08. Tanda Tanya

70 31 9
                                    

'itukan tasnya Lisa' batin Cakka.
Cakka melirik ke sana kemari mengharapkan di sekeliling sepi, ada rasa penasaran Cakka ingin membuka tas cantik itu, ia mendekati tas tersebut lalu membukanya, tidak ada apa-apa di sana, hanya ada buku biologi, fisika dan kimia. Ada satu buku berukuran sedang berwarna peach, kesannya cantik dan menarik. Cakka mengambil buku tersebut, selembar kertas jatuh mengenai kaki Cakka. Ia lihat kertas itu, tunggu! Itu bukan kertas tapi selembar poto. Seorang laki-laki berwajah manis merangkul perempuan, mereka tampak bahagia.

' ada hubungan apa Lisa sama dia ' batin Cakka.

Cakka mendengar suara kaki menuruni anak tangga, segera ia memasukkan buku ke dalam tas Lisa, suara itu berasal dari Oma dan Lisa. Lisa tidak lagi mengenakan pakaian sekolahnya, ia memakai jaket milik Nathan dan celana jeans pendek miliki Nathalia sewaktu muda. Jaket yang ia kenakan cukup besar sehingga celana pendek yang ia pakai tertutupi oleh jaket. Tampak seperti artis Korea, kulitnya yang putih bersih sangat mendukung dengan pakaiannya, di tambah lagi rambut yang di ikat sembarangan, tampak dewasa dan cantik. Oma tidak mengetahui asal usul kejadian yang menimpa Lisa. Lisa sengaja menyembunyikan kejadian itu, karena menurutnya hanyalah masalah pribadi ia dan Cakka. Da Nathan ia pergi menemui Nathalia.

"Cak, kamu anter Lisa pulang ya!" Pinta Oma.

Cakka menoleh, Lisa menunduk.

"Iya Oma." Jawab Cakka. Ia merasa bersalah, tidak seharusnya ia bersikap seperti itu kepada perempuan.

"Ini." Cakka menyodorkan tas milik Lisa, dengan ragu Lisa mengambil tas itu, " ayok!" Ajak Cakka yang di ikuti Lisa.

Dari kejadian itu Lisa hanya diam, tidak bicara sedikit pun. Gadis seperiang Lisa kini tidak lagi seperiang dulu. Mungkin ini hari terburuk baginya. Di sepanjang perjalanan Lisa hanya diam, pandangannya lurus, mukanya pucat. Mobil berhenti di perkarangan rumah Lisa.

"Lisa." Panggil Cakka saat Lisa membuka gerbang, Lisa melirik. "Ini," Cakka menyodorkan nasi uduk yang ia pesan sewaktu perjalanan mengantar Lisa pulang. "Soal tadi gue minta maaf ya?" Ujar Cakka ketika Lisa mengambil pemberian darinya. Lisa hanya diam, lalu pergi memasuki rumah.

* * *

Hari sudah larut malam, hampir satu jam Nathan menunggu Mama di ruang kerja. Nathalia sibuk, pasien hari ini cukup banyak. Ada pasien operasi mata yang harus ia tangani, beruntung! Pasien itu selamat dan operasinya berjalan dengan lancar.

"Maaf ya sayang, Mam telat." Ujar Nathalia ketika memasuki ruang kerja yang mendapati Nathan tengah duduk memalas.

Nathan menoleh. "Nggak apa-apa, Ma."

"Apa kabar?"

"Baik."

"Apa Oma sudah tau?"

"Belum kayaknya." Nathan menetap mata Nathalia dalam. "Aku yakin, suatu hari mereka akan tau, Ma."

Nathalia memegang kedua lengan Nathan. "Jangan bikin Mama cemas." Mata Nathalia berkaca-kaca, Nathan berada dalam dekapannya. "Apapun yang terjadi, Mama akan cari yang terbaik buat kamu." Nathalia mengelus kepala Nathan.

"Makasih, Ma."

"Ya udah, ayo kita pergi! Pak Darwin udah nunggu."

* * *

Jika kemarin aku mencampakkan mu, mungkin hari ini aku mencarinya.
Cakka Prasetya Nugraha, hari ini tidak bersemangat untuk kesekian. Sudah tiga hari ia tidak melihat keberadaan Elisa Anggraeni Widjaja. Menurut informasi yang ia dapat di kelas XII-A IPA, Lisa sakit, ia demam tinggi. Apa itu mungkin dikarenakan Cakka? Ada rasa penyesalan dalam dirinya.

ElkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang