⏺Ditemani Kertas Dan Pena⏺

97 18 29
                                    

HAPPY READING | JANGAN LUPA VOTE

CHAPTER 2|Ditemani Kertas dan Tinta|

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CHAPTER 2
|Ditemani Kertas dan Tinta|

Gue suka gaya lo bicara.
Bukanya itu gaya bicara untuk
Sepasang kekasih?

--Agas Naga Aldito

=====

Sorry For Typo gais!
Komenin aja kalau ada hehe😘
Dan part ini sangat panjang :)

"APA?!" pekik Silvia dan Nessa berbarengan.

Mereka berdua menelan ludah mendengar semua yang keluar dari bibir mungil Tya.
Ini sangat mengesankan! Jika di sekolah ini semua perempuan ingin mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan Ketua Zagoda dengan berbagai cara, namun disini Tya sangatlah beruntung.

"Aduh gimana nih? Kalian tau kan aku orangnya gak punya nyali besar? Aku orangnya pemalu? Aku aja jarang berinteraksi sama anak-anak disekolah. Masa aku harus jadi guru privat dia sih?" ricuh Tya penuh gelisah. Ini pertama kalinya sebuah permintaan yang sangat susah untuk dilakukan oleh Tya. Ia tidak akan bisa menjadi guru privat Agas, apalagi disini posisinya Tya sama sekali tidak mengenal Agas.

Disaat adanya kata guru privat, bukanya itu akan dilakukan oleh orang yang bersangkutan saja? Guru dan murid? Artinya Tya dan Agas akan belajar berdua tanpa orang lain lagi.
Sungguh ini terlalu susah untuk dilakukan.

"Tya, ini kesempatan emas buat lo! Bayangin deh, semua anak perempuan disini pengen banget ada di posisi lo." ucap Nessa menepuk pundak Tya yang sedang berpikir.

"Iya Ty! Ke-sem-pa-tan E-m-a-s!" sahut Silvia benar-benar menekankan kata 'Kesempatan emas'. "Gue aja pengen bisa deket sama Agas! Lo kok malah jadi panas dingin gini sih?"

Benar saja. Tya sedang berkeringat di dalam kelas yang ber-Ac ini. Padahal Suhu di kelas tidak memungkinkan untuk para murid-murid dikelasnya kepanasan bahkan Silvia dan Nessa sama sekali tidak merasakan hawa panas dikelasnya. Tapi kenapa hanya Tya yang berkeringat?

"Lo gak lagi sakit kan Ty?" tanya Nessa dengan alis bertautan. Tya segera menggeleng. "Kalo lo sakit, mending kita anter ke uks deh. Mumpung kita free class" ajak Nessa.

Tya hanya diam. Pikiranya masih tertinggal di dalam ruang kepala sekolah, keringat di keningnya yang tadinya hanya sebuah titikan belum sampai menetes, namun sekarang bulir-bulir keringat sudah mulai terlihat.

"Gak Ness. Aku gak lagi sakit." ucap Tya dengan pandangan lurus ke papan tulis.

"Aku gak tau, tapi... Apa aku suka sama dia ya?" lanjut Tya dengan sebuah pertanyaan yang masih menatap lurus ke papan tulis. Sedangkan Silvia dan Nessa? Jelas menampakan tatapan yang sangat sulit untuk di artikan.

AGASTYA Where stories live. Discover now