Chapter 17

3.5K 352 25
                                    

Happy reading

.

.

.

Fajar menyingsing. Matahari mulai menampakkan dirinya malu malu. Tiga sejoli itu sudah bersiap karena rencana mereka adalah berburu sunrise

Seperti biasa, Tay dan Gun memulai kegiatan mereka dengan semangat membara. Berbeda dengan Off yang tampak lebih pendiam

Mereka menapaki bukit bukit kecil disekitar mereka untuk mendapatkan hasil terbaik. Itu melelahkan, tapi mereka mendapat hasil yang setimpal. Mereka baru turun dari bukit setelah perut mereka berbunyi minta diisi

Gun masih memegang jabatan sebagai koki, dan ia memilih untuk memasak mie instan pagi ini. Dibantu Tay yang mulai memotongi sosis sedangkan Off hanya memainkan handphonenya. Tak peduli dengan sekitar

Hingga tak lama kemudian Tay menghampiri Off dan duduk disebelahnya akibat usiran dari Gun. Bagaimana tidak, bukannya memasukan sosis itu kedalam wajan. Tay malah memakannya diam diam

Tay mengeluarkan handphonenya, dan mulai memainkan game. Off meliriknya sekilas. Sebenarnya ia tak melakukan apa apa pada handphonenya, hanya membuka buka galeri dan mendengar beberapa musik karena memang tidak ada jaringan di daerah mereka

Kejadian tadi malam berputar dalam kepala Off. Mulutnya gatal ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka

"Tay" panggil Off. Yang dipanggil menoleh

"Umm, apa tidurmu nyenyak semalam?" mulai Off basa basi

"Aku?" Tay menunjuk dirinya sendiri dan diangguki oleh Off

"Sangaaat nyenyak" ujar Tay dengan senyum lebar. Ia menolehkan kepalanya pada seseorang yang sedang berkutat pada masakannya

"Oh ya, kenapa kau bertanya seperti itu" giliran Tay yang bertanya

Perlahan, ekspresi Off berubah. Seperti sedang patah hati atau sedang terluka-entahlah Tay tak tau pasti. Off menundukan kepalanya. Menatap handphone di genggamannya

"Sebenarnya apa yang-"

"Phi Tay, phi Off, mienya sudah matang. Cepat kesini atau ku habiskan mie ini sendirian" teriakan Gun memotong ucapan Off

"Ee,, ee,, aku datang Gun" ujar Tay setengah berteriak. Lantas ia bangkit dan meninggalkan Off sendiri tanpa repot repot bertanya apa yang ingin disampaikan oleh Off barusan

Off menatap kepergian sahabatnya dan mendengus kasar. Lalu berdiri dan mengikuti jejak sahabatnya itu

___

Setelah sarapan pagi, Off pergi menuju sungai dekat camping mereka karena perutnya bermasalah

Namun sekembalinya ia dari sungai malah hatinya yang kini bermasalah setelah mendengar percakapan Tay dan Gun

"Yak, phi Tay berhenti! Ahahahhh ber...hen..tii... Jangan phii!" ronta Gun. Ia berusaha melepaskan diri dari kelitikan Tay pada perutnya

Tay menghentikan kelitikannya,ia terdiam sampai akhirnya berusaha untuk mencium Gun yang masih terengah

Namun ketika bibir Tay hampir mengenai bibir Gun, Gun membungkam bibir Tay dengan tangannya

"Yak, berhenti. Nanti phi Off melihat kita. Aku tak mau ia salah paham"

Tay menarik tangan Gun yang menutupi mulutnya lantas berkata

"Biarkan saja singa tua itu melihat, toh ia sering mencium Mook didepan kita. Kalau ia bertanya tinggal jawab saja kalau kita memang pacaran. Ia tak kan peduli" ujar Tay. Pandangannya fokus pada bibir pria dihadapannya

Kalimat itu sukses membuat Off terdiam kaku dibalik tenda mereka. Ia bisa merasakan ada ribuan panah menghujam dadanya ketika melihat dua bibir itu bertemu dengan manis

Off berbalik. Otaknya menyuruh kakinya berjalan sejauh mungkin dari situasi yang menjebak hatinya

___

Off kembali saat waktu menunjukkan jam makan siang. Dan karena perbuatannya, ia dihadiahi sejuta kekhawatiran dari sahabatnya

"Ya Tuhan peng!!! Kau darimana saja?! Kukira kau tersesat dan dimakan hewan buas! Aku baru saja akan mencari mu" ujar Tay berapi api. Sementara pria kecil disebelahnya menatap Off khawatir

'kalian terlalu sibuk dengan dunia kalian sampai lupa mencariku eoh'

Off mendengus kasar. Ia mengalihkan tatapannya

"Tak apa, aku sudah disini kan. Berhenti cerewet, kau bukan ibuku" ujar Off sambil berlalu. Mengabaikan tatapan bingung dari dua temannya

"Peng" panggil Tay. Tapi Off tetap melangkah acuh

"Shit! kau ini kenapa peng?" tanya Tay. Ia menaikan suaranya. Membuat yang ditanya berhenti melangkah dan membalikan tubuhnya

"Kenapa apa?"

"Ada yang salah denganmu"

"Ck, apa yang sedang kau bicarakan sebenarnya"

"Kau menjadi pendiam dari tadi pagi lalu kau menghilang dan kembali dengan wajah sialanmu itu. Katakan. Apa yang sebenarnya terjadi"

"Tidak ada"

"Bohong"

Off mengedikan bahunya acuh

"Bicara yang benar Off, aku tidak dalam mood yang bagus untuk bercanda"

"Ck, aku tak tau apa yang sedang kau bicarakan. Aku ingin pulang"

"Apa kau gila?! Kita bahkan belum dua hari ada disini dan kau sudah minta pulang?!"

Gun menahan lengan Tay yang hendak maju meninju wajah Off. Ia tersenyum kearah Tay dan menggelengkan kepalanya sebagai isyarat. kemudian ia sedikit berlari menuju Off untuk membicarakan masalah ini baik baik

"Phi sebaiknya kita- ouchh" rintih Gun saat bokongnya mendarat ditanah akibat hentakan yang dilakukan Off. Ia hendak mengambil lengan Off supaya ia berhenti dan membicarakan masalah mereka tapi malah ditepis kuat oleh Off hingga ia berakhir terjatuh

"Nong!!" pekik Tay saat melihat Gun terjatuh. Dengan sigap ia menghampiri Gun dan membantunya berdiri. Sementara Off hanya diam melihat

"Apa apaan kau hah?!!" ujar Tay kalap. Ia maju dan menarik kerah baju Off

"Apa?!!" tantang Off. Ia memandang sengit pria didepannya

"Sialan!! Apa yang salah dengan mu hah!! Kau menyakiti Gun!" Tay meninggikan suaranya. Ia benar benar emosi saat ini

"Kau bertanya apa yang salah dengan ku??! Harusnya aku yang bertanya padamu. Apa yang salah dengan kalian saat jelas jelas aku melihat kalian berciuman!! Apa kalian tidak waras?! Kalian sama sama lelaki. Bagaimana bisa kalian melakukan itu?!" ujar Off tak kalah keras. Kata katanya berhasil membuat Tay dan Gun sedikit terkejut

"Ohh,, jadi kau melihatnya huh?" Tay tersenyum miring. Ia melepaskan cengkeramannya

"kami melakukannya karena kami adalah pasangan. Kenapa? Apa pasangan tidak boleh berciuman? Aku saja sering melihatmu mencium Mook. Lalu apa yang salah saat aku mencium Gun?" senyum mengejek kini hadir diwajah Tay

"Kalian menjijikan" ujar Off datar. Dengan itu Tay benar benar melancarkan tinjunya pada wajah Off. Membuat Off meringis pelan saat anyir mulai terasa dimulutnya

"Apa yang baru kau katakan sialan!" dengan beringas Tay menarik kerah Off  dan hampir memberikan tinjuan tinjuan lainnya
Kalau Gun tidak lebih cepat memisahkan mereka

Off mundur perlahan. Jarinya mengusap darah yang keluar disudut bibirnya lalu beralih menatap Tay dan Gun datar. Ia mendengus kasar sebelum akhirnya bergegas masuk dalam tendanya dan keluar dengan ransel dibahunya

Tak ada percakapan bahkan sampai Off meninggalkan mereka dengan raut marahnya

___

Yatuhan yatuhann,,,, apa iniiiiii

Kenapa khai menjadi bangsat sekalii

inginku membuatnya menderita di chapter depan😑😑😑

040520

PAINWhere stories live. Discover now