1. Om ganteng

1.2K 178 257
                                    

Hanna berlari menelusuri koridor kosong. Pandangan sedikit kabur tertutupi oleh gundukan air matanya. Dadanya terasa sesak menahan tangisnya  sejak tadi.

Bayangan Guanlin saat  memeluk Sakura masih tergambar jelas di kepalanya. Laki-laki itu sempat melotot lebar saat mendapatinya yang berdiri mematung di ujung tiang tidak jauh darinya. Dia juga sempat melihat Guanlin langsung melepaskan pelukannya dari  Sakura dan berlari mengejarnya.

##

BRUKKKK!!!

Tubuh Hanna terpelanting jatuh ke tanah saat mendapati benda keras dan tinggi yang menabraknya. Dan itu bukan tiang. Hanna meringis kemudian menangis histeris.

“Kamu tidak apa-apa?”

Seseorang dengan perawakan tinggi  tersenyum sambil mengulurkan tangan.

Sesaat Hanna mati otak. Otaknya terhenti untuk berpikir apa yang harus dia lakukan saat ini. Haruskah dia berkata 

“Tampannya....,” Atau “Apa kau manusia?” Atau “Kakiku sakit, sekarang gendong aku.”
Atau....

“Hanna!”

Seorang bertubuh setinggi tiang listrik juga muncul dari arah lain. Wajahnya tampak panik.

“Kamu ga pa-pa?” tanya Guanlin sambil mendekati Hanna. Sekilas dia menatap heran pria lain di samping gadis itu.

“Gendong aku....,” ucap Hanna pada orang yang di depannya.

Empat mata saat itu saling menatap satu sama lain.

“Hah?”

“Pokoknya gendong aku,” rengek Hanna dengan wajah memelas.

“Hanna, biar aku yang____”

“Kamu pergi! Aku ga mau liat kamu lagi,” hardik Hanna kesal. Segera dia mengalungkan tangannya di leher pria jangkung di depannya. Pria itu tampak kebingungan.

“Sakiiitttt.” Hanna meringis sambil memegang lututnya yang berdarah.

Pria itu langsung mengangkat Hanna dan membawanya ke dalam mobilnya. Dia sempat menatap sekilas wajah kecewa laki-laki di belakangnya.

.
.

Sepanjang jalan Hanna terus menunduk dan menangis. Namun, masih menyempatkan diri untuk melihat ke belakang. Hatinya benar-benar sangat hancur dan sakit. Dia benar-benar kecewa pada Guanlin. Mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun. Akan tetapi, apa yang dilihat hari ini sudah merusak semua kenangan itu.

Tubuh Hanna bergetar hebat saat mencoba menahan tangis. Tak henti-hentinya dia menghapus air mata dengan lengannya secara bergantian. Sesekali juga dia membasuh ingus dengan roknya.

Pria di sampingnya bergidik melihat pemandangan menjijikkan yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.  Tidak tahan akhirnya dia mengulurkan sapu tangan.

“Apa kalian bertengkar?”

“Aku mau turun di sini,” ucap Hanna tanpa mengambil sapu tangan dari pria di depannya.

“Kaki kamu harus di obati dulu,” ucap pria yang masih menatap Hanna khawatir. Bagaimana pun juga lutut gadis ini berdarah.

Hanna mengamati lagi orang di sampingnya. Matanya melotot lebar. Kenapa dia ceroboh sekali? Berani-beraninya dia masuk ke dalam mobil orang yang tidak dia kenal. Diamati orang itu lebih tajam.

Pria dengan setelan jas hitam. Tepatnya seperti Om om mata keranjang jika menambahkan kaca mata hitam saja. Tampan. Namun, dia harus mengabaikan ketampanannya. Bisa saja dia pria jahat yang ingin menculik gadis muda dan cantik sepertinya. Hanna menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.

Bukan Aurora ( Tamat )√Where stories live. Discover now