G

137 26 1
                                    

"Gigolo"
[Hifumi x Reader]

Writer: shirorein


🥂 🥂 🥂


Pagi hari di jalanan kota Shinjuku cukup dingin, termasuk karena hujan musim panas yang baru saja reda. [Name] mengeratkan jaket hoodie berwarna biru tua, maunya tiduran di kamar sambil kencan dengan pacar dua dimensi tapi skripsi butuh untuk ditandatangani sebelum Dosen hilang tanpa ada kabar.

Merutuki bus yang tidak juga terlihat, entah keberapa kali [name] menghela napas kasar dan bergumam tidak tenang di halte yang sepi ini. Bisa saja sih [name] menerobos hujan, karena dirinya memang tipe gadis yang memakai sepatu sneakers bukannya sepatu yang secara langsung menambah tinggi yang membuat pemakai harus repot berjinjit sepanjang jalan.

Memang sih [name] sangat menyukai suasana gelap begini tapi di pinggir jalan dengan tak ada orang di sekitar? Ah, bahkan dirinya bisa jadi sasaran para kriminal karena sendirian begini. Tapi tenang saja, [name] bukan wanita lemah yang tak bisa menjaga dirinya.

Cukup lama [name] diam sambil mendengarkan musik dari earphone, hingga sepasang sepatu tertangkap ujung matanya yang sejak tadi menatap bawah. Tatapan mata perlahan semakin naik, hingga ia mendongak hingga melihat seorang pria dengan jaket hoodie menutup rambutnya yang setelah menerobos hujan.

[Name] seperti pernah melihatnya di suatu tempat, tapi ia tak begitu mengingatnya. Pria itu tersenyum ramah ke arah [name] menunjukkan deretan giginya yang rapi. Laki-laki itu membuat [name] menatapnya lama, antara mengingat-ngingat karena [name] seperti mengenal wajah itu dan terpesona akan wajah tampan dengan bulu mata cantik itu.

"Kok ngeliatin terus, aku ganteng ya?"

[Name] hampir tersedak ludah sendiri mendengarnya, seketika ia memasang wajah datar dan mengalihkan pandangannya kembali pada jalanan aspal yang terkena tetesan hujan.

Ah, ternyata dia orang narsis. Tolong siapapun reset kembali pikiran [name] yang sempat memuji ketampanan orang itu. Renyah sekali pria itu tertawa dengan suaranya yang mirip bocah kecil. Hoodie dari jaket abu-abu diturunkan, rambut kuning yang sedikit basah dikibas pelan. [Name] enggan untuk menatap pria di sampingnya lagi, hingga bisa ia rasakan orang asing itu duduk tak jauh darinya.

Di menit-menit pertama sejak dia datang, pria itu terus bersiul lalu melantunkan rap secara asal. Sepertinya dia orang yang sangat mudah merasa bosan dan sangat tidak terbiasa dalam hal menjaga ketenangan. Karena risih, akhirnya [name] kembali menoleh ke arah pria itu.

" ... "

"G-gigolo-san?"

Ya, pertanyaan untuk memastikan yang terdengar seperti sebuah panggilan itu refleks keluar dari mulut [name] menyadari betapa kenalnya ia pada gaya rambut unik pria di hadapannya. Izanami Hifumi. Ya, dia Hifumi yang itu. Benar-benar Hifumi.

Sebuah senyuman ditunjukkan Izanami Hifumi. Ah, kenapa [name] sampai lupa pada rapper yang juga seorang host nomor satu yang wajahnya selalu muncul di layar televisi maupun majalah-majalah. Tapi memang, [name] bukan orang yang mengaku sebagai penggemar seorang Izanami Hifumi, tapi perasaan ketika bertemu langsung dengan orang yang diidolakan banyak orang itu tetap saja istimewa.

"Hallo, gak usah manggil begitu ahahaha. Panggil saja Hifumin."

Ah, kabar tentang Izanami Hifumi memiliki kepribadian lain saat jasnya dilepas ternyata benar. [Name] bisa merasakannya sendiri. Nada suaranya saja jadi sangat berbeda dari yang [name] tahu.

"Hi-hifumin?"

"Iya~"

Memangnya benar [name] bisa memanggil Hifumi begitu?

Sekali lihat pun, [name] bisa menilai Hifumi adalah tipe orang yang sangat ceria. [Name] bahkan berpikir pasti menyenangkan sekali jika menjadi seorang Izanami Hifumi. Ia punya segalanya. Kaya, populer, tampan, dan aura yang membuat [name] bahkan ingin ikut tersenyum bersamanya. Saat menjadi sempurna dan punya segalanya, menjalani kehidupan tanpa mengenal yang namanya masalah.

Setidaknya seperti itulah pemikiran [name] dan mungkin banyak orang di luar sana tentang Hifumi.

"Kau ini nakal sekali, mau sekolah tapi tidak pakai seragam." Hifumi menyeletuk dengan ringan sekali, membuat muncul perempatan imajiner di dahi [name].

"Aku sudah kuliah!" [Name] berseru kesal, selanjutnya Hifumi kembali tertawa dengan suaranya yang lucu. Tidak, bukan lucu yang itu. Tapi lucu karena suara tawanya sangat minta ditertawakan balik.

"Ah, kau pendek sekali. Bahkan lebih pendek dari Doppo." Hifumi berkata setelah tawanya usai, [name] menghela napas. Tolonglah, ia sedang berusaha untuk sabar di sini.

Ah soal Doppo, ya, Kannonzaka Doppo teman satu divisi Hifumi. Yang [name] tahu orang itu sangat tenang, berbeda sekali dengan orang di hadapannya saat ini.

"Ah ya, siapa namamu?"

"[Name],"

"Hah, apa??"

"Namaku [Name],"

Hening seketika, [name] menatap bingung Hifumi yang malah diam dengan kedipan mata yang seolah sedang berusaha menyerap sesuatu di otaknya.

"I-itukan nama cewek."

"Aku memang ce--"

"HUWAAAAAA-- DOPPO!!"

Belum sempat [name] melanjutkan ucapannya, Izanami Hifumi sudah berlari menerobos hujan seolah baru saja melihat sesuatu yang menyeramkan. Dia bahkan hampir tersandung di tengah jalan, tapi langsung menyeimbangkan tubuhnya kembali untuk berlari secepat mungkin meninggalkan [name] dalam kebingungan.

Dia kenapa sih?

First Collaboration: AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang