Chapter 12

3.5K 375 25
                                    

Happy reading

.

.

.

Off membuka pintu kamar dimana Mook dirawat dengan tidak sabaran. Sendi sendinya terasa melemas ketika melihat Mook terbaring lemah diatas ranjang dengan luka luka yang menghiasi tubuhnya

Kakinya melangkah perlahan kesamping Mook. Diusap lembut pipi Mook yang juga terdapat luka disana

Ia merasa bersalah

Harusnya, sepulang kuliah tadi ia menjemput Mook

Harusnya, ia tak pergi sepulang kuliah tadi

Harusnya-

"peng" Tay membuyarkan semua lamunan Off

Off menoleh, mendapati Tay dan Gun berdiri diambang pintu dengan nafas tak teratur

"bagaimana keadaannya?" tanya Tay mendekat

"tak terlalu parah, tapi cukup membuatku merasa bersalah" jawab Off dengan kepala menunduk

"orang tua nya?"

"nanti akan kuhubungi"

Drrrttt

Drrrttt

"halo mae"

"....."

"aku sedang menemani Off dirumah sakit mae, sebentar lagi aku pulang"

"...."

"tidak, tidak, tidak. Bukan Off melainkan pacarnya yang masuk rumah sakit mae"

"......"

"iya mae"

Tut tut tut

"peng, kalau aku pulang duluan tak apa kan? Mae sudah menyuruhku pulang" izin Tay pada sahabatnya itu

"tak apa, pulanglah" jawab Off

"umm,, nanti aku mampir kerumahmu untuk memberi tahu mae mu oke" tawar Tay. Sungguh sahabat yang baik bukan

"mmm, terima kasih"

"lalu kau Gun?" tanya Tay

"tak apa phi, Gun akan menemani phi Off disini" jujur Gun khawatir pada Off

"baiklah, nanti malam aku kesini lagi" ujar Tay sambil mengusak rambut Gun

"hati hati phi"

Pintu tertutup, menandakan Tay sudah pergi. Menyisakan Off, Gun dan Mook yang masih setia dalam ruangan

"kenapa tak pulang Gun?" tanya Off sambil mengelus tangan Mook yang tidak diinfus

"hanya ingin menemani mu phi" jawab Gun sambil menatap Off dan Mook dari belakang

"mmm terima kasih"

PAINWhere stories live. Discover now