Chapter. 23

1.7K 88 3
                                    

Vote, Komen, Share

Ada batas-batas yang seharusnya tidak perlu kau ciptakan. Salah satunya ini, kau membangun batas tinggi di hatimu.

Sudah pukul tiga dini hari, pemilik mata indah itu masih saja terjaga. Dia tidak melakukan apapun. Dia hanya diam berbaring diatas tempat tidurnya sambil memandangi langit-langit kamarnya. Angel tidak mengerti dia harus memecahkan teka-teki ini mulai darimana dulu.

"Halo." Angel menjawab ponsel yang berdering sepagi ini.

"Angel." Sapa pria diseberang telepon dengan nada beratnya. Angel terkesiap setelah itu baru melihat siapa yang menelponnya di jam seperti ini. "Apa yang membuatmu terjaga?"

"Kau bisa menjawab pertanyaan itu terlebih dahulu."

Terdengar Chico menghembuskan napasnya. "Aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkanmu." Ungkapnya jujur.

Angel merasakan seluruh tubuhnya lemas. Apa Chico begitu menderita? Atau sikap Angel terlalu berlebihan. Angel ingin sekali mengucapkan hal yang sama kalau dia tidak bisa tidur karena alasan yang sama. Tanpa sadar tangan Angel meremas ujung piyamanya.

"Kau terjaga semalaman?" Tanya pria itu lagi.

"Bisakah kita bertemu?" Ini gila. Sungguh. Bertemu dengan lawan jenis pukul tiga pagi hari seperti ini. Siapa lagi yang melakukan hal segila ini selain Angel? Oke. Mungkin dia berlebihan, bisa saja diluar sana banyak yang juga seperti dirinya.

"Aku ada di balkon mu Angel." Jawaban yang dilontarkan pria itu lebih gila dari permintaan Angel sebelumnya. Sejak kapan dia disana? Dia pasti kedingingan. Angel melihat sambungan telepon mereka yang sudah terputus. Terlintas di benak Angel untuk membawakan pria itu selimut tetapi dia urungkan. Ini tidak benar karena seharusnya dia bersikap dingin bukan peduli.

"Kau." Kata pertama yang keluar dari mulut Angel setelah membuka pintu balkon. Angel meneliti penampilan Chico yang sudah berbeda. Tidak seperti terakhir kali mereka berdua bertemu.

Dalam sekali sentakan saja tubuh Angel terasa hangat, tubuhnya sudah berpindah posisi. Tangan kekar pria itu sudah membungkus tubuhnya yang terlihat agak mungil. Chico memeluknya begitu kuat seakan ini memang pertemuan terakhir mereka atau Chico sedang menyalurkan rasa rindunya? Pria itu kemudian melanjutkkan dengan mengecup kening Angel beberapa kali membuat wanita itu terdiam kehilangan kata-katanya.

"Chico hentikan. Daddy akan marah kalau dia sampai melihatnya." Cicit Angel pelan. Angel merasakan rasa hangat yang perlahan memudar, tangan kekarnya yang sudah menjauh dari tubuh Angel. Pria itu menatap Angel sambil menaikkan sebelah alisnya disusul kekehan kecil.

"Dia tidak akan marah." Jawabnya enteng.

Selanjutnya Angel kembali diserang dengan ciuman Chico. Kali ini di bibir bukan di kening seperti sebelumnya. Pria itu menempelkan bibirnya pada bibir milik Angel sambil menutup kedua bola matanya. Kemudian menarik tangan Angel untuk melingkari pinggang pria itu. Wajah Angel tentu saja memanas, jantungnya juga berdetak dua kali lebih cepat. Persetan Chico yang mendengarnya.

"Aku mencintaimu. Sudah cukup bertahun-tahun aku menunggu masa ini." Chico berbicara diatas bibir milik Angel kemudian kembali menempelkannya. Sama sekali tidak memberi Angel ruang untuk berbicara.

Bibir yang semula hanya diam kini berubah menjadi lumatan. Chico melumatnya dengan begitu lembut hingga Angel menikmatinya dan ikut menutup kedua bola matanya. Chico berhasil membuat Angel membuka bibirnya, memberi pria itu akses yang lebih mudah. Mereka melumat satu sama lain, saling menyusuri rongga mulut, mencecap rasa manis hingga perlahan berubah menjadi ciuman yang panas. Chico semakin merapatkan tubuhnya dengan Angel. Sebelah tangannya menahan tengkuk wanita itu. Sial! Angel mengerang membuat Chico harus semakin ekstra untuk bisa menahan dirinya agar tidak menerjang wanita itu sekarang juga.

Don't Touch! She's MINE [TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora