J

161 13 6
                                    

"Jas"

Kris Wu x Reader
(Ex-EXO)

Writer: notalicekingsleigh

***

Gimana mau nembak kalau degem hampir setiap saat ngerubungin dia?

***

Kamu menjatuhkan bokong tepat di sebelah Siyeon setelah melempar heels dengan penuh perasaan lalu menatap gebetanmu seperti biasa. Menurutmu, hanya dengan memandanginya dapat menghilangkan semua rasa lelahmu. Sementara Siyeon sudah berbaring tanpa mempedulikan gaun putihnya yang akan kotor. Kamu mengedarkan pandangan ke sekitar dan tersenyum kecil melihat Kris Wu tersenyum samar pada Chanyeol.

Baru ingin membuka mulut untuk pertama kalinya semenjak aksi kalian tadi, terdengar sebuah suara berat yang khas. "Sampai prom pun tetap aja bolos bareng gini ya," ujar Chanyeol membuatmu bertatapan dengan Kris setelah itu kalian semua tertawa lepas.

Siapa sih yang mau ikut prom sementara nantinya akan masih diadakan acara perpisahan?

Setelah tawa kalian reda, kamu memandangi langit malam bertabur bintang tanpa tahu bahwa Kris tengah menatapmu.

Lisa melempar heels-nya ke sembarang arah dan berbaring di sebelah Hayi. Jaewon dan Jennie saling menautkan tangan dengan sesekali tertawa kecil. Hyunjin mengaktifkan ponselnya, mengabari cewek-cewek di kontaknya seperti biasa.

Lucas mengambil ponselnya dan berseru lantang tanpa malu pada kedua teman mabar setianya. "LIX, NO, HAYUK ATUH MABAR!"

Felix menyambut ajakan Lucas dengan semangat dan mengeluarkan ponsel dari sakunya yang sedari tadi ingin diaktifkannya. "YA KALI GAK SKUY!"

Sementara Dino sudah bersandar di pohon dengan santainya menunggu kedua temannya masuk dalam permainan.

"Eh kita bolos prom gak papa, nih?" tanya Jisoo memastikan. Pasalnya, dia ingin pergi ke sebuah toko yang letaknya lumayan jauh dari tempat mereka sekarang—bersama pacarnya, Bobby.

"Bodo amat, sudah terlanjur gini. Daripada di sana berdiri pakai heels! Mana musik yang diputar gak jelas lagi!" keluhmu kesal akan prom nite kali ini yang tak berkesan sama sekali. Kamu tak tahu kalau tadi Kris yang tengah menatapmu, tersentak dan segera mengalihkan pandangan.

Dengan perginya Jisoo dan Bobby beserta teman-temanmu yang kini sibuk sendiri, kamu memilih kembali menatap langit menikmati keindahannya.

Sebenarnya kamu sendiri menolak untuk mengikuti prom semenjak undangan dibagikan. Tetapi kata Pak Minho, prom nite akan diadakan di salah satu cabang hotel kepunyaan keluarganya Lucas dengan keluarga Jihyo ikut mensponsori acara tak jelas ini.

Keluarga Jihyo merupakan pemilik restoran terkenal yang sudah bercabang di mana-mana. Sebab itulah kamu setuju saja sewaktu diberi tahu oleh Pak Minho.

Kamu awalnya sama sekali tak menyangka jikalau Lucas yang tiap hari cekikikan tidak jelas bersama Chanyeol dan sering nyepik cewek lewat ternyata lebih tajir dari Jihyo.

Murid di sekolahmu itu memang kebanyakan merupakan orang berada, karena itu pula mereka dijadikan sasaran empuk para pemalak, seperti Woojin dan Jihoon yang paling sering memalaki Lucas.

Tetapi selain karena makanannya, ada satu alasan lagi yang membuatmu mempertimbangkan untuk hadir atau tidak di prom.

Kris Wu.

Laki-laki yang memiliki sifat dingin itu merupakan gebetanmu semenjak kelas X. Ya, selama itu kamu memendam perasaan terhadapnya. Teman sekelasmu saat ini selain dirinya sendiri sudah mengetahui itu dan selalu menggodamu di setiap kesempatan.

Namun sayang, nampaknya doi masih belum peka hingga saat ini.

Mungkin kalian akan bertemu lagi selepas ini, sebab kalian pergi ke kampus yang sama sehingga kamu tidak perlu khawatir. Tetapi tetap saja kamu ingin melihatnya dalam balutan jas—walau berujung sakit hati melihat siswi kelas lain mendekatinya.

"Neng," panggil Hyunjin menepuk-nepuk pundakmu. Dia berjongkok di sebelahmu dan berbisik dengan suara kecil. "Gimana elo sama Kris?"

Kamu yang dibisiki seperti itu menghela napas lelah lalu berpangku tangan menatap Kris. "Gak ada kemajuan. Gimana mau nembak, kalau degem hampir setiap saat ngerubungin dia?"

"Kasihan," ujar Hyunjin pelan entah bermaksud mengejek atau memang mengasihani. Kamu mendorongnya kuat-kuat dan menendangnya berkali-kali untuk membuatnya segera pergi.

"Cewek lagi galau bukannya dikasih saran atau bantuan gitu, malah dikatain," rutukmu kesal.

Pemandangan langit malam bertabur bintang akan semakin indah jika saja di sebelahmu ada Kris, dan jemari kalian saling bertautan dengan dirimu bersandar di bahunya.

Tetapi itu semua hanyalah halu.

Kamu kembali mendapat tepukan pada pundak dan dengan segera menoleh, mempersiapkan umpatan jika sang pelaku adalah Hyunjin. Namun segala umpatan yang sudah dipersiapkan buyar mendapati Kris tersenyum kecil padamu. Kamu membeku begitu dia duduk di sebelahmu sehingga tangan kalian hampir bersentuhan.

Mimpi apa gua semalam?

Kris yang menyebabkan jantungmu kini berdebar keras malah dengan santainya menatap langit tanpa mempedulikanmu. Seakan baru sadar akan keberadaanmu, dia menolehkan kepala membuatmu segera mengalihkan pandangan. "Jauh banget, deketan sini."

Tapi mas, nanti apa kabar jantung saya?

Walau nyatanya berkata seperti itu dalam hati, kamu tetap mematuhi perkataannya hanya saja enggan untuk berkata ataupun berbuat sesuatu sekarang.

"Kamu kedinginan?"

Aduh aku-kamu lagi, saya mana kuat mas.

"Enggak kok," jawabmu dengan suara pelan dikarenakan sibuk menenangkan diri.

Kris itu ya, sikapnya berubah-ubah. Contohnya sekarang ini, dia tiba-tiba duduk di sebelahmu dan memakai aku-kamu. Coba saja dia tahu kalau kamu hampir jantungan tadi, sekarang saja kamu khawatir dia akan mendengar debaran jantungmu.

"Hatchi!"

Aduh memalukan.

Setelah sekian lama terjadi keheningan diantara kalian, kamu malah merusak momen tersebut dengan bersin, semoga saja dia tidak ilfeel padamu. Tetapi kamu tidak sepenuhnya salah, sebab angin malam ini berembus dengan kencangnya membuatmu yang mengenakan gaun tanpa lengan menggigil kedinginan.

Ini salah Siyeon karena menyarankanmu mengenakan gaun ini.

Umpatanmu yang ditujukan pada Siyeon seketika terhenti ketika suara tawa kecil menyapu pendengaranmu.

Tunggu ... Kris tertawa?

"Kalau dingin bilang saja, daripada nanti kamu sakit." Kris melepas jas miliknya lalu menyampirkannya di pundakmu, membuatmu refleks memegangi jas untuk memberi kehangatan pada tubuh. Dia menatapmu, sejenak kamu merasa kalau ada bintang di matanya.

Kris mengusap-usap kepalamu lalu tersenyum kecil sembari mengatakan sesuatu yang membuat wajahmu memerah.

"Kalau kamu sakit dan gak bisa hadir di acara perpisahan, kita gak jadi pacaran dong?"

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

First Collaboration: AlphabetWhere stories live. Discover now