu mengambil banyak cuti agar dia bisa liburan sebentar dengan Reisa.

SANG PEMILIK HATIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora