End

308 34 62
                                    

Hanna mengembuskan napas kasar. Kakinya bergerak ragu memasuki gerbang. Saat itu tubuhnya hampir terjungkal ketika mendapatkan senggolan sedikit keras dari orang di belakangnya. Tanpa memmedulikan orang di belakangnya, Hanna menundukkan kepala sambil mendengus kesal. Namun, sebuah tepukan pelan kembali  mengejutkannya.

"Hei, ini punya kamu?"

Hanna membalikkan badan. Laki-laki berwajah teduh sedang menyodorkan mainan kunci stroberi miliknya. Hanna mengerjapkan matanya beberapa kali. Wajah laki-laki di depannya benar-benar tampan.

"Hello ...."

Laki-laki itu kembali mengayun-ayunkan mainan kunci itu di depan Hanna. Akhirnya dia tersadar. Mungkin dia terlalu sibuk mengaguminya. Laki-laki itu menatap jam tangannya, kemudian mendecak kesal dan langsung berlalu meninggalkan Hanna.

.
.

"Halo, apa kabar aku kang Hanna."

Hanna membungkukkan tubuh di depan semua murid.

Semua mata menatapnya serentak dan bertepuk tangan riuh. Sedikit tidak nyaman. Namun, ini bukan pertama kalinya dia pindah sekolah. Hal yang biasa dirasakan saat memasuki kelas baru. Semua akan berlalu dalam beberapa hari. Dia hanya berharap bisa cepat mendapatkan teman setelah ini.

Dia memang harus pindah. Sekuat apapun mentalnya, tapi untuk kembali sepertinya itu sulit. Dia bukan manusia bermental baja. Dia juga tidak akan nyaman saat semua orang terus menanyakan keadaannya suatu saat nanti.

Pandangan Hanna menangkap sesosok laki-laki tampan di depan gerbang tadi. Sedikit lega. Walau hanya pertemuan singkat setidaknya ada orang yang tidak terlalu asing saat ini.

"Hanna, kamu bisa duduk di sana," perintah sang guru pada sebuah bangku nomor dua dari belakang.

Setelah itu pelajaran pun dimulai. Sesekali Hanna melirik ke samping. Terlihat laki-laki yang yang ditemuinya tadi tampak fokus menulis. Sepertinya dia juga pintar.

.
.
.

"Hai. Kenalin gue Yeri."
Seorang gadis manis berkepang dua mengulurkan tangan pada Hanna.

"Hanna," sambut Hanna dengan senyum manis. Syukurlah teman sekelasnya ramah.

Tiba-tiba muncul laki-laki tinggi lain di depan Hanna.

"Hello my princess, my name is khan ...."

Plak!!!

Hanna melotot lebar melihat seorang gadis mungil memukul laki-laki tinggi di depannya. Wajah gadis itu juga tampak tidak berdosa.

"Minggir, Lo! Hanna ga usah temenan sama dia. Gue nako. Salam kenal," sapa seorang gadis mungil di depannya sambil mengulurkan tangan. Hanna menyambutnya sambil tersenyum tak kalah manis.

"Woi cebol, jangan asal ngomong, Lo. Hanna kenalin gue Lucas. Paling ganteng, paling tinggi, paling populer. Apalagi ya ...." 

Lucas sambil menaik-turunkan alisnya.

"Paling bego, paling sering dipanggil ke ruang BP." Nako menimpali. Seketika tawa riush memenuhi kelas.

Hanna tersenyum kaku. Ternyata di mana pun dia berada akan ada orang seperti ini.

"Ke kantin yuk," ajak Nako ada Hanna.

Namun, sesaat Yeri menoleh ke bangku tidak jauh dari mereka.
"Seok, Lo ga kenalan sama dia?"

Hanna menoleh ke samping. Dia terkejut  saat Yeri memanggil laki-laki gerbang tadi. Orang itu bangkit dari duduknya dan mendekat.

"Aku Kim woo seok. Kamu yang tadi di gerbang ya?" tanya Woo Seok mengulurkan tangan sambil tersenyum manis.

Hanna sedikit senang, ternyata dia bukan orang yang kaku. Dia bahkan bisa tersenyum manis.

Hanna mengangguk kaku dan membalas senyumnya. "Iya, makasih ya."

"Maaf ya, tadi aku buru-buru. Soalnya jadwal aku piket," ucap Woo Seok  canggung.

Hanna menggeleng cepat. Bahkan sampai mengangkat tangannya. "Eh, ga pa pa. Aku malah mau bilang makasih banyak loh udah dapetin ini. Hehehe." Hanna mengangkat gantungan kunci berbentuk stroberi di depan Woo Seok.

Woo Seok tersenyum lega. "Semoga kamu nyaman sekolah di sini. Kalau ada kesulitan tanya aja. Kali aja aku bisa bantu."

"Ehem, jadi ... Kalian udah saling kenal duluan, nih?"

Suara  Nako membuyarkan pembicaraan Hanna dan Woo Seok. Keduanya tampak tersipu malu.

"Dia ketua kelas, Na. Ganteng kan. Tapi ... Jomblo. Hahahaha," ejek Yeri sambil tertawa lebar.

"Seok, kali aja Hanna mau sama Lo. Gimana?" tanya Nako sambil tersenyum jahil.

"Woi! Jangan asal ngomong lo pada. Minggir! Hanna Bareng gue aja yuk ke kantin. Gue yang traktir," ajak Lucas sambil menaik turunkan alisnya.

"Ngardus lo. Gue juga ikut. Woi semuanya lucas mau traktir. Ke kantin semua sekarang !!!" teriak Nako dengan suara keras.

"Asikkkk."

"Woi, Cebol. Awas Lo ya."

2 tahun kemudian.

Jaehyun menguap lebar, dan merenggangkan ototnya. Senyum lebar menghiasi wajah tampannya. Menghasilkan kedua dimple-nya terpampang indah di kedua pipinya.

Sekuat tenaga dia sudah menahan rindu pada gadis kecilnya itu. Menahan untuk tidak menghubunginya sama sekali. Walau dia sering mendapatkan beberapa foto perubahan Hanna yang saat ini sudah memasuki perguruan tinggi. Namun, tetap saja itu tidak mengurangi rasa rindunya.

2 tahun Jaehyun  harus pergi meninggalkan Hanna. Dan itu juga karena memang kesepakatan mereka sudah berakhir.

Jaehyun harus mengurus cabang perusahaan mereka di China. Namun, dengan kemauan Hanna sendiri Jaehyun harus rela meninggalkan Hanna yang ingin fokus di dunia pendidikannya. Walaupun begitu status mereka memang tetap ada.

Wajah Jaehyun sangat berseri-seri menatap gadis bersurai panjang sedang melambaikan tangan pada temannya. Senyumnya masih sama. Manis dan indah. Lagi-lagi Jaehyun pun ikut tersenyum. Gadis itu benar-benar memiliki magnet dalam tubuhnya.

"Hanna!" panggil Jaehyun. Gadis itu menoleh dan menatapnya terkejut.

Hanna berlari menuju Jaehyun dengan antusias

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanna berlari menuju Jaehyun dengan antusias. Kemudian menubruk tubuhnya keras. Jantung Jaehyun bergejolak. Beribu bahkan berton-ton kerinduannya sudah hilang dalam sekejap. Aroma strobery yang dia rindukan kembali mendominasi dirinya. Perlahan dia mengecup pucuk kepala Hanna lembut.

"Aku kembali, Sayang," lirih Jaehyun pelan.

The end

Makasih buat semuanya yang udah ngikutin story' ini dari awal sampe akhir. Kalau bukan karena Kalian ga bakalan sampe sepanjang ini partnya. Heheh Pokoknya i love you semuanya.... Muah... Muah... 😘😘😘😘💋Bagi-bagi ya.. jangan ada yang berantem. 🤣🤣🤣🤣

Oya... Jangan lupa terus ikuti dan baca karya aku ya... Aku masih pengen nulis lagi. Jadi aku juga butuh kalian... 🤗

Bukan Aurora ( Tamat )√Where stories live. Discover now