***
"Heish! Kwon Alice!" marah Lisa, ketika melihat Alice masih bermalas-malasan di ruang tengah. Alice sudah hampir terlambat, namun gadis itu masih asik menonton kartun favoritnya dan tidak segera menghabiskan sarapannya. "Cepat makan sarapanmu, kita bisa terlambat!"
Lisa masih harus menyiapkan mobil dan bekal untuk Alice namun gadis kecilnya itu tidak juga menghabiskan sarapannya. Hingga dengan kesal, Lisa mematikan TV di ruang tengah dan menatap kesal pada Alice.
"Kwon Alice, kau mendengarkan eomma?!" tegur Lisa, menunjukan wajah marahnya. Akan tetapi, Alice hanya membalas tatapan Lisa dengan wajahnya yang memelas dengan mata yang juga hampir menangis.
"Eomma... Appa dimana?" tanya Alice, dengan suara yang mulai bergetar karena takut dimarahi ibunya. Sepertinya Dewi Fortuna tengah memihak terhadap Alice, belum sempat Lisa menjawab pertanyaan Alice, pintu depan apartement mereka terbuka– tentu saja Jiyong. "Appa!!!" jerit Alice, yang langsung bangun dan berlari menghampiri Jiyong– namun tidak sengaja menyenggol dan menjatuhkan sarapannya.
"Ya! Kwon Alice!" seru Lisa membuat Alice langsung memeluk dan menangis di gendongan Jiyong.
"Tidak apa-apa sayang... Jangan menangis," bisik Jiyong begitu ia melihat Lisa yang kesal tengah membereskan tumpahan sereal Alice.
"Hhh... Aku selalu jadi penyihir jahatnya dan oppa selalu jadi pangeran sempurnanya," gumam Lisa sementara Jiyong mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap puncak kepala Lisa.
"Aku yang akan mengantar Alice kesekolah," ucap Jiyong kemudian. Alice masih berada di atas gendongan Jiyong namun sebelah tangan Jiyong kemudian terulur untuk menunjuk tas sekolah Alice. "Berikan tas dan bekalnya, aku akan mengantarnya,"
Lisa bangkit, meninggalkan mangkuk sereal kosong di atas meja kemudian menyiapkan bekal Alice. Sementara Jiyong masih menenangkan putrinya yang menangis. Baru saja pria itu pulang dari studio rekaman di agensinya, namun justru tangisan Alice yang menyambutnya.
"Appa, eomma menakutkan," isak Alice yang kemudian memeluk Jiyong semakin erat.
"Eomma melakukannya karena eomma menyayangi Alice, eomma tidak ingin Alice terlambat berangkat ke sekolah," ucap Jiyong menenangkan. Selalu begitu, Jiyong dan Lisa selalu membagi peran mereka, kalau Lisa memarahi Alice maka Jiyong yang harus menenangkan putri kecil mereka, begitu juga sebaliknya– walaupun tetap Lisa yang lebih sering memarahi Alice.
Di perjalanan ke sekolah, Jiyong berjanji untuk mengajak Alice membeli mainan baru. Jiyong berjanji untuk menjemput dan mengajak Alice berbelanja sepulang sekolah.
"Sayang?" panggil Jiyong, begitu ia tiba kembali dirumah usai mengantar Alice ke sekolah.
"Disini," jawab Lisa, tanpa menghampiri Jiyong. Dari arah suaranya, Jiyong bisa menebak kalau Lisa berada di dalam kamarnya.
"Apa yang sedang kau lakukan sayang?" tegur Jiyong, sembari menyusul Lisa yang tengah berbaring di atas ranjang mereka. "Hhh... Aku sangat lelah," keluh Jiyong, yang kemudian bergabung di atas ranjang dan memeluk Lisa.
"Oppa membelikannya sarapan?"
"Siapa?"
"Putrimu,"
"Ahh... Aku membelikannya makanan di minimarket dekat sekolahnya," jawab Jiyong, sementara Lisa menggerakan tubuhnya untuk berbalik dan menatap Jiyong. "Dan nanti siang aku berjanji akan menjemputnya,"
"Apa yang oppa belikan?"
"Makanan,"
"Makanan apa?"

YOU ARE READING
ALICE [Repost]
FanfictionCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.